Future

2K 205 27
                                    


Salmita tersenyum menatap pantulan pada cermin di depannya. Wajah cantiknya sudah di poles hampir sempurna oleh tangan MUA profesional yang memang sengaja Alfarez pilihkan untuk Salmita. Tubuh indah gadis itu kini sudah terbalut dengan kebaya berwarna putih yang terlihat elegant saat di pandang.

Hari ini adalah hari pernikahan Salmita dan Alfarez. Hari yang paling di tunggu oleh keduannya, mungkin.

Salmita meraih benda pipih yang sedari tadi tergeletak di atas meja riasnya. Tangannya sibuk berselancar mencari sebuah foto yang sedikit terlihat usang. Salmita tersenyum sambil menahan isakan tangisnya agar tidak jatuh begitu saja dari mata indahnya.

"Mah, Pah, Hari ini Salmita akan menikah. Andai kalian masih ada apa mungkin kalian akan merestui pernikahan Salmita kali ini? Mah, Pah, terima kasih sudah merawat dan mendidik Salmita hingga Salmita bisa menjadi wanita kuat sampai saat ini. Walaupun setiap hari Salmita gak berhenti buat ngeluh, tapi Salmita bersyukur. Salmita bisa survive di dunia yang kejam ini. Mah, Pah, Salmita harap keputusan Salmita untuk menikah dengan Alfarez benar-benar bisa merubah hidup Salmita ya? Papa, Mama tenang aja Salmita aman sekarang," ujarnya sambil mengusap foto di galeri ponselnya. Sesekali ia menahan air matanya agar tidak jatuh dan merusak make up-nya.

"Mbak Salmita jangan nangis, nanti make up nya berantakan loh. Ini udah perfect, udah pangling banget kalau orang jawa bilang. Apa lagi kebayaknya bener-bener pas di tubuh indah Mbak Salmita," puji Ina, MUA yang menyulap wajah cantik Salmita jadi bertambah semakin cantik.

"Cantik ya?" balas Salmita mencoba tersenyum kembali.

Salmita saja juga terpesona sendiri dengan penampilannya. Bahkan ia masih tidak pernah menyangka akan menikah secepat ini dengan seorang Alfarez Davindra, lelaki yang sebatas Salmita kenal sebagai dosen di kampusnya walaupun sebenarnya Salmita sudah mengenal sosok Alfarez jauh sebelum ini. Kapan? hanya Salmita yang tau.

"SAH!" tangis Salmita pecah saat mendengar suara lantang para saksi pernikahannya dengan Alfarez. Baru saja lelaki itu selesai mengucapkan ijab kabulnya di depan penghulu dan para tamu undangan. Walaupun tidak bisa di pungkiri ada rasa sesak di dalam hati Salmita karena pernikahan yang harusnya di hadiri Alm. Papahnya harus di wakilkan oleh Wali Hakim dari Pengadilan Agama karena Salmita sendiri kini hidup sebatang kara tanpa tau silsilah keluarganya yang lain. Salmita sedikit menyesali sifat Introvertnya yang banyak tertutup dengan saudara-saudaranya dahulu hingga Ia sama sekali tidak dapat berkomunikasi dengan mereka meski lewat telepon sekalipun.

Salmita sedikit tersentak saat sebuah tangan menyentuh punggungnya. "Mbak, ayo!" panggil Ina sambil mengulurkan tangannya membantu Salmita bangkit berdiri lalu mengantarkan wanita itu menemui suami dan para tamu yang sedari tadi sudah menunggu kedatangannya.

***

Salmita berjalan dengan anggun, senyumnya tidak pernah luntur dari wajah cantiknya. Bahkan kali ini Salmita menjadi satu-satunya pusat perhatian semua tamu yang berada di gedung yang terlihat megah ini. Banyak pujian yang Salmita dengar dari orang-orang di sana membuat rasa percaya diri Salmita sedikit meningkat.

Alfarez menelan salivanya berulang kali. Bahkan matanya sama sekali tidak berkedip saat melihat kecantikan istrinya. Sungguh, Salmita seperti bidadari di mata Alfarez sekarang.

Alfarez tersenyum tipis saat Salmita sudah berdiri sempurna di hadapannya, "Sayang, aku sudah siap untuk malam ini!" bisik Salmita tepat di telinga Alfarez yang sengaja menggoda suaminya. Tidak ada salahnya kan?

Wajah Alfarez seketika bersemu merah. Ternyata sifat asli Salmita pelan-pelan sudah terlihat oleh Alfarez.

"Iya. Malam ini akan cukup melelahkan Salmita, jadi siapkan tenagamu dari sekarang," balas Alfarez dengan senyum smrik-nya.

Faultiness [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang