Pelakor

2.2K 241 32
                                    


"Hanya itu yang Kamu beli Sayang? Tas, make up, perhiasaan. Kamu tidak ingin membelinya?" tanya Alfarez.

Salmita menggeleng, "Aku cuman pengen beli sepatu ini Sayang."

"Yaudah aku gak mau maksa kamu, kamu mau kemana lagi setelah ini?" tanya Alfarez.

"Pulang aja deh, aku capek mau istirahat. Besok juga ada kelas pagi jadi aku takut terlambat pergi ke kampus," ujar Salmita sambil menggandeng tangan Alfarez.

"Oke. Kita pulang tapi pulang ke rumah kita."

"Al, kita belum sah. Bisa sabar sebentar?" tolak Salmita dengan suara sehalus mungkin.

"Sayang, ayolah. Aku gak akan macam-macam kok, aku gak bisa jauh dari kamu. Memeluk kamu di malam hari di atas ranjang itu benar-benar bisa membuatku tenang," ucap Alfarez yang terlihat kesal karena penolakan Salmita.

"Sekali gak ya gak!"

"Kenapa kemarin boleh sekarang gak boleh?"

"Semalam aku khilaf sekarang aku sudah waras!" jawab Salmita.

"Ck! Pokoknya kamu ikut aku pulang ke rumah kita. Kalau kamu gak mau aku yang ikut pulang ke Apartemenmu!" ancam Alfarez.

"Orang kok sukanya ngancam!"

"Biarin. Asal tidur ada yang nemenin."

"Yaudah ayo pulang!"

"Kemana?"

"Terserah asal Bapak Alfarez berjanji tidak menerkam saya karena kita belum sah!"

"Ck! Minimal ciuman sayang."

"Gak!"

"Pelukan?"

"Gak!"

"Mmm, mandi bareng kalau gitu?" ucap Alfarez dengan entengnya sambil menaik turunkan alisnya.

"Sinting!" umpat Salmita yang kemudian memilih berjalan terlebih dahulu meninggalkan Alfarez yang terkekeh karena berhasil menggoda perempuan itu.

"Sayang tunggu!" teriak Alfarez lalu mengejar Salmita yang sudah berjalan cukup jauh menuju pintu keluar Mall yang sejak dua jam lalu sudah mereka jelajahi.

***

"Tadi Ciara mengirim pesan untukku," ucap Salmita saat sudah berada di dalam mobil bersama Alfarez.

Alfarez di buat terkejut dengan pengakuan Salmita baru saja, "Bagaiman bisa dia mendapatkan nomormu?" tanya Alfarez yang hanya di balas gelengan oleh Salmita. 

"Dia gak ngomong macem-macem kan ke kamu?" tanya Alfarez khawatir.

"Gak. Dia cuman bilang selamat atas pernikahan kita," jawab Salmita. 

"Serius?"

"Serius."

"Oke," balas Alfarez sedikit ragu.

Nyatanya memang Salmita berbohong, perempuan itu mengancamnya untuk membatalkan pernikahanya dengan Alfarez. Namun Salmita punya cara sendiri untuk menghadapi seorang Ciara. Salmita tau Ciara bukan perempuan sembarangan. Dia licik jadi untuk menghadapi seseorang yang licik, Salmita juga harus lebih licik. Ia bukan seorang perempuan yang lemah. Apapun akan ia lakukan demi mendapatkan hasil yang ia inginkan sejak lama.

"Apa kamu masih mencintai Ciara, Al?" tanya Salmita tiba-tiba.

"Ciara hanya masa laluku Salmita. Dia sudah tidak berarti untukku."

"Tapi kalau Ciara memohon di depanmu untuk membatalkan pernikahan kita, apa kamu mau?"

"Aku sedang tidak ingin membicarakan hal yang tidak penting sekarang Salmita. Jadi tolong jangan bawa-bawa orang lain saat kita sedang berdua!" ujar Alfarez kesal.

Salmita meraih tangan kiri Alfarez lalu mengusapnya lembut, "Maaf," ucap Salmita kemudian mengecup beberapa kali punggung tangan Alfarez.

Alfarez mengangguk lalu sebelah tanganya terangkat mengusap lembut kepala Salmita. Untung saja sekarang mobil Alfarez sedang berhenti karena lampu merah.

ting!

Ciara
PELAKOR!
Gue bakalan rebut Alvfarez lagi. Inget itu!

Salmita tersenyum remeh saat membaca pesan dari Ciara.

"Silahkan saja menyusun rencana. Gue gak akan pernah nyerahin Alfarez ke lo Ciara!" batin Salmita.

***

Keduanya kini sudah sampai di Apartemen Salmita. Setelah berdebat cukup panjang akhirnya Alfarez mengalah dan setuju untuk kembali ke apartemen Salmita dengan alasan kampusnya lebih dekat dengan apartemen perempuan ini. Ya memang benar sih, jika dari Apartemennya bisa menghabiskan waktu hanya sekitar 10 menit tapi dari rumah Alfarez bisa di tempuh dengan jarak 25 menit bahkan lebih kalau sedang macet parah. Dari pada menghabiskan waktu di jalanan Salmita memilih waktu beberapa menit itu untuk tidur di ranjang.

"Ganti baju dulu Al baru naik ke ranjang!" perintah Salmita kesal.

 Pasalnya kini Alfarez tengah asik merebahkan badanya di atas ranjang tanpa mau beraganti pakaian terlebih dahulu.

"5 menit sayang."

"Ganti baju sekarang atau kamu tidur di luar!" ancam  Salmita.

Dengan gerakan cepat Alfarez bangkit berdiri lalu berjalan menuju kamar mandi untuk berganti pakaian. Tingkah Alfarez membuat Salmita menggelengkan kepala gemas namun juga kesal.

"Dasar bayi gede!" kesalnya.

Fokus Salmita terpecah saat dering ponsel miliknya berbunyi. Ia menatap nama di layar ponsel miliknya lalu mendengus kasar.

"Kenapa lagi ratu ular satu ini, hadeh! Gak tau apa udah malem, waktunya gue sama Alfarez tidur sambil pelukan?" ucap Salmita sambil mengangkat panggilan itu.

"Kenapa?" sapanya santai.

"JAUHIN ALFAREZ GUE PELAKOR!" teriak Ciara di seberang sana.

"Gue calon istrinya bukan pelakor. Mbak salah orang mungkin," ucap Salmita sambil memainkan kuku tangan cantiknya.

"Lo itu cuman pengantin pengganti! Kalau gue gak ngelakuin hal bodoh pasti sekarang gue sama Alfarez udah sah jadi sepasang suami istri!"

"Yah sayang sekali ya mbak, kenapa harus jadi bodoh sih kemarin? Nyeselkan? tapi makasih loh Mbak. Karena Mbak, sekarang Pak Alfarez jadi bucin ke saya bahkan sama sekali gak mau lepas, maunya di manja terus sama saya!" ucap Salmita sengaja memanasi Ciara.

"Lo bohong! Alfarez itu cinta mati sama gue jadi gak mungkin dia secepat itu berpaling dari gue. Apa lagi lo cuman mahasiswi yang sok polos yang sengaja menjebak Alfarez samapai mau nikah sama lo! Lo itu—"

"SAYANG! AKU LUPA BAWA CELANA. BISA TOLONG AMBILKAN?" teriak Alfarez dari dalam kamar mandi.

Salmita tersenyum puas. Ia yakin Ciara bisa mendengar teriakan Alfarez barusan.

"Ah, maaf ya mbak. Calon suami manggil saya tuh! Saya mau ambilin celana dulu buat Mas Alfarez. Biasa Mbak, calon pengantin habis DP dulu hehehe," ucap Salmita kemudian menutup teleponnya sepihak.

"Mampus lo! Dp dp hahaha Dp montor kali ah!" ujar Salmita dengan tawa puasnya. Salmita yakin kini Ciara sedang kebakaran jenggot mendengar teriakan Alfarez barusan.

Menyala Salmita! 🔥

***


Faultiness [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang