Awali pagimu dengan...... 👀🙈
..
..
..
"Jia-ya, illeonaa~"
"Heuummm," Jia merasakan kecupan-kecupan di sisi wajahnya hingga ke sepanjang bahu polosnya.
"Ayo, cepat bangun." bisikan itu terasa menggelitik di telinganya.
"Heumm, nanti." gumamnya —masih dengan mata terpejam.
Haechan dibelakangnya, merubah posisi Jia menjadi tidur menghadapnya. Gadis itu malah melingkarkan tangannya di tubuhnya dan mencari posisi nyaman di dadanya.
Haechan tersenyum geli. "Ya, bangunlah. Kita harus bersiap."
"Eung?" Jia membuka matanya perlahan. "Jam berapa sekarang?" tanyanya dengan suara serak.
"Setengah tujuh." Haechan mengecup pucuk rambutnya. "Kita bisa berangkat jam delapan mungkin?"
"Ah, aku hanya perlu bangun setengah jam lagi. Aku masih ngantuk," Jia bergumam malas. Tubuhnya masih lelah setelah semalaman bermain dengan Haechan.
"Kita gunakan waktu sebentar itu untuk olahraga pagi saja."
"Olahraga?" Jia mengerutkan alisnya. "Tidak cukup waktunya untuk keluar." dengusnya.
Haechan tergelak geli. "Bukan itu ..."
"Aakkh——" Jia reflek memekik pelan merasakan jari yang menyapa di dalam tubuhnya secara tiba-tiba.
"Oppa, angghhhh, apa semalam belum cukup—hhhh," Jia menggigit bibir bawahnya dengan mata sedikit terpejam. Jari itu semakin mengoyak pertahanannya.
"Heung?" Haechan memasang wajah menyebalkan. "Aku tidak pernah merasa cukup."
"Ah——"
Mulut Jia yang sedikit terbuka, Haechan gunakan sebagai kesempatan untuk memasukkan lidahnya. Lidah itu bergerak liar di dalam mulut Jia, yang tentu saja disambut oleh gadis itu dengan lihai. Desahan keduanya sampai memenuhi ruangan itu
"Oppa, ahh~" Jia memekik lirih setelah melepaskan permainan bibirnya, dan tubuhnya melemas seketika merasakan pelepasan hanya dengan jari-jari saja.
Haechan tersenyum puas melihat gadisnya yang mengerang indah karenanya. Gadis itu tengah menetralkan tubuhnya yang sempat melayang, saat itu juga kedua matanya terbuka lebar ketika tubuh polosnya tertindih olehnya.
"Oppa, waktunya tidak akan cukup."
Chup,
Haechan mengecup bibirnya. "Sudah terlanjur bangun, sayang."
Perlahan sesuatu yang keras bergerak memasukinya, seiring dengan gerakannya yang teratur.
"Se-sekali saja, ya?" Jia menggigit bibir ditengah gerakannya yang perlahan membuatnya lupa segalanya.
"Hmm," Haechan hanya bergumam dengan senyum yang tidak begitu meyakinkan.
"Hhnngghhh, Oppa~" Kedua tangan Jia telah mengalung di leher Haechan. Menarik lembut pria itu hingga bibir mereka kembali bertemu. Bibir keduanya saling memagut dengan panas, bergerak seirama dengan tempo yang pria itu buat.
"Oppa~hhhngghh,"
Bibir itu beralih menjelajahi lehernya. Haechan dengan teliti mengabsen sepanjang kulit leher, bahu, hingga ke dadanya. Dia memainkan tubuh gadis itu dengan sesuka hatinya —membuat udara di sekitar mereka semakin memanas.
![](https://img.wattpad.com/cover/369412788-288-k147153.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
POISON [LEE HAECHAN]
Fanfiction"Bagaimana mungkin aku membiarkan tubuhku disentuh oleh dua pria? Bukankah itu gila?" "Eoh. Kau sangat gila." sahut Jisung. "Percayalah, itu hanya tahap awalnya saja. Lama-lama kau pasti akan terbiasa." "Tidak akan! Aku masih memiliki sedikit hati...