Usaha Jordan

1.5K 194 18
                                    

Pesawat Salmita baru saja mendarat di kota Istanbul, Turkey. Sedari tadi Jordan sama sekali enggan berjauhan dari sisi Salmita. Lelaki itu selalu saja mencari cela agar bisa berdekatan dengan Salmita, istri sahabatnya.

"Eum, Bapak bisa kok tinggalin saya di sini. Mas Alfarez sudah siapin supir buat jemput saya," ucap Salmita mencoba mengusir Jordan secara halus.

"Kamu bisa saja ikut saya Sal-" ucap Jordan menggantung karena ponsel Salmita sedari tadi berdering membuat wanita itu memilih mengangkatnya terlebih dahulu.

"Halo sayang, iya aku baru saja tiba di Turkey," ucap Salmita pada Alfarez.

"Kamu sudah bertemu dengan supir yang akan menjemputmu di bandara?" tanya Alfarez.

"Ini aku baru nunggu sayang."

"Sudah, kamu ikut denganku saja Salmita," ucap Jordan dengan sengaja.

"Sialan! Dia istriku, Jordan!" umpat Alfarez dari sebrang yang malah membuat Salmita tersenyum senang.

"Terima kasih banyak Pak, tapi suami saya sudah menyiapkan mobil untuk menjemputku. Dan sekali lagi terima kasih juga karena sudah menemaniku selama perjalanan dari Indonesia sampai ke Turkey. Mungkin kalau gak ada Pak Jordan, saya pasti kebingungan," ucap Salmita dengan lembut yang malah membuat Alfarez semakin di hantui rasa takut.

Jangan sampai Salmita pergi berdua dengan Jordan dan terjebak dengan mulut buaya satu itu. Jordan bukan laki-laki yang setia pada satu wanita, sudah banyak korban yang di buat patah hati oleh lelaki itu.

"Tidak masalah Salmita. Hotel kita juga kebetulan sama dan Alfarez juga gak akan keberatan, sini berikan ponselmu, biarkan aku yang izin langsung sama Alfarez," ucap Jordan yang langsung merebut ponsel Salmita.

Salmita dengan senang hati memberikan ponselnya kepada Jordan. Jujur ia juga penasaran dengan respon Alfarez. Apakah lelaki itu akan semudah itu memberikan izin untuk istrinya satu mobil dengan lelaki lain walaupun itu sahabatnya sendiri.

"Al, biarkan Salmita pergi bersamaku. Dia perempuan dan belum pernah sama sekali pergi ke Luar Negeri. Setidaknya dia pergi dengan orang yang dia kenal," ujar Jordan mencari cara agar Alfarez bisa mengizinkan Salmita pergi bersamanya.

"Lo gak takut istri lo yang cantik ini malah di culik sama supir suruhan lo yang gak lo kenal itu?" lanjutnya yang masih berusaha dengan keras.

Alfarez mengepalkan tangannya, sudah jelas lebih bahaya sahabat buayanya ini di banding supir suruhannya.

"Gue kenal orangnya! Jadi biarin Salmita pergi ke hotel dengan supir yang udah gue siapin. Please Jordan, lo bisa mainin wanita lain di luar sana tapi jangan Salmita, dia istri gue! Lo salah kalau mau rebut dia dari gue," peringat Alfarez dengan suara yang terdengar dingin.

Salmita tersenyum senang, ternyata Alfarez tidak memberikan izin semudah itu. Good boy, suamiku!

"Oke, terserah lo aja Al, tapi seharusnya lo lebih percaya gue sih," ucap Jordan yang masih saja mencoba menakuti Alfarez.

"Sekali gak, ya gak! balikin ponselnya ke Salmita!" kesal Alfarez.

Jordan mengembalikan ponsel itu kembali ke pemiliknya, Salmita.

"Halo sayang," panggil Salmita lembut.

"Kamu masih di bandara sayang? Jangan dekat-dekat dengan dia Salmita atau kamu sengaja ingin menggodanya karena ingin balas dendam denganku?" tanya Alfarez bertubi-tubi yang malah membuat Salmita tertawa mendengarnya.

"Sayang, kamu kenapa? Mana mungkin aku ingin menggoda sahabatmu itu? Bahkan dia bukan tipe ku, sayang. Aku malah pengennya kamu cepetan sampai sini, aku mau peluk kamu 24 jam sayang. Jangan mikir yang aneh-aneh ah, aku ini setia, setia sama suamiku Alfarez Davindra!"

Faultiness [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang