57. Pameran

4.2K 118 3
                                    

Hai semuanya! Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca cerita ini.

Jangan lupa untuk mengikuti akun saya dan vote cerita ini jika kalian menikmatinya.

Love you all!

HAPPY READING

*****

Festival Bunga Musim Semi di Rosendale adalah pesta warna dan kegembiraan. Jalanan kota dipenuhi dengan dekorasi bunga yang indah, aroma harum memenuhi udara, dan musik riang mengalun dari setiap sudut. Ribuan orang berbondong-bondong datang dari seluruh penjuru kerajaan untuk menikmati festival ini.

Di tengah keramaian festival, terdapat sebuah panggung besar yang menjadi pusat perhatian. Di panggung itu, para desainer ternama dari seluruh kerajaan memamerkan koleksi terbaru mereka. Gaun-gaun indah dengan berbagai warna dan model bergantian melenggang di atas catwalk, memukau para penonton yang hadir.

Akhirnya, tiba giliran Clarissa untuk memamerkan koleksinya. Dia berdiri di belakang panggung, jantungnya berdebar kencang. Dia tahu ini adalah kesempatan besar untuk membuktikan kemampuannya dan membangun kembali reputasi butiknya.

Musik berubah menjadi melodi yang lebih lembut dan elegan, menandai dimulainya peragaan busana La Maison de Clarissa. 

Para model berjalan anggun di atas catwalk, mengenakan gaun-gaun indah karya Clarissa. Setiap gaun memiliki desain yang unik dan detail yang memukau, menggabungkan keindahan bunga-bunga musim semi dengan sentuhan modern yang elegan.

Para penonton terpesona oleh koleksi Clarissa. Mereka bertepuk tangan dan bersorak riuh, memuji keindahan dan kreativitas desain Clarissa. Bahkan para bangsawan yang hadir pun tidak bisa menyembunyikan kekaguman mereka.

"Gaun-gaun itu sungguh menakjubkan!" seru seorang bangsawan wanita.

"Aku belum pernah melihat desain seindah ini sebelumnya," tambah bangsawan lainnya.

Clarissa tersenyum bahagia melihat respon positif dari para penonton. Dia merasa semua kerja kerasnya selama ini terbayar.

Tiba-tiba, Clarissa melihat seorang pria tampan dengan rambut pirang keemasan berdiri di antara kerumunan penonton. Pria itu menatapnya dengan tatapan terkejut dan tidak percaya. Clarissa mengenali pria itu. Dia adalah Raja Edward.

Edward tidak menyangka akan bertemu dengan Clarissa di sini. Dia mengira Clarissa sudah meninggalkan kerajaan. Dia merasa jantungnya berdebar kencang melihat Clarissa yang kini terlihat semakin cantik dan anggun.

"Clarissa?" gumam Edward, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Setelah peragaan busana selesai, Clarissa dibanjiri oleh para bangsawan yang ingin memesan gaun darinya. Mereka memuji keindahan dan keunikan desain Clarissa, dan berlomba-lomba untuk mendapatkan gaun terbaik. Clarissa tersenyum ramah, melayani setiap pelanggan dengan profesionalisme dan kesabaran.

Namun, di tengah keramaian itu, ada satu sosok yang membuat Clarissa merasa tidak nyaman. Lucas, pengusaha muda yang pernah menyatakan cintanya pada Clarissa, datang menghampirinya dengan senyum lebar.

"Clarissa, selamat atas peragaan busanamu yang sukses!" seru Lucas, suaranya terdengar riang.

Clarissa membalas senyuman Lucas, meskipun hatinya merasa sedikit kesal. Lucas selalu bersikap berlebihan dan terkadang tidak sopan, terutama saat mereka berada di depan umum.

"Terima kasih, Lucas," jawab Clarissa dengan sopan.

Lucas mendekati Clarissa, lalu tanpa permisi, dia menyentuh bahu Clarissa. "Kau terlihat sangat cantik malam ini, Clarissa," bisiknya di telinga Clarissa.

Clarissa merasa tidak nyaman dengan sentuhan Lucas. Dia mencoba menjauh, tapi Lucas semakin mengeratkan rangkulannya.

"Lucas, tolong jaga jarakmu," kata Clarissa dengan nada tegas.

Lucas tertawa kecil, "Ayolah, Clarissa. Jangan terlalu kaku. Kita kan teman."

Clarissa menghela napas panjang. Dia tahu Lucas tidak bermaksud buruk, tapi dia tidak suka diperlakukan seperti itu.

"Lucas, aku sudah bilang berkali-kali, aku tidak suka disentuh seperti itu," kata Clarissa dengan nada kesal.

Lucas mengangkat bahunya acuh tak acuh. "Baiklah, baiklah. Aku mengerti. Tapi kau tidak perlu bersikap terlalu dingin padaku, Clarissa. Kita kan teman."

Clarissa tidak menjawab. Dia hanya menatap Lucas dengan tatapan dingin, berharap Lucas akan mengerti dan berhenti bersikap seperti itu.

Namun, Lucas tampaknya tidak peduli dengan peringatan Clarissa. Dia terus menempel pada Clarissa, bahkan sesekali menyentuhnya. Clarissa merasa semakin tidak nyaman, tapi dia tidak ingin membuat keributan di depan umum.

Setelah acara selesai, Clarissa bergegas menuju kereta kuda yang telah disiapkan untuknya. Anya mengikutinya dari belakang, membawa beberapa kotak berisi pesanan gaun.

"Lucas, bisakah kau menjaga jarak?" Clarissa berbisik dengan nada tegas, begitu mereka berada di balik kereta kuda, jauh dari pandangan orang lain. "Kau membuatku tidak nyaman."

Lucas tertawa kecil, seolah tak menganggap serius teguran Clarissa. "Ayolah, Clarissa. Jangan terlalu kaku. Kita kan teman."

Anya, yang melihat raut wajah Clarissa, mencoba menengahi. "Tuan Lucas, Nyonya Clarissa sudah meminta Anda untuk menjaga jarak. Tolong hormati permintaannya."

Lucas melirik Anya dengan tatapan meremehkan. "Kau hanya seorang pelayan, Anya. Jangan ikut campur urusan kami."

Clarissa mengepalkan tangannya, menahan amarah yang mulai membuncah. "Lucas, cukup!" serunya. "Aku sudah bilang berkali-kali, aku tidak suka disentuh seperti itu. Kau tidak menghargaiku!"

Lucas mengangkat bahu acuh tak acuh. "Baiklah, baiklah. Aku mengerti. Tapi kau tidak perlu bersikap terlalu dingin padaku, Clarissa. Kita kan teman."

"Teman?" Clarissa mencibir. "Teman tidak akan bersikap seperti yang kau lakukan, Lucas. Kau tidak menghormati batasan pribadiku."

Tiba-tiba, suara seorang anak kecil terdengar dari belakang mereka. "Ayah!"

Clarissa dan Lucas menoleh, terkejut melihat seorang anak laki-laki berlari ke arah mereka. Anak itu memiliki rambut pirang keemasan dan mata biru jernih, persis seperti Edward.

"Edward?" gumam Clarissa, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Clarissa menatap Edward dengan tatapan bingung. Dia tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Siapa anak laki-laki itu? Dan kenapa dia memanggil Edward 'Ayah'?

Second Life  Villain's |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang