Camouflage

1.7K 207 34
                                    


Sedari tadi Alfarez hanya memasang wajah datar menatap perempuan di depannya. Memang sejak meninggalkan rumah, Alfarez di buat gelisah. Pikirannya sedari tadi hanya terpusat kepada istrinya, Salmita. Hingga perempuan yang sedari tadi asik berbicara di hadapannya, enggan Alfarez tanggapi.

"Al, Alfarez!" panggil Ciara kesal karena sejak tadi lelaki itu hanya melamun.

"Iy-iya?" jawab Alfarez sedikit gelagapan.

"Kamu kenapa sih? Gak kaya biasanya kamu cuekin aku!" marahnya.

"Kenapa Ciara? Apa yang mau kamu bicarain sekarang, aku sangat sibuk. Banyak pekerjaan yang belum sempat aku selesaikan tapi kenapa kamu malah mengajakku bertemu sepagi ini? tumben," tanya Alfarez.

"Kamu lupa dengan pembicaraan kita waktu itu Al? Aku mau balikan lagi sama kamu. Aku mau kita bareng-bareng as couple seperti dulu."

"Kamu waras ngomong kaya gini hah? Aku sudah menikah Ciara. MENIKAH!" tegas Alfarez.

"Kemana saja kamu dulu? Kalau saja kamu tidak berselingkuh mungkin sekarang kamu yang jadi istriku bukan Salmita!" lanjut Alfarez sambil mentap ke arah jalanan dari kaca jendela cafe.

"Aku di jebak Alfarez, di jebak! Kenapa kamu masih gak percaya sih? Bukannya kamu juga yang bilang kalau pernikahanmu dengan Salmita hanya akan berjalan selama satu tahun saja. Kamu sama sekali gak cinta sama dia kan? Aku cuman mau kita kembali seperti dulu lagi Al, gak apa-apa aku harus menunggu selama satu tahun sampai kalian resmi bercerai tapi setidaknya, aku dan kamu memiliki status yang jelas," ucap Ciara sambil meraih tangan Alfarez yang sedari tadi berada di atas meja dengan begitu lembut.

Seharusnya ada rasa senang di hati Alfarez saat mendengar kalimat yang baru saja di ucapkan oleh Ciara. Tapi Alfarez malah di buat bingung untuk memilih di situasi seperti ini.

"Bukannya kemarin aku denger kamu lagi deket sama seorang pria?" tanya Alfarez yang sempat mempergoki Ciara jalan bersama seorang pria di salah satu mall.

"Kita cuman sekedar have fun, gak lebih. Lagian dia pria brengsek yang sudah punya kekasih."

"Dan aku punya istri," jawab Alfarez menyela ucapan Ciara.

"Ini beda Alfarez! Salmita cuman pelarian kamu aja, aku tau kamu masih mencintaiku dan sampai kapanpun rasa itu akan selalu untuk aku. Bahkan aku tidak memiliki rasa cemburu saat kamu sedang bersama dengan dia. Karena aku tau, di hatimu hanya ada aku!" ucap Ciara penuh percaya diri.

Alfarez hanya diam, sesekali menyesap kopi di depannya. Sungguh saat ini Alfarez benar-benar di buat bingung umtuk menentukan pilihannya. Benarkah Ciara sekarang sudah benar-benar berubah dan serius ingin menjalani hubungan bersamanya atau perempuan itu hanya ingin menghancurkan rumah tangganya bersama dengan Salmita lalu setelah itu terjadia ia akan meninggalkannya begitu saja?

"Aku gak bisa hidup tanpa kamu Al," ucap Ciara yang kini tiba-tiba sudah berada di dekatnya dengan bergelayut manja.

"Bukankah ini sudah terlambat Ciara?" tanya Alfarez sambil berusaha melepas tangan Ciara pada lengannya.

"Gak ada kata terlambat di kamus hidupku, Alfarez! Sekali lagi aku tegaskan kamu milikku dan sampai kapanpun akan tetap jadi milikku!" tegas perempuan itu.

***

Pertemuannya pagi ini dengan Ciara membuat perasaan Alfarez bimbang di sepanjang perjalanan menuju bandara. Untungnya Alfarez tengah bersama supir pribadinya saat ini.

"Arghh! Kenapa jadi serumit ini sih?" ucap Alfarez sedikit berteriak membuat supir pribadinya meliriknya sekilas dari kaca mobilnya.

"Gak, gue gak akan lepasin Salmita begitu aja tapi Ciara? Bangsat!"

Faultiness [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang