45 : Sick

215 25 19
                                    

Hai... Tetep up nih, bcz udh kelar dr kemaren ni part.

Jujur aja. Aku masih syok. Kyk masih ngang, ngong, ngang, ngong gitu.m 😌 Masih gak nyangka kok dia bisa begitu 😪  pdhl hyung kesayangan echan 😔

Sijeuni baik" yaa... Kuat yaa...

Semoga kedepannya anak-anak pd baik" aja 😭 pliiss, jgn ada kasus lg 😭 gak sanggup dirikuh inii...

Dah lah.

Selamat membaca yedeuraaa...

..

..

..

..


Gila!

Jia merasa nyawanya entah terbang kemana. Dayanya seolah telah tersedot habis oleh pria ini.

Aish. Jinjja?! Jia memejamkan matanya. Merutuki dirinya yang terlalu jauh bermain dengan Jeno disaat moodnya buruk karena cemburu pada Haechan. Rasanya ia ingin membenturkan kepalanya ke tembok saja saking gilanya dirinya ini.

Apa bedanya ia dengannya?

Jelas berbeda. Dirinya jauh lebih buruk dari Haechan.

"Oppa, aku mau pulang. Tolong jangan halangi aku lagi." Jia menatap lengan kekarnya yang merengkuh erat di dadanya. Tubuh mereka menempel tanpa celah sedikitpun.

Jia merasakan helaan nafas berat di punggung polosnya.

"Sebentar." Jeno membenarkan rengkuhan tangannya, tampak tidak rela membiarkan Jia pergi.

"Oppa, bukankah tadi sudah sangat cukup?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oppa, bukankah tadi sudah sangat cukup?"

"Aku tidak pernah merasa cukup jika tidak memilikimu hanya untukku saja."

"Oppa, please, jangan katakan itu lagi." Jia memohon pada Jeno agar tidak mengatakan sesuatu yang jelas tidak mampu ia lakukan.

Lagi, Jia bisa merasakan helaan napas Jeno di punggungnya.

"Oppa, tolong biarkan aku pergi." ulang Jia lagi.

"Baiklah. Hati-hati." Jeno bergumam dengan nada lelah. Lalu secara perlahan, dia melepaskan tangan yang merengkuhnya dari belakang.

Jia bangun dengan hati-hati, memunguti pakaiannya yang berceceran di lantai bersama dengan pakaian milik Jeno. Ia juga membereskan ruangan itu yang sangat kacau ——sama seperti pikirannya saat ini. Tak hentinya Jia merutuki dirinya yang telah bertindak sangat gila. Haechan pasti akan menghajarnya jika tahu apa yang ia lakukan dengan Jeno.

"Oppa, aku pulang dulu."

Jeno tidur dengan posisi tengkurap memunggunginya, tak ingin melihat Jia yang akan pergi meninggalkannya setelah apa yang mereka berdua lakukan. Jeno tahu siapa yang terus Jia pikirkan sejak tadi saat melakukannya dengannya. Berkali-kali dia hampir menyebutkan nama asli Haechan.

POISON [LEE HAECHAN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang