chapter 39

686 105 6
                                    

Don't like don't read

Happy reading






















"Ana!!"

'Cih, umur udah tua sikap masih kek anak anak, untung aja muka nya masih kek umur 19 tahunan' batin tenggara ketika melihat orang itu masuk

"Diam lah di sini bukan hutan" sinis gara

"Ck, tidak usah ikut campur kau bocah" balas Delon

"Dasar tidak tau diri! Siapa di sini yang bersikap seperti anak anak?" Tanya gara

"Kau lah" ucap Delon

Gara melotot ketika mendengar itu, kapan dia bersikap kekanakan?

"Enak aja kapan gue kayak gitu, perasaan itu lo deh, kalo udah sama bunda aja kayak kucing minta di elus, giliran enggak aja sifat nya beda jauh" balas gara dengan sinis

"Dasar--"

"Ada apa ini?" Tanya ana dan Riana

Tadi sebenarnya mereka sedang memasak namun suara keributan di ruang tamu membuat mereka bergegas ke sana

"Delon? Kenapa kau kesini??" Tanya ana kebingungan pasal nya saat ini mereka tidak memiliki janji untuk bertemu sebelumnya

"Aku hanya ingin menemui mu ana" ucap Delon

"Untuk apa? Bukan kah kita sudah sering bertemu?"

"Itu beda anaaaa"

"Terserah kau saja Delon, sebaiknya diam Disini atau kau pulang saja dulu karena aku masih memiliki urusan" ucap ana

"Apa kau mengusirku?" Tanya Delon dengan nada sedih yang di buat buat

"Mungkin saja"

"Urusan apa yang kau punya? Biar aku bantu" tawar Delon

"Aku hanya akan memasak"

"Biar aku bantu" ucap delon, sedangkan ana dan Riana saat ini berkontak mata seolah berbicara 'apa boleh?', Delon melihat interaksi mereka sampai ia melihat bahwa Riana mengangguk, ia berseru senang

Akhirnya mereka memasak bersama sampai akhirnya setengah jam terlewati dan makan siang sudah siap di meja makan

Arlan memasuki mansion dengan tenang seolah tidak ada yang perlu di khawatir kan. Sampai pada akhir nya ia melihat Delon yang terus saja mengekori ana seperti anak ayam

"Wahhhh ga bisa di biarin ini, ayo Ar pisahin bunda sama tuh orang" ucap zayyan menyemangati

"Sabar mau ini, tapi makan dulu ga sih?"

Arlan  dan yang lainnya pun kemudian memakan makanan nya dengan tenang. ana masih saja di buntuti oleh Delon buktinya saat ini Delon sedang duduk di kursi samping ana. Tiba tiba

Greb

Arlan memeluk bunda nya dari samping dan menjauh kan ana dari Delon, tapi bukan nya menjauh ia malah mengikuti Arlan dan ana dari belakang

"Ngapain?" Dingin Arlan

"Cuma mampir doang" ucap Delon, netra biru Delon bertabrakan dengan netra amber milik zayyan.

Sehingga ia sadar jika yang di hadapan nya ini bukan Arlan melainkan sang alter ego nya.

"Menjauh lah dari bunda ku dasar tua Bangka" ucap zayyan, ia mengeratkan pelukannya pada ana dan menenggelamkan wajahnya nya di ceruk leher sang bunda

"Sayang" tegur ana

Zayyan acuh akan teguran dari ana, ia mengangkat kepalanya lalu menatap ke arah Delon dan memberikan sebuah senyum meremehkan serta kemenangan

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ArlanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang