57 : Helm 💚

177 24 13
                                    

Ciiiiiiitttttttt!

Jisung tengah berdiri bersandar di pagar besi jembatan, mengalihkan pandangannya dari ponsel ditangannya begitu sebuah motor besar berhenti di hadapannya. Matanya menatap lama gadis itu yang tengah melepaskan helm di kepalanya. Angin kencang malam hari, menyambut rambut panjang gadis itu dengan indahnya.

Jisung menyungging padanya begitu Jia turun dari motornya. "Kau datang juga,"

"Oppa, jangan tersenyum seperti itu, jebal. Kau membuatku merinding." Jia bergidik melihat senyum Jisung yang begitu manis.

"Kau tidak tahu kalau aku ini murah senyum?"

"Mollayo," Jia mengendikan bahu tak acuh. Pandangannya lalu beralih pada mobil yang berdiri gagah di tepi jalan. "Mobilmu benar-benar mogok?"

"Eoh," Jisung menyahut santai.

"Kenapa memanggilku?"

"Entahlah. Aku hanya terpikirkan dirimu."

Jia menggeleng dengan decihan kecil. "Bukankah kau sedang di rumah orang tuamu?"

"Sedang ingin keluar saja."

"Lihat bintang?" Jia mengernyitkan alisnya.

"Geurohji!" Jisung menjentikkan jarinya.

Jia ingin tertawa, akan tetapi ini tidak lucu. "Oppa, ini musim gugur. Tidak ada bintang yang terlihat di musim ini." katanya geregetan.

"Ada."

Jia menatapnya dengan kernyitan aneh. "Dimana?"

"Di depanku ini." Jawabnya tanpa beban.

1 detik ... 2 detik ... 5 detik .... Jia hanya bisa menganga tanpa suara mendengar jawaban gilanya.

Setelah cukup lama mematung, akhirnya Jia menghembuskan nafas beratnya. "Memang tidak waras."

Jisung tertawa. "Ayo bawa aku." Ucapnya seraya menegakkan punggungnya dari pagar jembatan.

Jia mengerjapkan matanya cepat. "Kemana?"

"Kemanapun asal suasana tempatnya bagus."

Jia mendengak pada pria di depannya. "Hanya ada satu helm. Haruskah membelinya?"

"Tidak masalah." Jisung mengangguk santai. "Ayo kita cari tempat yang menjual itu."

Jia menggeleng. "Tidak. Aku saja yang pergi. Aku hafal daerah sini. Ada tempat yang menjual helm dan lain-lain disana. Kebetulan aku mengenal pemiliknya."

Jisung mengerjap takjub. "Oh, jinjja?"

"Eoh," Jia mengangguk santai. "Oppa tunggu sini dulu. Aku akan kembali membawa helm." Jia sudah berbalik, namun secepat kilat, Jisung menahan lengannya.

Jia menatapnya bingung. "Waeyo?"

"Pakai kartuku." Jisung memberikan kartunya.

Jia menatap pria bermasker itu sejenak, lalu menyambar kartu di tangan lelaki itu begitu saja. "Oke."

Bruuuuummmmm.

Jisung terus memandang jejak Jia yang perlahan menjauh dengan motor besarnya. Dia memiliki sisi keren sekaligus cantik. Sesuatu yang menjadi poin utama pesonanya.

Selang beberapa menit, Jia kembali dengan sebuah helm baru.

"Oppa, coba dulu. Kau bisa menukarnya jika tidak muat atau kebesaran."

Jisung mengangguk dan mencoba benda yang diberikan Jia.

"Ini muat, tapi sedikit sesak."

"Oh, Ayo kita tukar saja."

POISON [LEE HAECHAN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang