Setelah melewati lantai bawah yang sesak dan juga ramai, aku menarik napas lega ketika Dante membawaku ke atas lantai tiga kedalam sebuah ruangan berdinding kaca, ruangan bernuansa gelap yang hanya bermodalkan beberapa lampu sorot di dalamnya kini Dante, pria itu terus melingkarkan kedua tangannya kepada pinggangku.
Kedua mataku menyapu pada setiap sisi ruangan yang kami masuki, hal pertama yang aku lihat adalah banyaknya berbagai macam minuman berlakhol terpajang di dalam sebuah lemari kaca besar dan lengkap dengan berbagai macam gelas-gelas kristal yang terpajang rapih di dalam rak lemari kaca besar tersebut.
Di dalam ruangan ini aku masih bisa melihat kearah luar, tepatnya ke arah lantai dansa dengan ukuran besar di bagian tengahnya, dan memperlihatkan pengunjung klub yang saat ini tengah berjoget atau berdansa menikmati alunan musik disc jockey yang menggema, tidak hanya itu di sana juga terlihat wanita-wanita berpakaian minim atau mungkin bisa di bilang hampir telanjang tengah berjoget erotis di dalam sebuah kerangke besi dan meliuk-liukan tubuh telanjangnya tanpa rasa malu di hadapan banyak pengunjung, atau mungkin memperlihatkan para pengunjung yang hanya sekedar duduk dan menikmati beberapa minuman alkohol di dalam klub ini.
"Kenapa kau membawaku kemari?" Pria itu tidak hanya membuatku gelisah. Tetapi Dante juga membuat diriku semakin tidak mengerti oleh sikap posesifnya yang dia berikan terhadapku, yang notabennya aku adalah seorang wanita tawanannya.
Aku melirik sekilas ke arah pria itu ketika Dante melepaskan tangannya dari pinggangku lalu berjalan ke arah meja yang berada di dalam ruangan ini "Mulai sekarang kau akan ikut denganku, kemanapun aku pergi "
"Untuk apa? Apa itu perlu?" Dante menoleh ke arahku, lalu terkekeh pelan sebelum mengeluarkan pistolnya, pisau lipat dan juga peluru cadangan yang selalu dia sembunyikan di balik saku celana atau saku jaketnya lalu menaruhnya di atas meja "Hm, aku tahu tempatmu bukan di sini, dan aku tahu kau bahkan belum pernah menginjakan kedua kakimu di tempat seperti ini bukan? Tetapi sekarang, kau milikku dan kau telah bersamaku, jadi kau harus terbiasa dengan tempat-tempat seperti ini."
"Tapi aku bukan siapa-siapamu Dante, I'm fed up with you." Dante menarik napas panjang, dan menghentikan aktifitasnya yang tengah menuangkan alkohol kedalam gelas kristal di tangannya.
"Kau terlihat begitu kesal baby, sebentar lagi para pamanku akan segera datang. Ku minta kau ubah ekspresi wajahmu bila di hadapan mereka, apa kau dengar?" Dante melanjutkan kembali tangannya yang tengah menuangkan alkohol itu lalu menyesapnya.
"Don." Eldatan membuka pintu ruangan "Mereka sudah tiba."
Dante mengangguk lalu masuklah Evan dan juga pria yang baru aku lihat kini berjalan masuk kedalam ruangan dan duduk di atas sofa, aku mengalihkan pandanganku ke arah lain dan bergerak tidak nyaman ketika mereka terus menatapku dan kenapa Dante memaksaku untuk ikut bersamanya? Bahkan sebelumnya, tidak pernah terpikirkan olehku sekalipun jika aku akan berada di sebuah klub malam seperti ini dan di kelilingi oleh para penjahat seperti mereka.
"Vallen!" Dante memanggilku untuk datang kepadanya dengan menepuk kedua tangannya di atas paha. Tetapi aku hanya diam membatu karena tidak mengerti apa maksud dari pria itu lalu menghela napas dalam ketika lagi-lagi Dante memanggilku .
"Vallen, Kemarilah" Dan bagaikan wanita bodoh, aku justru menuruti perintah Dante untuk mendekatinya, Pria itu menarik lenganku ketika aku tengah berdiri di sampingnya hingga membuat tubuhku terjatuh di atas pangkuan pria itu.
Aku menelan ludahku paksa ketika lagi-lagi Dante melingkarkan kedua tangannya kedalam tubuhku " Dante"
Kedua mataku membulat ketika Dante memberikan kecupan singkat pada pipiku "Diam, dan duduk dengan tenang di sini,baby." Sial, kenapa dia selalu berbisik di samping telingaku, pria itu tidak tahu bagaimana berdebar-debarnya jantungku ketika dia memperlakukan diriku begitu posesif seperti sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSED
Romance🚫 •WARNING• 🚫 MATURE CONTENT, 21+ Cerita ini berlatar belakang kehidupan para Gengster atau para Mafia besar juga kejam yang menjurus dengan kekerasan, bahasa kasar, dan juga seksual bebas. ••• Dante Petterson, adalah seorang kriminal atau bisa d...