63 : Bimbang 🖤

176 22 18
                                    

Maklum lah ya, namanya jg genre reverse harem 🤣

....

...

...

Jia menggigit bibirnya melihat pantulan dirinya di depan cermin. Penampilannya sudah rapih dan memakai make up, tetapi masih urung untuk pergi.

Tentu saja di dalam hatinya, ia merindukan Jeno juga, namun perasaannya menjadi berat ketika teringat Haechan. Pikirannya kini tengah berperang hebat tentang bagaimana cara ia mengakhirinya disaat hatinya masih saja belum siap.

Jia melirik jarinya yang kembali kosong. Ia sengaja melepaskannya untuk sementara. Jeno tidak boleh melihat cincin dari Haechan yang lebih mirip cincin pertunangan.

Huuuhhh. Jia menghela nafas pelan untuk melegakan hatinya yang berat.

Jeno akan menjemputnya hari ini. Jia bisa lolos dari Haechan karena dia memiliki jadwal dengan 127. Keluarganya juga sedang di rumahnya karena ini masih weekend, dan nanti malam adik-adiknya akan menginap di apartemennya.

Jia memilih datang saat makan malam saja meskipun Haechan memprotesnya. Ibu Haechan juga berharap Jia akan berkumpul bersama juga, tapi Jia beralasan ada janji dengan Misoo.

Jia terus merutuki diri sendiri yang lagi-lagi berbohong, padahal Haechan sudah menaruh kepercayaannya padanya.

Kau benar-benar buruk, Jia-ya

Mau bagaimana lagi, Jeno masih berstatus pacarnya, mungkin ia akan melepasnya secara perlahan.

......

Beeeeepp.

Mendengar bel berbunyi, Jia segera memakai sepatunya dengan cepat dan menyambar coat yang ia letakkan di atas sofa. Jia mengenakan coatnya sambil berlari kecil ke arah pintu rumahnnya.

Ceklek.

Begitu pintu terbuka, tubuhnya langsung di tubruk oleh seseorang.

"Aku merindukanmu."

Jia sempat terkejut selama beberapa detik, dan kemudian membalas pelukan pria itu.

"Aku ... aku... juga," balas Jia pelan.

Jawabannya tentu membuat senyum pria itu mengembang sempurna. Dia mencium sisi rambutnya dan menghirup dalam-dalam aroma di lehernya yang dirindukannya.

"Aku senang kau juga merindukanku," Jeno melepas pelukannya, memandang wajah cantik itu dengan penuh kerinduan.

Jia menatapnya polos. "Oppa, apa kau ingin mampir dulu?"

Pandangan Jeno melirik pada pintu rumah Jia yang masih terbuka. Hanya sejenak, lalu menggeleng. "Tidak. Ayo kita pergi sekarang saja."

"Oh, oke." Jeno langsung meraih tangannya setelah Jia menutup pintunya.

🍁🍁🍁

"Nuna Oppa sedang dinas lagi?" tanya Jia begitu memasuki apartemen milik Jeno.

Jeno menggeleng dengan senyumnya. "Dia di rumah pacarnya."

"Ah, begitu." Jia mengangguk saja seraya melepas sepatunya dan mengganti dengan sandal rumah. Kemudian melepaskan coatnya yang langsung di ambil alih oleh Jeno dan di cantelkan bersama jaket miliknya.

Jia melanjutkan kembali langkahnya, lalu mendadak berhenti ketika Jeno memeluknya dari belakang.

"Aku sungguh merindukanmu." Jeno menenggelamkan wajahnya di lehernya.

POISON [LEE HAECHAN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang