Setelah selesai mengobrol via telepon dengan Ciara, Alfarez memilih keluar dari kamar mandi. Alfarez menghela napasnya sebentar sebelum mengubah ekspresi wajahnya menjadi senatural mungkin agar Salmita tidak curiga.
"Sayang! Sarapan dulu." Panggil Salmita saat melihat suaminya baru saja keluar dari kamar mandi.
Alfarez tersenyum lalu berjalan menghampiri Salmita yang kini tengah duduk di pinggir kolam renang sembari menikmati sarapannya.
"Hm, gini ya kalau pagi-pagi dapet pelukan hangat dari suami?" tanya Salmita yang baru saja di peluk oleh Alfarez. Bahkan lelaki itu tidak lupa mendaratkan kecupan pada bibir Salmita.
"Morning kiss!" ujarnya lalu duduk di sebelah Salmita.
"Sayang, kamu bilang mau ketemu sama klien, kan, sebelum kita jalan-jalan? Mau aku temenin atau kamu mau berangkat sendiri dulu?" tawar Salmita.
"Aku mau kamu temenin aku," jawab Alfarez.
"Kamu gak risih bawa aku ke sana? Kamu lagi kerja loh sayang. Pasti nanti kamu sibuk buat ngomongin masalah bisnis kamu yang sama sekali gak aku ngerti. Takutnya mereka juga gak nyaman nantinya."
"Kamu istri aku, Salmita. Kalau aku tinggal kamu di hotel sendirian nanti kamu bosen, apa lagi Jordan masih di sini. Aku gak mau, dia tiba-tiba datang ke sini menemui kamu!"
Salmita tertawa melihat ekspresi wajah cemburu seorang Alfarez.
"Kamu cemburu? Kamu gak mau liat aku di dekati sama cowok lain kan? Kamu takut ada yang ganggu aku kan? Padahal aku lebih suka di ganggu sama kamu!" ucap Salmita panjang lebar lalu dengan nakal perempuan itu melumat bibir suaminya cepat.
"Sayang! Jangan berulah. Aku ada meeting pagi ini ya." Kesal Alfarez.
"Hahahah, Sayang?" tanya Salmita setelah meredam tawanya.
"Hm?"
"Kamu suka gak kalau liat aku hamil?" tanya Salmita tiba-tiba.
Raut wajah Alfarez seketika berubah menjadi tegang. Bahkan lidahnya tiba-tiba menjadi kelu, susah untuk menjawab pertanyaan Salmita.
"Sayang?" panggil Salmita sambil mengusap punggung tangan Alfarez.
"Aku..aku belum siap memiliki anak Salmita. Aku sangat sibuk, aku takut tidak bisa menjagamu 24 jam. Tapi sungguh, tubuhmu candu untukku. Jadi bagaimana solusinya?"
"SIALAN LO ALFAREZ!" batin Salmita kesal.
"Ya gak usah buat anak kalau gitu." Jawab Salmita santai.
Ya, dari pada nanti anakku malah jadi korbannya, mending gak usah sekalian aja. Toh, aku juga gak mau beresiko.
"Gimana kalau kamu.. em," ucap Alfarez ragu.
"Kalau aku apa?"
"KB?"
"Si Anjing!" umpat Salmita dalam hati.
"Oke!" jawabnya singkat.
Alfarez menghela napasnya. Mungkin ini jalan yang terbaik untuk sementara, menurutnya. Alfarez tidak tau seberapa lama hubungannya dengan Salmita akan berjalan. Hari ini dia bisa merasa selalu ingin dekat dengan Salmita. Tapi besok? mungkin Alfarez sudah mulai bosan.
"Kamu gak lagi mikir yang aneh-aneh kan kalau aku minta kamu menunda dulu?" tanya Alfarez yang bingung melihat ekspresi wajah Salmita yang sangat terlihat tenang dan biasa saja.
"Ngapain mikir aneh-aneh sih sayang? Aku malah bersyukur." Jawab Salmita yang membuat Alfarez terkejut.
"Bersyukur?"
"Iya, bersyukur. Nanti kalau kita cerai terus aku punya anak dari kamu apa gak malah repot? Ya mending gini gak sih? Chill free."
"Maksud kamu apa?" tanya Alfarez dengan wajah kesal.
Alfarez benar-benar di buat tidak percaya dengan ucapan Salmita baru saja. Kenapa perempuan itu sangat senang sekali tidak hamil anaknya?
"Ya, kan, kamu pernah ngomong kalau kita akan bercerai setelah ini dan kamu akan kembali bersama Ciara. Makanya aku setuju sama keputusan kamu, menikah tanpa punya keturunan. Eh, tapi aku mau tanya lagi deh sama kamu, kamu maunya gimana? Kalau kamu mau aku hamil ya gak usah KB. Tapi ya, balik lagi ke hubungan kita ini sayang, aku sadar kok kalau kamu gak cinta sama aku. Makanya aku pikir menunda atau bahkan sama sekali tidak memiliki keturunan dari kamu adalah hal yang benar."
Deg!
"Kamu anggap apa pernikahan kita Salmita?" tanya Alfarez dengan tatapan marah.
"Ya, pernikahan yang sah secara agama dan hukum. Kamu suami aku, tapi mungkin kamu gak pernah anggep aku istri kamu. Aku tau sayang, aku gak pernah mempermasalahkan ini semua. Jadi please, jangan salah paham ya?" ucap Salmita.
Salmita sangat malas untuk berdebat dengan lelaki di sampingnya ini. Lebih baik dia menghindar jika Alfarez sedang marah dengannya. Buang-buang tenaga!
Alfarez menatap wajah Salmita yang kini juga tengah menatapnya dengan senyuman manis. Bahkan Salmita beberapa kali membelai wajah Alfarez dengan penuh cinta.
"Mungkin memilik anak dengan Salmita bukan sesuatu kesalahan. Kita menikah secara sah dan kalau pun dia hamil, aku masih bisa membiyayai seluruh kebutuhan anakku," batin Alfarez.
Ck, sepertinya Salmita sama sekali tidak terbebani dengan keinginan Alfarez kali ini. Dan sialnya malah membuat Alfarez geram sendiri.
Alfarez mengambil tangan Salmita yang sedari tadi bertengger di wajahnya, meraihnya dengan lembut lalu mengecupnya.
"Jangan di tunda, Salmita. Aku ingin mempunyai anak dari rahimmu." Salmita di buat terkejut dengan ucapan Alfarez yang 180 derajat berbeda.
"Aaaa sayanggggg!! Terima kasih. Aku bener-bener cinta sama kamu sayang. Maaf ya bikin kamu kesel sama aku," ucap Salmita dengan wajah sedih yang ia buat-buat tentunya.
Alfarez mengusap kepala Salmita lembut. "Sayang, bagaimana caranya biar kamu bisa jatuh cinta sama aku?" tanya Salmita tiba-tiba.
"Mudah!"
"Apa?"
"Buatlah aku nyaman setiap hari dan aku akan mudah jatuh cinta denganmu, Salmita."
Salmita tersenyum senang lalu mengangguk mantab.
"Pasti! Pasti kamu akan selalu nyaman bersamaku, suamiku!" ujar Salmita dengan mata berbinar.
"Oke, we start from here!" bisik Alfarez sambil tersenyum nakal.
"Aaaakk ALFAREZ!!" pekik Salmita yang terkejut karena kini ia sudah berada di gendongan suaminya.
Dengan di temani suasana dingin di pagi hari khas negara Turkey. Keduanya memilih menghabiskan waktunya di atas ranjang sebelum di sibukan dengan pekerjaan Alfarez dan Salmita yang akan pergi berbelanja menguras isi rekening suaminya.
Good job Salmita!
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Faultiness [Completed]
RomansaDISCLAIMER ‼️⚠️ : Cerita ini hanya fiktif belaka, apabila terdapat kesamaan nama, tokoh, karakter dan tempat dalam cerita ini, hanya merupakan kebetulan semata tanpa ada unsur kesengajaan. 🙏 Kisah tentang Salmita Isvara, Gadis yang berjuang untuk h...