54. Penolakan

4K 114 4
                                    

Hai semuanya! Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca cerita ini.

Jangan lupa untuk mengikuti akun saya dan vote cerita ini jika kalian menikmatinya.

Love you all!

HAPPY READING

*****

Adrian duduk di samping tempat tidur Helena, menggenggam tangannya yang dingin. Wajahnya tampak pucat dan matanya sembab. 

Berita keguguran Helena telah menghantamnya seperti badai, meninggalkan luka yang mendalam di hatinya. Meskipun hubungan mereka diwarnai oleh perselingkuhan, Adrian tidak bisa menyangkal bahwa ia juga memiliki harapan akan kehadiran sang bayi.

"Helena, aku turut berduka cita," ucapnya dengan suara serak, berusaha menahan air mata yang mendesak untuk keluar. "Aku tahu ini sangat berat untukmu."

Helena menatap Adrian dengan tatapan kosong, air mata terus mengalir di pipinya. Dia tidak menjawab, hanya terus menangis tersedu-sedu.

Sejak keguguran itu, Helena berubah drastis. Dia menjadi mudah marah dan tersinggung, seringkali melampiaskan emosinya pada para pelayannya. Dia juga menjadi sangat posesif terhadap Adrian, menuntut perhatiannya setiap saat.

Suatu pagi, saat Adrian sedang bersiap untuk pergi ke kantor, Helena menghentikannya.

"Kau mau ke mana, Adrian?" tanyanya dengan nada curiga.

"Aku ada rapat penting di kantor, Helena," jawab Adrian dengan sabar.

Helena mengerutkan kening. "Rapat penting? Atau kau mau menemui Clarissa lagi?"

Adrian menghela napas panjang. "Helena, aku sudah bilang, aku tidak ada hubungan apa-apa lagi dengan Clarissa."

"Kau bohong!" teriak Helena, suaranya meninggi. "Kau pasti masih mencintainya! Kau pasti masih berharap dia kembali padamu!"

Adrian menatap Helena dengan tatapan lelah. "Helena, tolong jangan mulai lagi. Aku sedang tidak mood untuk berdebat."

Helena mendekati Adrian, lalu mencengkeram kerah kemejanya dengan kasar. "Kau tidak boleh pergi, Adrian!" teriaknya. "Kau harus tetap di sini bersamaku!"

Adrian melepaskan tangan Helena dari kerah kemejanya. "Helena, lepaskan aku! Kau menyakitiku!"

Helena terhuyung mundur, air mata kembali mengalir di pipinya. "Kau jahat, Adrian! Kau tidak peduli padaku lagi!"

Adrian mengabaikan Helena dan berjalan keluar dari kamar. Dia sudah muak dengan sikap Helena yang kekanak-kanakan dan tidak masuk akal.

Tuduhan korupsi yang dilayangkan pada Helena membuat gempar seluruh istana. Bukti-bukti yang ditemukan oleh penyelidik kerajaan menunjukkan bahwa Helena telah menggelapkan sejumlah besar uang kerajaan untuk kepentingan pribadinya.

"Ini tidak mungkin!" teriak Helena saat para pengawal datang untuk menangkapnya. "Aku tidak bersalah! Ini semua fitnah!"

Namun, bukti-bukti yang ada terlalu kuat untuk diabaikan. Helena akhirnya dijebloskan ke penjara, menunggu persidangannya.

Adrian, yang mengetahui berita penangkapan Helena, merasa terkejut dan bingung. Dia tidak menyangka Helena akan melakukan hal seperti itu.

"Bagaimana mungkin?" gumam Adrian, tidak percaya. "Helena yang kukenal bukanlah orang seperti itu."

Namun, semakin Adrian memikirkannya, semakin dia menyadari bahwa Helena memang telah memanipulasinya selama ini. Dia teringat akan semua kebohongan dan tipu muslihat yang Helena lakukan untuk mendapatkan perhatiannya.

Second Life  Villain's |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang