"Salmita, kamu benar-benar membuatku jatuh cinta. Semakin mengenalmu, aku malah semakin ingin memilikimu," ucap Jordan membual.
"Hahaha aku ini istri sahabatmu. Mana bisa Pak Jordan mencintai saya. Mending Bapak cari perempuan single di luaran sana yang bahkan jauh lebih cantik di banding saya!" ucap Salmita dengan sedikit memaksa senyuman di wajahnya.
"Banyak perempuan cantik, tapi tidak bisa membuatku nyaman seperti saat aku berada di sampingmu, Salmita. Bahkan hari ini aku sangat senang karena bisa satu pesawat denganmu. Lihatlah, hari ini kamu tampak cantik sekali. Bodoh jika Alfarez menyia-nyiakan istrinya demi perempuan ular seperti Ciara," ucap Jordan.
Salmita hanya tersenyum menanggapi.
Sebentar lagi pesawat tujuan ke Turkey akan segera lepas landas. Salmita meraih ponselnya yang sedari tadi berdering, menatap layarnya lalu tersenyum tipis. Perempuan itu mengganti mode pesawat pada ponselnya.
"Berisik Alfarez! Siapa suruh lebih memilih perempuan ular itu di banding aku istri sahmu," gumam Salmita.
Salmita sengaja tidak mengangkat panggilan dari Alfarez. Ia yakin jika suaminya kini sedang kesal kepadanya, bahkan Salmita yakin jika Alfarez sudah tau jika dirinya satu pesawat dengan sahabatnya. Memang Jordan tipikal laki-laki pengadu domba. Well! Terima kasih Jordan. Kamu telah melakukan pekerjaanmu dengat amat baik.
**
Keduanya kini duduk berdampingan di dalam kursi pesawat yang sudah lepas landas sekitar 10 menit yang lalu.
"Pak Jordan sudah sarapan?" tanya Salmita basa-basi."
"Kenapa kamu sangat perhatian sekali denganku, Salmita? Aku semakin berniat ingin merebutmu dari Alfarez sekarang," ucap Jordan sambil menatap lembut wanita di sampingnya.
"Hahaha saya cuman ingin sedikit basa-basi aja dengan anda Pak," jawab Salmita tersenyum tipis.
"Kalau begitu, kita nikmati saja berjalanan ini. Saya ingin sedikit mengistirahatkan tubuh saya yang sedikit pegal karena ulah suami saya," lanjut Salmita lalu mulai memejamkan matanya setelah benar-benar mendapatkan posisi ternyamannya.
"Maksud kamu?" tanya Jordan sedikit terkejut.
"Bapak ini polos atau pura-pura polos sih? Saya dengan Pak Alfarez itu suami istri dan kita ini sepasang pengantin baru. Bapak pahamlah arahnya kemana?" jelas Salmita yang masih tetap memejamkan mata.
"O-oh, oke."
Setelahnya Jordan memilih memandangi wajah Salmita yang kini tengah tertidur pulas. Seulas senyuman terbit dari wajah tampan Jordan. Sungguh, jika di bandingkan dengan Ciara, Salmita jauh lebih pantas di sebut wanita karir yang terpandang dan terhormat. Padahal Salmita masih muda dan berstatus mahasiswa.
**
"Argh! Sialan, pesawatnya sudah berangkat 10 menit yang lalu," umpat Alfarez sambil mengacak rambutnya kesal.
Padahal Alfarez sudah mencoba menghubungi Salmita agar dirinya membatalkan keberangkatannya dan memintanya untuk menunggu dirinya. Namun panggilannya sama sekali tidak di hiraukan oleh istri nakalnya itu.
"Apa kamu sengaja membuatku marah, Salmita? Apa setelah berhasil mendapatkanku, kamu juga ingin mendapatkan hati Jordan, sahabatku?"
Rahang Alfarez mengeras bahkan tanganya kini sudah mengepal kuat. Alfarez tidak terima, dia akan menyuruh Salmita menjauhi Jordan bagaimanapun caranya.
Di dalam pesawat, Jordan selalu saja mencari celah untuk mendapatkan perhatian Salmita. Bahkan lelaki itu cukup berani mencari kesempatan menyentuh tangan Salmita. Namun dengan cepat Salmita menarik tangannya lalu berpura-pura mencari kesibukan agar Jordan tidak mendapatkan apa yang dia inginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Faultiness [Completed]
RomanceDISCLAIMER ‼️⚠️ : Cerita ini hanya fiktif belaka, apabila terdapat kesamaan nama, tokoh, karakter dan tempat dalam cerita ini, hanya merupakan kebetulan semata tanpa ada unsur kesengajaan. 🙏 Kisah tentang Salmita Isvara, Gadis yang berjuang untuk h...