chapter 53

674 87 9
                                    

Don't like don't read









Olimpiade telah berakhir hanya tinggal menunggu pengumuman untuk menentukan juaranya. Arlan tidak pulang ke penginapan melainkan ia pergi ke sebuah toko bunga. Matanya mengamati setiap jenis bunga bunga yang berada di toko tersebut sampai tatapannya terkunci di sebuah bunga tulip berwarna putih

"Saya mau buket tulip putih satu yang besar" ucap Arlan

"Baik tuan, tunggu sebentar" ucap sang penjual bunga

Tak berselang lama si penjual bunga itu datang kembali pada Arlan dan menyodorkan sebuah buket bunga tulip berukuran besar itu pada arlan.

"Jadi berapa?" Tanya Arlan

"5jt tuan" ucap si penjual bunga

Arlan kemudian menyerahkan black card nya pada si penjual bunga itu, si penjual bunga itu menatap kartu itu dengan tak percaya. Bagaimana bisa anak sekecil ini mempunyai black card? Ahh sepertinya dia anak seorang pengusaha jadi ia memilikinya. Batin si penjual bunga

Setelah membeli itu akhirnya memutuskan untuk pergi ke penginapan dan merebahkan dirinya di sana. Bunga tulip itu akan ia berikan nanti malam untuk seseorang yang begitu berarti baginya. Tunggu di mana bundanya? Tadi ia sama sekali tidak.melihat bundanya ketika seusai olimpiade hanya ada reynand dan yang lainnya

Ia menatap langit langit kamarnya, perasaan mengganjal apa ini?

"Sudahlah" lirihnya lalu beberapa detik kemudian ia sudah benar benar tertidur

...

Ana? Saat ini ia sedang berada di sebuah toko bunga bersama dengan Riana, sama seperti Arlan tadi ana membeli sebuket bunga anyelir berwarna putih dengan ukuran sedang untuk di berikan pada sang anak

"Buket apa yang akan kamu beli kak?" Tanya ana

"Aku akan membeli yang bunga mawar berwarna merah " jawab Riana

Ana hanya mengangguk sebagai balasan " kita akan kemana setelah ini?" Tanya Riana

"Langsung pulang saja, nanti malam kita makan malam bersama di restoran yang dekat dengan tempat olimpiade Arlan tadi!, aku dengar restoran di sana memiliki banyak makanan yang enak" ucap ana dengan antusias

"Baiklah, kita akan pulang" ucap Riana

Setelah mengatakan itu mereka memasuki mobil menuju ke penginapannya.

Di perjalanan ana menghubungi semua anggota keluarganya agar menuju restoran yang ia katakan tadi nanti malam, dan semua anggota keluarganya mengiyakan ajakan tersebut

....

"Sebentar lagi, sebentar lagi kehancuran kalian gahendraa!!" Teriak pria itu di ruangannya

"Darah di balas dengan darah dan nyawa akan di balas dengan nyawa"

"Aku pastikan akan membuat kalian merasakan hal yang lebih menyakitkan dari pada yang aku rasakan" ucap dingin pria itu

....

Malam harinya Arlan telah siap dengan celana hitam dan Hoodie berwarna abu abu tua. Ia melangkah kakinya menuju mobilnya yang terparkir di parkiran penginapan itu

Entah mengapa tiba tiba ia tersenyum sendiri

"Ada apa denganku? Apakah aku gila?" Monolognya

"Bisa saja" sahut zayyan

"Sialan" desis Arlan

"Aku tak tau apakah bunda akan menyukainya, tapi aku harap dia akan menyukainya"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ArlanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang