47 : Dance With ...

198 24 14
                                    

▶️ 👆🤭

Happy reading 🤸‍♂️

....

...

...



"Heeeuuk!" Jia duduk dengan kaki menekuk di atas karpet depan televisi. Kepalanya tertunduk lunglai setelah menghabiskan entah berapa kaleng bir. Ada lebih dari 10 kaleng bir yang berjejer di meja depannya.

"Heuuk!" Jia cegukan yang kesekian kalinya. Perutnya mual dan kepalanya terasa berputar-putar, membuat mulutnya merancau tidak jelas.

"Haechan-ah, awas kau, ya! Aku marah padamu!"

Jia mengangkat wajahnya dengan pipi yang sudah memerah. Sorot matanya yang tidak fokus, menatap kaleng bir di depannya seolah kaleng itu adalah Haechan.

Jarinya menuding pada kaleng tersebut. "Ya, kau tidak boleh masuk ke rumahku dan jangan bicara padaku!"

Jia tertawa gila. "Kau tidak bisa masuk Haechan-ah. Aku mengganti sandi rumahku."

"Jangan harap aku akan menyambutmu. Cih, dasar menyebalkan!"

"Tidur saja sana sama mantan gilamu itu! Aku juga memiliki pria lain."

"Bahkan aku sudah tidur dengannya." Jia tertawa lunglai yang di akhiri dengan tangis dramatis.

"Hiks.. Aku sangat buruk."

"Oh, shit. Semua sudah terjadi. Tidak ada yang perlu di sesalkan. Oke, Jia-ssi!"

Beeeeeepppp!

Jia menyipitkan matanya menatap pada pintu rumahnya. Terdengar bel yang berbunyi berkali-kali.

"Ah, Haechan?" Jia menyipitkan matanya.

Bukan hanya sandi rumahnya, Jia juga memblokir nomor pria itu.

🌖🌖🌖

"Jia-ya, buka pintunya!" Haechan frustasi setelah memencet bel berkali-kali, pintu tersebut tidak kunjung terbuka. Jia benar-benar marah sampai mengganti sandi rumahnya dan juga memblokir semua nomornya.

"Jia-ya, cepat buka! Ayo, kita bicara." Haechan menggedor pintu rumah Jia.

"Pulang sana! Kau itu punya rumah! Atau tidur sama mantanmu saja!" Jia akhirnya menjawab dari balik pintu.

"Maafkan aku, please. Aku sudah bilang ini terakhir kalinya, bukan? Ayo, buka pintunya."

"Siiireeeeoooo! Pulang saja Haechan-ah! Aku membencimu!"

Ceklek.

Haechan tersentak ketika pintu apartemen sebelahmya yang malah terbuka. Seorang pria paruh baya muncul dari sana.

"Ya, anak muda! Ini tengah malam, jangan membuat keributan! Mengganggu orang istirahat saja!"

Haechan meringis tak enak. "Ah, mianheyo Ahjussi. Saya akan pergi."

"Eoh, pergilah. Jika kau mau bertengkar dengan pacarmu, jangan tengah malam seperti ini."

Haechan mengiyakan dengan sopan. Akhirnya ia pulang ke rumahnya saja. Lagi pula, Jia tengah marah padanya. Dia pasti tidak akan membukakan pintunya sampai pagi.

"Aish!" Sakit kepalanya kembali menderanya. Tubuh yang semula mulai fit, malah kembali sakit.

Haechan sengaja meninggalkan mobilnya di gedung Jia dan pulang menggunakan taksi. Akan sangat beresiko jika ia mengemudi dalam keadaan seperti ini.

POISON [LEE HAECHAN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang