🚫 •WARNING• 🚫
MATURE CONTENT, 21+
Cerita ini berlatar belakang kehidupan para Gengster atau para Mafia besar juga kejam yang menjurus dengan kekerasan, bahasa kasar, dan juga seksual bebas.
•••
Dante Petterson, adalah seorang kriminal atau bisa d...
Vallen tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini, kedua matanya yang memerah karena terus menangis, saat ini tidak berhenti menatap sosok wanita yang tengah duduk di atas pangkuan Dante.
"Vallen... " Dante bergumam pelan.
"Kalian semua pembunuh!" Teriak Vallen dengan suara bergetar lalu menatap satu persatu orang yang berada di dalam ruangan itu.
"Apa yang kau katakan? " Evan menaikan alisnya dan menatap tidak mengerti kepada Vallen.
"Siapa dia?" Sandra yang tengah duduk di pangkuan Dante mengerutkan dahinya.
"Sandra, menyingkirlah." Dante semakin bergerak tidak nyaman ketika Vallen terus menatap sinis kepadanya lalu mendorong tubuh Sandra untuk bangkit dari atas pangkuannya.
"You... All of you... Have killed my family." Ucap Vallen dengan sekuat tenaganya, wanita itu buru-buru menyeka air matanya dan berlari keluar dari ruangan kerja Dante.
"Fuck!" Dante mengumpat, pria itu spontan berdiri dan berjalan cepat untuk mengejar Vallen yang kembali masuk kedalam kamarnya.
"Dante!" Sandra memanggil Dante yang hendak keluar dari ruangan. Namun, evan langsung meraih pergelangan tangan Sandra dan menggelengkan kepalanya pelan.
"Jangan Sandra tunggulah di sini, biarkan aku yang menyusulnya"
"Tapi... "
Sandra menatap Evan lama lalu mengangguk kecil. "Alright, I'll wait for you here." Evan tersenyum pelan, pria itu menghela napas dalam lalu pergi mengikuti Dante meninggalkan Sandra dengan rasa penasarannya terhadap sosok perempuan yang Dante kejar beberapa saat yang lalu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Vallen! " Napas Dante tercekat, pria itu seperti mengerti apa yang telah wanita itu katakan kepadanya.
"Pergi!" Dante terpaku sesaat ketika mendengar suara lirih Vallen, pria itu lantas masuk kedalam kamar dan menutup pintunya lalu menguncinya dari dalam.
"KATAKAN! KATAKAN... Kenapa kau membunuh keluargaku?" Dante berjalan mendekati Vallen yang tengah duduk meringkuk dan menangis di bawah tempat tidurnya.
"JAWAB!" Teriak Vallen lalu mendongakan wajahnya dan menatap nyalang kepada Dante, gadis itu tidak menyangka jika Dante tega melakukan semua kekejaman itu kepadanya, tidak cukupkah bagi pria itu jika dirinya telah menjadi tawanannya selama ini.
"Siapa yang mengatakan itu kepadamu, hm?" Jantung Vallen seperti mempompa darah lebih cepat ketika mendengar suara pria itu.
"Apa yang kau inginkankan dariku lagi Dante? Tidak cukupkah kau melenyapkan keluargaku?" Vallen kembali menangis, tidak ada kata yang bisa menggambarkan apa yang tengah gadis itu rasakan saat ini.