"Masih belum ada kabar Al?" Alfarez menggeleng lemah.
"Lo sih, tolol! Segala ngusir istri lo, anjing!" umpat Darwin.
"Gue bener-bener sakit hati waktu itu, Win." Balas Alfarez sambil kembali menyesap rokoknya.
"Makanya kalau mau bertindak dipikir dulu bangsat! Ganteng tapi tolol ya elo!" kesal Darwin sambil merebut rokok yang sudah hampir habis setengah dari tangan Alfarez.
"Mau mati lo? Udah habis dua kotak, nyet!" lanjut Darwin mengomel.
"Buat apa hidup kalau alasan gue hidup aja udah pergi ninggalin gue." Kali ini Alfarez benar-benar merutuki kebodohannya.
"Ya, kan lo usir, belahan jiwa lo itu?"
"ARGH!!" teriak Alfarez frustasi.
"Tuh, figura gak lo beresin kacanya?" tanya Darwin sambil menunjuk figura foto pernikahan yang Alfarez hancurkan dua bulan yang lalu.
Pandangan Alfarez mengikuti arah jari Darwin lalu membuang napasnya berat. "Setelah Salmita pergi, gue juga ikut pergi balik ke rumah Nyokap. Baru hari ini gue berani balik ke rumah ini." Jelas Alfarez.
"Mami lo gak curiga?"
"Hah?"
"Ck! Mami lo gak curiga lo udah dua bulan belakangan ini kaya orang gila gini? Beliau gak tanya tentang Salmita?" tanya Darwin memperjelas.
"Anjing! Gue kok gak mikir sampai ke sana ya?" umpat Alfarez.
"Emang tolol ya, lo kalau udah bucin! Lo gak curiga Mami lo juga ikut terlibat dibalik menghilangnya Salmita?"
"Kalau emang Mami terlibat, berarti bener firasat gue. Semua akses tentang Salmita diblok. Bahkan gue cari semua jadwal penerbangan ke Luar Kota atau pun ke Luar Negeri, gak ada penumpang atas nama Salmita Isvara!" ujar Alfarez yang mulai berusaha menyusun teka-teki selama ini.
Jangan pikir Alfarez hanya diam setelah Salmita menghilang. Bahkan Alfarez sudah mengerahkan semua anak buahnya untuk mencari keberadaan Salmita. Namun sialnya satu pun anak buahnya tidak dapat menemukan Salmita dan berakhir dihabisi oleh Alfarez yang mulai putus asa karena kehilangan Salmita. Bahkan lelaki itu hampir tewas karena overdosis meminum obat anti depresi secara berlebihan. Ya, Alfarez benar-benar gila karena Salmita.
"Ciara gimana Al, aman?" tanya Darwin yang kembali membuat Alfarez menatap sahabatnya lalu tersenyum tipis.
"Aman. Paling lagi sibuk ngurusin suaminya." Jawab Alfarez tanpa minat.
"Kok bisa ya Ciara mau?" tanya Darwin tak habis pikir.
"Rumit cok! Gue aja kaget."
"Ya, lo juga tolol anjing! Duh, udah berapa kali gue tolol, tololin lo, Al? Gue sampek muak!"
"Bangsat emang lo!"
"Terus lo mau maafin dia?"
"Siapa?" tanya Alfarez.
"Lakinya?"
"Belum kepikiran sampai sana. Gue masih mau fokus cari Salmita. Tapi apa gue masih pantes buat dia Win? Gue udah terlalu jahat selama ini sama dia," ucap Alfarez sambil menelungkupkan wajahnya di sela-sela jari tangannya.
"Gue gak mau bilang pantes gak pantes sih, Al. Tapi kalau takdir bilang jodoh lo Salmita, ya pasti dia bakal balik ke elo, Al! Ini cuman masalah waktu dan sabar lo aja sih. Atau mungkin ini emang hukuman dari Tuhan buat lo, karena lo TOLOL!" umpat Darwin kembali.
"Sialan lo!"
Darwin terkekeh melihat wajah frustasi sahabatnya lalu tangannya terangkat menepuk pelan punggung Alfarez. "Kejar! Cari sampai ketemu! Gue tau lo sama Salmita ditakdirkan jadi satu." Darwin mencoba memberi semangat kepada sahabatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Faultiness [Completed]
RomanceKisah tentang Salmita Isvara, Gadis yang berjuang untuk hidup dan matinya. Kepergian kedua orang tuannya membuat Salmita harus bertemu dengan sosok lelaki yang ternyata adalah Dosen muda di kampusnya, Alfarez Davindra. Namun sialnya, Salmita malah t...