61 : Arrived ❤️‍🩹

263 26 17
                                    

LDR memang tidak enak.

Hari-hari yang Jia jalani memang lebih tenang, namun Jia merasa kesepian tidak ada seseorang yang mendatanginya dengan senyuman. Jia tidak bohong merindukan pelukan hangat kekasihnya.

Jia duduk dengan tenang sambil menikmati minuman hangat di sebuah kafe. Pandangannya terarah ke dinding kaca di sampingnya yang menampilkan jalanan kota tengah di basahi air hujan.

"Duduk sendiri di hujan deras seperti ini tidak buruk juga." gumamnya, tersenyum kecil.

Kekehan kecilnya meluncur. "Tiba-tiba aku jadi F."

Jia menyadarkan punggungnya di sandaran kursi sambil menyesap minumannya. Pandangannya masih asik menikmati derasnya hujan di luar sana.

"Jia Nuna?"

Perhatian Jia langsung teralihkan seketika begitu mendengar seseorang memanggilnya. Seorang laki-laki yang ia kenal, berdiri di dekat mejanya masih dengan seragam sekolahnya.

"Eoh, Seonho?" Jia terkejut bertemu dengan putra suami Ibunya disini.

"Kebetulan sekali." bocah itu tersenyum senang. "Aku boleh duduk disini?" tanyanya, meminta ijin.

Jia terdiam sebentar sebelum akhirnya mengangguk kecil. "Silahkan."

"Nuna sendirian?"

Jia tersenyum, "Eung. Terjebak hujan." ujarnya. "Kenapa kau bisa sampai disini?"

Bocah itu tersenyum. "Aku dari rumah temanku."

"Oh," Jia mengangguk saja. Sejujurnya Jia sedikit canggung dengan anak ini. Ini pertama kalinya mereka duduk bersama setelah saling mengenal.

"Nuna, aku ... tahu siapa pacarmu." Seonho bergumam kecil, yang otomatis membuat Jia reflek terbatuk.

Uhuuk!

Tiba-tiba saja dia mengatakan itu?

Jia melongo tidak yakin menatapnya. "A-apa?"

"Dia idol kan? Aku tahu siapa namanya."

"Ekhem..." Jia berdeham pelan. Pandangannya kembali ia alihkan pada dinding kaca di sampingnya.

"Bahkan Sia tahu lebih, dulu. Tapi aku mengancamnya agar tidak melewati batas."

"Eh?" Jia kembali menatap pada Adik tirinya. "Kenapa kau melakukan itu?" tanya Jia meringis.

"Aku tidak mau Nuna mendapat masalah. Masalah ini akan sangat serius jika sampai ke media."

Oh, god. Kenapa Seonho melakukan hal itu untuknya? Padahal ia tidak begitu dekat dengannya, hanya pernah bertemu beberapa kali saja. Apa dia se-care itu padanya?

"Nuna pernah bilang, kan, kalau Nuna memiliki ... dua pacar?"

"A——  itu ..." Jia mengusap tengkuknya dengan senyum kikuk.

"Apa dia seorang idol, juga?"

Jia terdiam lagi. Tidak tahu harus menjawab jujur atau mengelaknya. Ia masih belum begitu percaya dengan laki-laki yang belum lama di kenalnya ini.

Seonho tersenyum tipis dan menyesap minumannya. "Baiklah jika Nuna tidak mau menjawabnya. Aku tidak masalah, kok."

"Geundae, Seonho-ya, gomawo sudah membantuku. Aku sangat tahu sifat anak itu," Jia menyungging tipis.

Seonho mengangguk dengan senyum kecil.

"Nuna, sejujurnya aku ... perasaanku," pandangannya menunduk. "... aku sungguh menyukaimu." lanjutnya, lirih.

POISON [LEE HAECHAN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang