Give Up? No Way!

2.9K 264 53
                                    


Salmita kembali mengenakan pakaiannya lalu berjalan ke arah pintu kamar hotelnya. Perempuan itu tidak bisa berhenti tertawa melihat raut wajah masam suaminya. Alfarez yang kesal memilih masuk kedalam kamar mandi untuk meredam hasratnya dengan caranya sendiri.

"Mbak Ina, Kok udah dateng aja? kan masih sejam lagi?" tanya Salmita sambil mempersilahkan Ina masuk.

"Takut gak keburu mbak. Mending di majuin sejam, apa lagi saya juga harus merias Ibu Karina juga," Salmita hanya mengangguk.

"Yaudah, Mbak Ina siapin dulu alatnya. Aku mau ke kamar mandi bentar cuci muka," ucap Salmita kemudian berlalu pergi berjalan masuk ke dalam kamar mandi yang kini masih di isi oleh Alfarez.

"Gak mahal kok, kemarin kamu juga kasih hadiah jam tangan ke aku, aku tau harganya sangat mahal Ciara. Tapi kamu suka kan?" tanya Alfarez.

Salmita mendengus pelan. Suaminya ternyata sedang melakukan panggilan suara dengan kekasih terindahnya. Salmita tidak peduli, Alfarez sudah sah menjadi miliknya dan apapun akan Salmita lakukan untuk merebut hati Alfarez seutuhnya.

"Suka banget! Itu tas yang udah aku incer dari lama Al. Maaf ya aku gak bisa datang di acara pernikahanmu tadi pagi. Aku ada rapat penting hari ini," ucap Ciara dengan nada manjanya.

Salmita menantap wajahnya pada cermin kamar mandi. Perempuan itu benar-benar muak dengan kelakuan perempuan penggoda seperti Ciara.

"Kemarin aja di jebak malah ikut nikmatin dan lanjut jalan sama pria brengsek itu. Terus kenapa pas Alfarez udah sah jadi suami gue, dia malah kaya ulat bulu haus kasih sayang sih? Yang kemarin kurang tajir ya mbak? Jijik gue lama-lama!" kesal Salmita lirih.

Keduanya memang berada di satu kamar mandi. Namun Alfarez masuk ke dalam bilik dan sengaja menutup pintunya.

"Gimana kalau besok kita ketemu?" ajak Ciara.

Memang sinting perempuan tidak tau malu ini. Tapi lebih sinting lagi kalau Alfarez mengiyakan ajakan perempuan itu.

"Hmm.. Besok ya? Aku belum bisa janji Ciara. Tapi akan aku usahakan," balas Alfarez.

Alfarez brengsek!

"Tapi kalau memang kamu sibuk, kita bisa bertemu lain kali Al."

"Ah tidak! Aku tidak sibuk Ciara."

"Hahaha, gak apa-apa. Aku paham, kamu pasti masih lelah setelah acara panjang pernikahanmu. Apa lagi kalian akan melakukan honeymoon bukan setelah ini?" tanya Ciara dengan suara sedikit bergetar.

"Aku tidak memikirkan untuk honeymoon sepertinya."

"Jangan bercanda Alfarez. Kalian baru saja menikah."

"Aku sudah pernah jelaskan ke kamu Ciara. Pernikahan ini terjadi karena dia menggodaku dan saat itu aku sangat kalut karena kamu menghianatiku. Aku hanya ingin bertanggung jawab atas ulahku. Dan setelah ini aku akan menceraikan dia. Jadi tolong, tunggu aku kembali Ciara."

Salmita tersenyum smrik setelah mendengar kejujuran Alfarez. Menurutnya pernikahan itu sekali seumur hidup jadi Salmita tidak akan membiarkan Alfarez menceraikan dirinya. Malah perempuan itu yang akan membuat seorang Alfarez Davindra bertekuk lutut kepadanya.

"Alfarez, Alfarez. Lo itu tampan tapi bodoh! Masa gak bisa bedain mana yang benar-benar darah dan mana yang hanya perwarna buatan. Hahaha! Gue juga gak sebodoh itu buat lepasin ke sucian gue sama lo, Alfarez. Semua itu hanya acting! Tapi, mulai hari ini gue bakalan serahin itu ke lo Alfarez. Karena bodohnya, gue udah terjebak dengan permainan gue sendiri dan gue udah mulai jatuh cinta sama lo," ucapnya lirih.

Faultiness [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang