"Terima kasih, Pak!" ucap Salmita yang hendak turun dari mobil Alfarez."Tunggu! Besok giliran kamu yang saya ajak datang kerumah saya. Jadwal kuliahmu selesai jam berapa?" tanya Alfarez.
"Sekitar jam 3 sore Pak."
"Kalau begitu saya tunggu kamu di halte depan kampus ya?"
Salmita hanya mengangguk mengiyakan. Gadis itu kembali hendak membuka pintu, namun dengan cepat Alfarez menarik tangan Salmita lalu mendekatkan tubuhnya ke arah perempuan itu. Dengan cepat Alfarez menarik dagu Salira dan mencium bibirnya sedikit lama dengan gerakan lembut.
Tubuh Salmita menegang, dirinya terkejut karena tiba-tiba bibirnya mendapat serangan dari Alfarez membuat jantung Salmita berdetak lebih kencang. Ada perasaan aneh yang merayap di hatinya sekarang.
Alfarez tersenyum disela-sela ciumannya kemudian dengan lembut melepas panggutannya pada mahasiswi cantiknya itu.
"Sampai bertemu besok Salmita," ucap Alfarez sambil mengusap kepala Salmita.
Salmita enggan menjawab namun dengan gerakan cepat Salmita keluar begitu saja dari dalam mobil kemudian berjalan masuk ke lobby apartemennya.
**
Hari ini adalah hari Alvaron mengajar di kelas Salmita. Seperti perjanjian mereka, di dalam kampus mereka hanya sekedar Dosen dan Mahasiswa yang tidak saling kenal. Layaknya sekarang, Alfarez terlihat dingin saat menjelaskan mata kuliahnya.
"Kamu, kemari!" tunjuk Alfarez ke arah Salmita.
Semua mahasiswa menatap kearah Salmita.
"Saya?" tanya Salmita bingung sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Ya, Kamu gadis berkacamata. Siapa namamu?" tanya Alfarez seolah-olah tidak saling mengenal.
Salmita mengumpat dalam hati kemudian menatap Alfarez dengan wajah kesalnya.
"Dosen mesum!"
"Saya, Salmita Pak!" jawab Salmita.
"Bawa tasmu dan duduk di depan. Sebelumnya kamu sudah tidak masuk di mata kuliah saya karena terlambat. Jadi setiap mata kuliah saya, kamu wajib duduk di depan sini!" perintah Alfarez.
Salmita berjalan kedepan sesekali mengumpat pada dosen gilannya itu.
"Sal!" panggil Keyla lirih.
"Anjinggg!" umpat Salmita pelan yang malah mendapat kekehan dari sahabatnya.
Salmita sudah duduk dibangku barunya tepat di hadapan Alfarez.
"Tidak ada yang boleh mengobrol di saat saya sedang mengajar. Kecuali jika kalian ingin mengajukan pertanyaan. Mengerti?!" ucap Alfarez dengan suara tegasnya.
"Mengerti, Pak!" jawab semua mahasiswa serentak.
Salmita menghela napasnya sambil menatap tajam ke arah Alfarez yang kini kembali melanjutkan kelasnya. Bahkan lelaki itu kini berdiri tepat disamping meja Salmita deangan tangan kirinya memegang ujung meja Salmita. Aroma khas parfum dari lelaki itu jelas tercium oleh indra penciuman Salmita dan tangan kekar yang dapat dilihat Salmita dengan begitu leluasa. Apa lagi kini jarak antara keduanya cukup dekat. Sesekali Alfarez mencuri pandang ke arah Salmita begitupun sebaliknya.
Setelah satu jam berlalu kini Alfarez telah mengakhiri mata kuliahnya. Lelaki itu kini sibuk membereskan mejanya lalu berjalan keluar meninggalkan kelas. Sebelum benar-benar pergi, Alfarez menatap ke arah Salmita sekilas.
Benar-benar seperti Dosen dan Mahasiswa yang tidak saling kenal sama sekali padahal sebentar lagi status mereka berubah menjadi sepasang suami istri.
**
Salmita kini sedang berada di kantin sendirian. Keyla sahabatnya berpamitan ingin menemui salah satu temannya katanya. Salmita tidak ingin terlalu ikut campur masalah pribadi sahabatnya itu. Maka dari itu Salmita memilih pergi ke kantin untuk mengisi perutnya yang sedari pagi belum sempat ia isi.
Salmita tersenyum smrik saat melihat Alfarez duduk sendirian disalah satu meja kantin dengan sepiring ayam geprek.
Salmita yang sudah membawa nampan berisi gado-gado itu dengan cepat berjalan kearah meja Alfarez lalu dengan santainya perempuan itu duduk disebelah Dosennya. Namun dengan cepat Alfarez berdiri meninggalkan makanannya yang belum selesai lelaki itu makan kemudian membayar lalu pergi begitu saja.
"Anjing? Gue ditinggal gitu aja? Wah parah ini dosen. Kenapa sih? gue keliatan kek menjijikan banget gitu? Awas aja lo pas udah nikah deket-deket gue!" kesal Salmita.
Salmita segera menyelesaikan makan siangnya kemudian berjalan ke kasir untuk membayar.
"Sudah dibayar sama Pak Alfarez, Mbak!" ucap si kasir.
"Hah? Oh, yaudah. Makasih ya mbak!" jawab Salmita sambil menyimpan kembali uangnya lalu pergi meninggalkan kantin kampusnya.
**
Sedari tadi wajah Salmita masih saja ditekuk tanpa mau memandang lelaki disebelahnya yang sedang fokus menatap ke arah jalan.
"Kamu kenapa?" tanya Alfarez.
Salmita hanya menggumam tidak jelas tanpa mau menjawab pertanyaan Alfarez.
"Sal?" panggilnya lagi.
Salmita menghela nafasnya sedikit kasar, "kenapa Bapak tadi nyuekin saya pas dikantin?" tanya Salmita memberanikan diri.
Alfarez menghela napasnya sebentar lalu memilih menepikan mobilnya.
Lelaki itu mengusap wajahnya pelan kemudian kembali menatap perempuan disebelahnya.
"Bukankah kita sudah sepakat untuk tidak saling mengenal satu sama lain diarea kampus Salmita? Lalu kamu dengan entengnya duduk dan makan di sebelah saya. Bagaimana kalau ada mahasiswa yang curiga?" ucap Alfarez sambil menatap tajam ke arah Salmita.
"Kenapa? Biar nanti kalau kita sudah menikah Bapak tetap masih bisa tebar pesona dengan mahasiswa lainnya gitu? Oh, atau jangan-jangan Bapak sedang menjalin hubungan dengan wanita lain lalu Bapak sengaja menjaga hatinya? Bapak punya kekasih ya di area kampus?" tanya Salmita bertubi-tubi dengan nada ketus.
"Berhenti untuk menerka-nerka Salmita! Saya tidak sedang menjalin hubungan dengan siapapun di kampus maupun diluar kampus. Jadi berhenti untuk berpikir yang tidak-tidak tentang saya! Simpan rasa cemburumu itu!" tegas Alfarez.
"Cemburu? Saya cemburu? Yang bener aja! Gak mungkin saya cemburu dengan dosen mesum seperti anda!" jawabnya ketus.
"Wajahmu dan caramu berbicara menunjukan semuanya Salmita. Apa perlu saya cium kamu lagi atau bahkan melakukan hal yang lebih dari sekedar ciuman agar kamu percaya kalau saya tidak ada wanita lain selain kamu?" ucap Alfarez tersenyum smrik.
Salmita terdiam tanpa bisa berkutik. Perempuan itu terlihat salah tingkah.
Alfarez mencoba mendekati Salmita lalu menyentuh pipi gadis itu, mengusapnya lembut."Jangan, Pak!" ucap Salmita sedikit berteriak.
Namun Alfarez sama sekali tidak menggubrisnya. Lelaki itu malah semakin mendekat lalu dengan gerakan cepat ia mencium bibir ranum Salmita yang sejak tadi menggoda iman Alfarez. Alfarez sedikit menyecapnya merasakan rasa manis dari bibir mahasiswinya ini. Ciuman ini sedikit lama dari sebelumnya. Setelah dirasa Salmita sudah kekurangan oksigen dengan cepat Alfarez melepasnya.
"Manis," ucap Alfarez sambil mengusap bibir Salmita lembut.
Pipi Salmita tampak bersemu merah lalu dengan cepat memalingkan wajahnya menatap kearah jendela mobil.
"Anjinggg! jantung gue gedubrakan. Fuck!" Batin Salmita.
Alfarez mengusap kepala Salmita lembut lalu kembali melanjutkan perjalananya.
***
Hello!! Jangan lupa Vote dan Comment ya? hehe
Lafyu <3

KAMU SEDANG MEMBACA
Faultiness [Completed]
RomanceKisah tentang Salmita Isvara, Gadis yang berjuang untuk hidup dan matinya. Kepergian kedua orang tuannya membuat Salmita harus bertemu dengan sosok lelaki yang ternyata adalah Dosen muda di kampusnya, Alfarez Davindra. Namun sialnya, Salmita malah t...