"Sayang, aku ke toilet dulu ya, kamu jangan tinggalin aku. Jangan jauh-jauh juga, soalnya aku gak bisa jauh dari kamu," ucap Salmita sengaja menggoda suaminya.
"Jangan lama-lama," jawab Alfarez.
"Iya sayang, kamu takut banget sih kalau aku tinggalin? Cinta banget ya sama aku?"
"Berhenti menggodaku, Salmita!"
"Bercanda, sayang," ucap Salmita sambil mengusap pipi Alfarez lembut.
Setelah itu Salmita pergi berjalan meninggalkan Alfarez.
Saat Salmita sudah benar-benar menjauh, Alfarez memilih berjalan sedikit menjauh dari mejanya lalu mengeluarkan ponsel yang sedari tadi ia simpan di saku celananya.
Dari jauh, Salmita dapat melihat jika Alfarez sedang mencoba menghubungi seseorang. Salmita tau, pasti Ciara.
"Dasar buaya! Pinter banget lo mainin peran di sini Alfarez! Lo salah kalau lo lebih pintar dari gue. Bahkan gue yang akan lebih dulu buat lo bertekuk lutut di depan gue," ucap Salmita sambil tersenyum licik.
"Aww!" pekik Salmita saat ia membalikan tubuhnya dan tidak sengaja menubruk tubuh seseorang.
"Sorry," ucapnya.
"It's okay!" jawab Salmita sambil mengusap lengannya yang sedikit ngilu karena benturan barusan.
"Hai, beautiful!"
Salmita malas menanggapi lelaki itu, lelaki berwajah asia. Mungkin orang indonesia sama sepertinya. Salmita memilih berjalan ke arah toilet.
"Tunggu!" panggil lelaki itu lagi dan kini tangan Salmita berhasil di cekal olehnya.
"Aku melihatmu dengan temanmu sedari tadi dan kamu sungguh cantik. Ini kartu namaku, jika kamu berlibur kembali ke sini, hubungi aku. Aku akan memberimu perjalanan yang indah dan semuanya gratis! Aku suka denganmu," ujar lelaki yang baru saja Salmita temui.
"Terima kasih tuan, aku akan menyimpan kartu nama anda," jawab Salmita cepat kemudian berjalan memasuki salah satu bilik toilet khusus wanita.
"Lihatlah Alfarez, baru saja aku bilang jika mudah saja aku berselingkuh di belakangmu dan mencari pria lain, itu sangat mudah bagiku. Tapi maaf, aku bukan Ciara perempuan murahan yang mau di sentuh semua pria hidung belang!" ucap Salmita di depan cermin toilet.
Untuk apa Salmita membuang waktu mengejar yang tidak pasti, jika Alfarez dan keluarganya mampu memberikan apapun yang Salmita mau. Kalaupun pada akhirnya Alfarez pergi meninggalkan Salmita dan memilih Ciara, Salmita masih punya Mami mertuannya yang siap kapanpun menolong Salmita.
Salmita mencuci kedua tangannya agar terlihat basah dan Alfarez tidak curiga. Setelah itu ia kembali berjalan menghampiri Alfarez.
"Maaf sayang, kamu harus menunggu lama. Tadi aku gak sengaja di tabrak sama laki-laki terus lucunya dia malah kasih kartu nama ke aku. Dia bilang aku cantik," ucap Salmita sengaja memanas-manasi Alfarez. Bahkan ia juga menujukan kartu nama itu di hadapan suaminya.
Alfarez dengan cepat merebut kartu nama itu dan membacanya. Sialnya saat membaca nama yang tertera di kartu itu, mata Alfarez seketika membulat sempurna.
"Sialan! Dia bukan orang sembarangan," batin Alfarez kesal.
"Jangan mudah berkenalan dengan seseorang yang tidak kamu kenal, Salmita! Apa lagi ini di negara orang. Kamu mau di culik terus di jual organ tubuhmu, lalu di buang ke laut dan tidak akan pernah bisa pulang ke Indonesia?" ucap Alfarez yang mencoba menakut-nakuti Salmita.
"Lebay sekali suamiku! Gue juga gak setolol itu, Alfarez!" umpat Salmita dalam hati.
"Memang di sini banyak penculikan seperti itu ya?" tanya Salmita sok polos.
Hahaha, begitu mudahnya membuat seorang Alfarez terbakar cemburu. Padahal ia hanya sedang ingin menunjukan kepada Alfarez jika dia membuangnya demi Ciara, masih ada banyak lelaki yang mau menggantikan posisinya dengan sangat mudah.
"Makanya jangan jauh-jauh dariku, sayang! Dia bilang, dia sudah memperhatikanku sejak tadi," jelas Salmita yang semakin membuat Alfarez terbakar cemburu.
"Kamu berbahaya, Salmita! Kamu tidak bisa aku tinggalkan sendirian di negara ini!" ucap Alfarez dengan wajah datarnya.
"Kamu marah ya?" tanya Salmita saat mendapati perubahan wajah dari suaminya.
"Kamu sudah bertukar nomor dengannya?" tanya Alfarez sambil mengotak-atik ponselnya.
"Belum sih, sayang banget!" jawab Salmita santai.
"SALMITA!" bentak Alfarez yang malah membuat Salmita tersenyum ke arahnya.
"Lagian mana sempet sih, Mas? Aku juga gak ada niat buat berkenalan sama dia. He's not my type!"
"Jangan macam-macam jika kamu tidak ingin melihat aku murka, Salmita!" ancam Alfarez.
**
Suara tawa dari Salmita terdengar di semua sudut lorong hotel. Perempuan itu sedari tadi tidak habis menceritakan cerita-cerita random kepada Alfarez. Bahkan lelaki itu juga ikut hanyut dengan cerita Salmita. Hingga senyum Alfarez pudar saat mendapati sosok Jordan yang kini tengah berdiri di depan pintu kamar hotelnya sambil tersenyum ke arahnya. Ralat, arah Salmita!
"Kalian habis jalan-jalan?" tanya Jordan setelah Alfarez dan Salmita berdiri di depannya.
"Ya!" jawab Alfarez malas.
"Oh, katanya lo gak mau ke sini dan nyuruh gue buat handle pekerjaan di sini?" tanya Jordan sambil mengejek ke arah Alfarez.
"Mr. Khan ingin menemui gue langsung. Dan kalau pun gue pengen nyusul istri gue, itu juga jadi urusan gue. Gak usah sok ngatur!" ucap Alfarez sinis.
***
Update lagi!! gak banyak sih, tapi semoga suka wkwkw 😁
Jangan lupa vote dan comment yaa!
![](https://img.wattpad.com/cover/370467541-288-k175464.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Faultiness [Completed]
RomanceKisah tentang Salmita Isvara, Gadis yang berjuang untuk hidup dan matinya. Kepergian kedua orang tuannya membuat Salmita harus bertemu dengan sosok lelaki yang ternyata adalah Dosen muda di kampusnya, Alfarez Davindra. Namun sialnya, Salmita malah t...