Matahari mulai memasuki cela-cela jendela kamar Apartemen Salmita. Gadis itu tersenyum saat melihat Alfarez masih tertidur dengan nyenyak sambil memeluk tubuhnya. Semalam setelah pertengkaran dan perdebatan cukup panjang akhirnya Alfarez luluh hanya dengan satu kecupan yang sengaja Salmita berikan pada Alfarez.Salmita mengusap pelan wajah Alfarez kemudian kembali mengecup sudut bibir lelaki itu sebelum memilih berjalan memasuki kamar mandi.
Setelah menghabiskan waktu sekitar 30 menit kini Salmita memandang wajah cantiknya pada cermin.
"Setidaknya gue bermain dengan rapi," ucapnya dengan senyum licik.
"Alfarez, Alfarez. Gue tau kok kalau di belakang gue lo masih sering ketemu sama Ciara. Tapi tenang, gue gak akan semudah itu lepasin lo. Lo dan gue akan tetap menikah bagaimana pun caranya!" ucap Salmita.
Salmita keluar dari kamar mandi, menatap sekilas Alfarez yang masih tertidur pulas di ranjangnya. Salmita tidak berniat membangunkan Alfarez karena hari ini, hari minggu jadi biarkan saja Alfarez beristirahat lebih lama.
Kini ia memilih berkutat di dapur untuk membuat sarapan untuk dirinya dan Alfarez tentunya. Hanya segelas coklat hangat favoritnya dan secangkir kopi untuk Alfarez di temani dengan dua piring sandwich kesukaan lelakinya.
"Morning!" ucap seseorang dengan suara berat khas baru bangun tidur.
Salmita sedikit tersentak kaget saat kedua tangan kekar milik Alfarez melingkar sempurna pada perutnya.
"Morning too!" jawab Salmita sambil mengusap lembut punggung tangan Alafarez.
"Kok kamu gak bangunin aku sayang?" tanya Alfarez sambil membalikan tubuh Salmita supaya menghadap ke arahnya.
"Kamu kaya capek banget. Jadi aku biarin kamu istirahat lebih lama," jawab Salmita sambil tangannya terangkat mengusap lembut wajah tampan Alfarez.
Alfarez tersenyum lalu dengan cepat mencuri kecupan pada bibir Salmita.
"AL!" protes Salmita sambil memukul pelan dada Alfarez.
"Morning kiss sayang!" jawab Alfarez santai.
"Halah! Kamu mau langsung mandi atayu cuman cuci muka terus sarapan?" tanya Salmita.
"Mau peluk istriku sebentar," jawab Alfarez yang kini malah menarik tubuh Salmita masuk ke dalam dekapannya.
"Calon!" ucap Salmita sedikit terkekeh lalu membalas pelukan Alfarez tak kalah erat.
"Apa salahnya membiasakan diri untuk memanggilmu istriku?" tanya Alfarez sambil menaik turunkan alisnya.
"Halah gombal! Udah sana cuci muka atau mandi sekalian. Aku udah siapin handuk baru sama perlengkapan mandi. Sama ada baju peninggalan Papa yang masih baru bisa kamu pakai dulu," jelas Salmita sambil memandang tubuh lelaki di depannya.
"Kayaknya ukurannya pas sama kamu," lanjutnya.
"Yaudah Aku mandi sekalian aja. Habis sarapan kita jalan-jalan," ucap Alfarez kemudian mengecup singkat kening Salmita lalu berlalu pergi memasuki kamar untuk membersihkan diri.
***
"Maaf cuman ada roti tawar sama telur jadi aku bikin sandwich aja sama kopi buat kamu sarapan," ucap Salmita yang kini sudah duduk di samping Alfarez.
"Iya, gak apa-apa. Aku suka asal buatan kamu," ucap Alfarez sambil mengusap lembut pipi Salmita.
"Dasar buaya cap kardus!" batin Salmita kesal.
Saat keduanya tengah sibuk menikmati sarapan mereka, ponsel Alfarez berdering tanda ada panggilan masuk. Lelaki itu meraih ponselnya menatap sekilas nama penelpon pada layar ponselnya kemudian berjalan sedikit menjauh dari Salmita.
Salmita menaikan bahunya tidak peduli, ia memilih menikmati kembali sarapannya.
"Hallo, Ciara," ucap Alfarez sesaat setelah mengangkat panggilan dari Ciara mantan kekasihnya.
"Al! Kemana sih? kok dari tadi aku teleponin gak bisa. Aku chat juga gak kamu balas!" rajuk perempuan itu di seberang sana.
Alfarez menatap Salmita sekilas. Gadis itu malah tengah asik menikmati sarapanya tanpa terlihat peduli dengan apa yang Alfarez lakukan sekarang.
"Aku sedang sibuk Ciara. Sudah aku bilang aku udah maafin kamu jadi tolong jangan ganggu aku lagi. Aku akan segera menikah Ciara!" tegas Alfarez.
"Kamu gak akan pernah menikah dengan siapapun kecuali dengan aku Alfarez! Kamu itu milik aku bukan milik mahasiswi rendahan seperti Salmita! Dia menjebakmu Al. Dia ingin menguras harta kamu aja!" ucap Ciara mencoba mempengaruhi Alfarez agar membatalkan pernikahannya dengan Salmita.
"Cukup Ciara! Jangan pernah berkata seperti itu pada calon istriku. Aku tau Salmita bukan perempuan seperti itu. Aku sangat mengenalnya jauh di banding denganmu. Jadi tutup mulutmu itu dan jangan pernah ganggu aku ataupun Salmita kalau kamu masih ingin menikmati hidupmu. Mengerti!" ancam Alfarez.
Setelahnya Ia memilih memutuskan panggilan itu secara sepihak tanpa mau mendengarkan balasan dari Ciara. Alfarez yakin perempuan itu kini sedang mengumpatnya habis-habisan. Tapi Alfarez sama sekali tidak peduli.
Menyentuh Salmita berarti siap berurusan dengan Alfarez Davindra.
"Kenapa sayang? kok wajahnya di tekuk gitu?" tanya Salmita saat Alfarez sudah kembali duduk di sampingnya.
"Ada masalah sedikit di kantor," jawab Alfarez sambil mengusap kepala Salmita lembut.
"Oh iya, mungkin setelah kita menikah aku tidak lagi mengajar di kampus," lanjutnya lalu meraih secangkir kopinya kemudian meminumnya.
Salmita terkejut mendengar ucapan Alfarez barusan, "Maksud kamu?"
"Aku akan kembali ke perusahaanku. Menjadi dosen hanyalah ide konyolku agar aku bisa mendapatkanmu Salmita," ucapnya dengan enteng.
"JADI SELAMA INI KAMU BERBOHONG PADAKU?" tanya Salmita dengan nada tinggi.
Alfarez reflek menutup kedua telinganya karena memang jarak keduanya cukup dekat membuat ia terganggu dengan teriakan Salmita.
"Aku frustasi sayang. Setelah kepergianmu dari hotel setiap malam aku menunggumu di club tapi kamu tidak pernah datang lagi. Lalu aku ingat saat aku ingin mengantarmu pulang, aku membaca kartu mahasiswamu yang kebetulan itu milik Papi jadi aku meminta Papi agar membantuku menjadi Dosen sementara di saat Dosen aslimu sedang cuti karena sakit," jelas Alfarez.
"Dasar licik!" umpat Salmita.
"Memang. Asal Aku bisa mendapatkanmu apapun akan aku lakukan Salmita!" balas Alfarez kemudian mengecup singkat bibir Salmita yang mengerucut karena kesal dengan lelaki di sampingnya.
Alfarez terlihat gemas dengan perempuannya itu. Selalu, Salmita selalu menjadi objek indah untuk Alfarez sedari dulu.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Faultiness [Completed]
RomanceDISCLAIMER ‼️⚠️ : Cerita ini hanya fiktif belaka, apabila terdapat kesamaan nama, tokoh, karakter dan tempat dalam cerita ini, hanya merupakan kebetulan semata tanpa ada unsur kesengajaan. 🙏 Kisah tentang Salmita Isvara, Gadis yang berjuang untuk h...