Retrieve

1.8K 221 44
                                    

Acara demi acara sudah mereka jalani hingga kini tiba waktunya para tamu satu per satu naik ke atas pelaminan untuk memberi ucapan selamat untuk kedua pengantin yang terlihat bahagia malam ini.

"Alfarez, sekali lagi selamat ya!" ucap Ciara sambil menyalami tangan Alfarez bahkan wanita itu tidak segan mendaratkan ciuman di kedua pipi Alfarez.

Alfarez tersenyum menerima ucapan selamat dari mantan terindahnya itu tanpa memperdulikan Salmita yang sedari tadi menatap keduanya dengan tatapan jijik. Namun bukan Salmita jika tidak pintar menyembunyikan ekspresi wajahnya.

"Terima kasih, Ciara. Terima kasih sudah menyempatkan hadir di tengah kesibukanmu yang padat itu," balas Alfarez.

"Sebenarnya aku hampir saja membatalkan untuk hadir di resepsi pernikahanmu ini Al. Tapi aku merasa sepertinya akan terlihat seperti anak kecil dan terlihat tidak bahagia saja atas pernikahan MANTAN CALON SUAMIKU ini," jawab Ciara sambil menekan kalimat terakhirnya sembari matanya tidak pernah lepas menatap perempuan di samping Alfarez yang kini malah terlihat cukup santai tanpa sedikitpun terganggu dengan kehadirannya.

"Pesta pernikahan yang pernah aku impikan sejak lama Al. Indah banget, mewah. Pokoknya perfect deh!" lanjutnya sambil menggenggam tangan Alfarez semakin erat.

"Apakah kamu suka?" tanya Alfarez.

"Alfarez ini polos atau bodoh sih? Lo nikah sama gue ya tolol! bukan sama Ciara. Yang harusnya lo tanyain suka gak sukanya tuh gue. GUE! Argh.. memang Alfarez Dvindra ini butuh ke psikiater deh biar otaknya dibenerin dikit!" umpat Salmita dalam hati.

"Perempuan mana sih yang gak suka di bikinin acara semegah dan semewah ini? Apalagi di hari bahagiannya dan bisa menjadi ratu seharian. Hahaha jujur saja aku iri," balas Ciara dengan sedikit tertawa yang malah semakin terdengar menjijikan di telinga Salmita.

"Harusnya... Ah sudah lupakan saja! Sekali lagi aku ucapin selamat buat kalian berdua dan ada banyak hadiah yang aku beri untuk kalian. Khususnya untuk kamu Al, semoga kamu suka!" ucapnya lagi sambil melirik Salmita sekilas lalu berjalan begitu saja melewati Salmita turun dari atas pelaminan.

Dasar nenek lampir!

Jujur saja Salmita sama sekali tidak cemburu dengan tingkah laku Ciara barusan. Ciara hanya bisa mencium pipi dan menggenggam tangan Alfarez namun dirinyalah yang nantinya akan menguasai Alfarez sepenuhnya.

"Lo pikir gue bakalan nyerahin Alfarez gitu aja? No way! Langkahin dulu mayat gue Ciara si perempuan gak tau diri!" batinnya tersenyum sambil menatap Ciara yang kini juga sedang menatapnya dengan senyuman meremehkan.

"Dia selalu cantik!" ucap Alfarez pelan namun masih bisa di dengar jelas oleh Salmita.

Salmita enggan menanggapi ucapan Alfarez. Baginya memancing keributan dengan kalimat bodoh yang di ucapkan oleh orang bodoh hanya akan menghabiskan tenagannya saja dan malah terlihat kampungan bagi Salmita. Perempuan itu cukup diam dan akan bekerja dengan otak bukan otot. Karena bagi Salmita orang licik harus di tangani dengan cara licik juga.

"Hallo Salmita, malam ini kamu benar-benar terlihat cantik dan sempurna. Bahkan rasanya aku hampir ingin membawamu lari meninggalkan tempat ini. Kenapa cepat sekali memilih menikah dengan seorang Alfarez Davindra yang masih di bayang-bayangi oleh mantan terindahnya?" ucap Jordan yang kini sudah berada di atas pelaminan di ikuti Darwin di belakangnya.

"Jaga ucapanmu Jor!" kesal Alfarez.

Salmita tersenyum tipis melihat kehadiran Jordan. Saatnya pembalasan Alfarez!

"Terima kasih, Pak Jordan. Anda juga terlihat gagah dan tampan malam ini. Tapi saya rasa sanjungan Bapak terlalu berlebihan untuk saya," balas Salmita dengan memberikan senyum terindahnya.

Faultiness [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang