Salmita kembali menghela napasnya, mengingat kejadian dua minggu yang lalu membuatnya sedikit tercengang. Bahkan Salmita hampir ingin mengatakan kebenaran ini kepada Alfarez. Namun, ucapan tanpa bukti hanya akan menyulitkan Salmita dan pasti akan berakhir berdebat dengan sang suami bukan?
Maka dari itu hari ini, setelah selesai kelas, Salmita berniat datang ke kantor suaminya. Entah mengapa ini adalah waktu yang tepat untuk mengatakan semuanya kepada Alfarez dan Salmita sudah sangat siap untuk mendengar keputusan Alfarez setelah ini.
"Huh, wish me luck!" ucapnya pada dirinya sendiri saat sudah berhasil turun dari mobil yang membawanya ke gedung megah milik suaminya. ADAV Company.
Kaki jenjangnya berjalan menyusuri gedung perkantoran yang masih terlihat sibuk. Maklum, masih jam 2 siang ternyata. Bahkan sejak tadi Salmita tidak berhenti tersenyum untuk sekedar membalas sapaan para pegawai di kantor suaminya.
"Pak Darwin!" panggil Salmita saat sudah sampai di lantai ruangan suaminya.
"Sal..Salmita?" balasnya terkejut.
"Hai Pak, apa kabar?" tanya Salmita ramah.
"Baik, baik. Kamu ngapain ke sini?" tanya Darwin sedikit gugup.
Salmita mengerutkan keningnya, menatap ke arah Darwin penuh selidik. "Mau ketemu suami. Adakan, Mas Alfarez nya?" tanya Salmita.
"Ada, kok ada. Tap—"
"Oke Pak, terima kasih!" potong Salmita cepat lalu memilih berjalan begitu saja melewati Darwin yang masih mematung di tempat.
"Anjirrr!" teriak Darwin spontan.
"Mampus Alfarez, mampus!" umpatnya kembali.
**
"Kenapa kamu berubah Al? Kita udah janji mau makan siang loh! Tapi kamu malah seenaknya membatalkan pertemuan kita begitu saja. Bahkan kamu membiarkan aku menunggu cukup lama di Restaurant!"
Alfarez kembali memijat keningnya. Sudah dari setengah jam yang lalu Ciara datang menemuinya di kantor dan tidak berhenti untuk mengomel karena dirinya yang melupakan janji makan siangnya bersama sang wanita yang kini duduk di kursi tepat di depannya dengan wajah di tekuk tanpa senyuman manis seperti biasanya.
"Sudah aku katakan kalau aku sibuk Ciara. Bahkan aku tidak sempat untuk sekedar mengecek ponselku. Aku minta maaf sudah membuatmu menunggu." Alfarez kembali mengucapkan kata maafnya.
"Ck! Aku memang udah gak spesial lagi buat kamu Al! Dulu sesibuknya kamu pasti masih menyempatkan waktu untukku. Tapi sekarang? atau jangan-jangan istri sialanmu itu yang melarangmu menemui aku?"
"CUKUP! Jangan pernah bawa-bawa Salmita di permasalahan kita Ciara! Bahkan aku sekarang sangat merasa bersalah sudah berbohong kepadanya!" bentak Alfarez.
Sungguh Alfarez sudah mulai muak dengan wanita di depannya ini. Ciara berubah, Ciara bukan lagi gadis anggun yang sabar dan lembut seperti yang Alfarez kenal dahulu. Bahkan wanita di depannya kini cenderung kasar dan suka menuntut sesuka hatinya.
"Sayang..." panggil Ciara dengan merubah nada bicaranya menjadi lembut dan terkesan manja.
Bahkan wanita itu kini dengan sangat berani berjalan mendekati Alfarez yang tengah sibuk dengan pekerjaannya. Tanpa rasa malu Ciara duduk diatas pangkuan Alfarez.
Alfarez terkejut. "Apa yang sedang kamu lakukan Ciara! Ini di kantor! Menyingkirlah!" usir Alfarez.
"Aku kangen kamu," ucapnya manja sambil mengusap dada bidang Alfarez yang masih terbalut sempurna dengan kemeja berwarna biru pilihan Salmita tadi pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Faultiness [Completed]
RomanceDISCLAIMER ‼️⚠️ : Cerita ini hanya fiktif belaka, apabila terdapat kesamaan nama, tokoh, karakter dan tempat dalam cerita ini, hanya merupakan kebetulan semata tanpa ada unsur kesengajaan. 🙏 Kisah tentang Salmita Isvara, Gadis yang berjuang untuk h...