chapter 48

1.2K 140 6
                                    

Don't like don't read






























Pagi hari Arlan sudah siap dengan baju seragam nya tak lupa tas yang yang bertengger apik di pundaknya

Arlan berjalan menuruni tangga dan berniat untuk langsung berangkat ke sekolah, ia melewatkan sarapan Karena ingin menghindari tenggara yang pasti akan terus mengikutinya

"Arlan kamu mau kemana? Sarapan dulu sayang" ucap ana

"Arlan ada tugas bunda jadi harus cepet cepet ke sekolah" balas Arlan

"Gamau sarapan dulu?" Tanya ana

Arlan menggelengkan kepalanya

"Yaudah tapi nanti kamu harus sarapan di sekolah nya oke?"

"Iya bunda kalo gitu Arlan berangkat dulu"

....

Di sisi lain

"Setidaknya berguna sedikit lah jangan cuma kerjaan nya tidur makan Mulu, berprestasi tidak, menghasilkan uang juga tidak, tidak berguna sekali kau menjadi seorang anak" sindir seorang wanita paruh baya pada seorang remaja

"Setidaknya aku tidak memakan hak orang lain" balas pemuda itu

"Memang pada dasarnya kamu itu tidak tau di untung harusnya kamu bersyukur karena masih saya izinkan tinggal disini"

Pemuda tersebut terkekeh " bukannya aku yang harusnya bilang seperti itu? Kau disini hanya menumpang jadi jangan bersikap seperti kau yang memiliki kuasa penuh di sini"

Wanita paruh baya itu menatap pemuda itu dengan tajam

"Sudah sana pergi kau harus bekerja! Ingat bawa uang jika pulang, jika kau pulang tidak membawa uang maka aku tak akan segan untuk menjual mu seperti waktu itu" ucap wanita paruh baya itu

Pemuda itu melangkahkan kaki nya keluar dari rumah yang terasa seperti neraka itu, ia menghela nafas kasar, harusnya dulu ia tidak menuruti permintaan wanita paruh baya itu untuk ikut tinggal di rumahnya, harusnya sekarang ia tinggal sendirian ditemani oleh kesepian bukan nya mendapatkan setiap caci maki dari wanita itu dia selalu diperlakukan layaknya budak, semua pekerjaan rumah selalu ia yang mengerjakannya jika tidak wanita itu pasti akan memukulinya, bahkan wanita itu tidak akan segan segan kepada nya jika ia pulang tidak membawa uang ia akan langsung di jual kepada om om atau bahkan tante Tante yang tertarik padanya, pernah ia di jual kepada seorang pria dan pria itu hampir melecehkan nya untungnya dia bisa kabur meskipun ia harus mendapatkan banyak luka di tubuhnya akibat kemarahan sang bibi. Akibat kejadian itu ia memiliki trauma yang cukup parah. Makanya ia rela bekerja di sebuah rumah makan untuk mendapatkan uang.

Bahkan uang yang ia tabung sekarang habis karena di pakai oleh bibi nya itu untuk mabuk dan berjudi

"Tuhan, aku lelah" lirih pemuda itu

Lelah, itulah yang di rasakan oleh pemuda itu, berulang kali ia berpikir untuk bunuh diri namun gagal, selama ini ia bertahan karena teman temannya yang selalu mendukung nya, topeng yang ia gunakan terlalu tebal, wajah yang selalu menampilkan raut tenang itu ternyata hanya topeng untuk menutupi kepahitan yang ia rasakan

"Jika aku tiada tidak akan ada yang merasa sedih kan?" Lirih pemuda itu sambil menatap kosong ke arah depan

Drttttt

Drttttt

Ia langsung mengambil handphone yang berada di sakunya itu lalu ia mengangkatnya

"Hallo, lo dimana?? Ini udah hampir masuk loh, lo mau telat??" Tanya orang di sebrang sana

ArlanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang