21 : Watching Movies 🖤

569 37 7
                                    

Jia memasuki rumahnya dengan wajah lelah.

Jadwal beberapa hari ini cukup melelahkan. Ia melakukan rekaman acara music show sampai sore, lalu malamnya, masih melakukan latihan.

Saking sibuknya sampai tidak bisa berkumpul dengan teman-temannya.

Jia melepaskan jaketnya dan melemparkan di tempat tidurnya. Ia menyambar handuk dari jemuran mininya.

Tubuhnya sangat gerah dan lengket.
Jika seperti ini, akan bagus jika berendam, tetapi ia tidak memiliki bathup. Biasanya ia akan datang ke rumah Haechan, jika ingin berendam.

Jia terkekeh lelah.

Beberapa hari ini hanya bertemu Haechan di perusahaan saja. Dia sangat sibuk dan memilih tidur di asrama 127.

Jia menyalakan musik dari ponselnya untuk menemaninya mandi.

Lagu shower milik Becky. G terputar di ponselnya.

Jia mandi di bawah guyuran shower dengan iringan lagu tersebut. Tubuhnya menari bebas mengikuti irama musik itu di bawah guyuran air. Dengan mendengarkan musik, aktivitas mandinya menjadi lebih menyenangkan. Semangatnya kini berangsur kembali hanya karena hal itu.

Jia baru selesai mandi setelah menghabiskan lima lagu.

Ia keluar hanya mengenakan jubah mandi saja dan rambut basah yang terbungkus handuk. Kemudian mengambil hairdryer dari dalam kamarnya dan menyalakan benda tersebut di ruang tengah.

Marvin gaye, lagu yang kini terputar di ponselnya.

Lagi, Jia menari bebas saat mengeringkan rambutnya. Tubuhnya bergerak mengikuti beat lagu yang sangat menyenangkan. Karena ia tengah sendirian di rumah, Jia bebas melakukan gerakan segila mungkin. Gerakan yang mampu membuat makhluk lawan jenis tumbang karenanya.

Jia menari sambil menyanyikan lagu tersebut.

"But I love to be in trouble with you!"

"Let's Marvin Gaye and get it on,
you got the healing that I want...
Just like they say it in the song
Until the dawn, let's Marvin Gaye and get it on..."

Saat tubuhnya berbalik, ia di kejutkan oleh seseorang yang duduk di sofa, tengah merekamnya dengan senyum jahil.

Jia yang sangat terkejut dengan kedatangannya yang tiba-tiba, tidak bisa menahan keseimbangannya hingga tubuhnya terjun bebas.

Gedubrak!

"Akkhh!" Jia meringis kesakitan, menyentuh pergelangan kakinya yang keselo.

Bukannya langsung menolong, Haechan malah menertawakannya.

"Aigoo," tawa lepasnya sangat khas.

Jia mendelik. "Kenapa datang diam saja?!" serunya, kesal.

Haechan baru membantunya berdiri setelah menertawakannya.

"Aku tidak ingin mengganggu kegiatanmu." ujarnya, dengan wajah tanpa dosa.

Jia sadar dirinya sempat di rekam tadi.

"Mana ponselnya!" Jia menyadongkan tangannya di depan Haechan.

"Apa maksudmu?" katanya, pura-pura tidak mengerti. Ia kembali duduk di sofa.

"Kau tadi merekamku." Jia mengikutinya, lalu menyambar bantal sofa untuk dijadikan senjata ancaman untuk laki-laki itu. "Berikan padaku!"

Haechan tergelak geli. "Kau salah paham."

Jia menaikkan satu kakinya di sofa dengan posisi menekuk, memojokkan laki-laki itu.

POISON [LEE HAECHAN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang