chapter 2

2.9K 113 0
                                    

Happy reading!

Jangan lupa vote serta komennya






Motor Arlan melaju dengan kecepatan di atas rata rata yang membuat banyak pengguna jalan yang mengumpat kepadanya

Ia membutuhkan waktu sekitar 35 menit untuk sampai di mansion nya. Ia menyimpan motornya ke dalam garasi lalu berjalan menuju ke dalam mansion para bodyguard dan maid membungkukkan badannya

"Selamat datang tuan muda" ucap maid dan bodyguard itu serempak lalu membungkukkan badannya

"Hmm" Arlan mendehem lalu melanjutkan langkahnya menuju kamarnya.

Kenapa tidak ada orang selain dirinya  para maid dan bodyguard? Jawabannya karena ini adalah mansion nya sendiri. Bahkan mansion nya lebih besar dari pada mansion keluarganya sendiri

"Hahhh" Arlan merebahkan badannya di kasur king size lalu menatap langit-langit kamarnya, beberapa saat kemudian ia pun tertidur

***

Di mansion keluarga gahendra kini mereka tengah berkumpul di ruang keluarga

"Bang kok bang Arlan belum pulang sih?" Tanya Vale

"Ngapain sih kamu nanyain dia terus, dia udah bikin tangan Abang ini patah Lo" ucap vano dengan nada kesal nya

" Ihhhh kan aku udah bilang kalo harus maafin bang arlan " ucap Vale sembari tersenyum manis beda sekali dengan hati nya yang saat ini sedang tersenyum puas membayangkan Arlan mendapatkan hukuman

"Udah kita tunggu dia pulang aja" ucap sang kepala keluarga,yang ia maksud saat ini bukanlah menunggu untuk memberi sambutan pulang melainkan sebaliknya ia ingin menyiksa anak itu yang telah berani melukai anak kesayangann

Ia menahan emosinya karena anak anak nya pulang dengan keadaan yang bisa di katakan tidak baik baik saja. Vano yang pulang dengan tangan kanan yang patah dan Vale yang pulang dengan mata yang sembab dan ketika ia bertanya kepada kedua anaknya itu anaknya menjawab bahwa Arlan lah yang membuat mereka seperti itu. Saat ini ia ingin sekali menyiksa anak itu tapi di mana anak itu berada sekarang?

***

Arlan baru saja terbangun dari tidurnya, ia terkejut ketika melihat jam sudah menunjukkan pukul 19.12. apakah selama itu ia tertidur?

Ia berjalan menuju dapur lalu duduk di salah satu kursi lalu ia memainkan ponselnya.

" Bi siapkan nasi goreng" ucap Arlan

"Baik den"

Drtttt

Drtttt

Arlan menatap ponselnya melihat siapa yang menelpon nya malam malam begini dan si situ tertera nama 'geo' ,lalu arlan mengangkat telpon tersebut

"Dimana kamu" tanya orang di sebrang sana

"Rumah temen" jawab singkat Arlan

"Kenapa kamu masih saja bermain?"tanya geo dengan nada yang dingin

"Apa urusannya dengan anda?" Tanya Arlan dengan nada yang jauh lebih dingin

"Pulang sekarang! Apa kau mau nama keluarga kita tercoreng hanya karena kau?"

"Aku tidak akan pulang"

"Sialan---"

Arlan mematikan telpon sebelah pihak karena ia malas untuk mendengarkan celotehan
Geo yang menurutnya itu sangat membosankan

"Ini den nasi gorengnya" ucap bi sella

"Hmm" Arlan menyantap nasi goreng tersebut dengan tenang sampai satu notifikasi membuat wajah datar itu tersenyum smirk

ArlanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang