Bayangan dari Masa Lalu

7 3 0
                                    

🕊🕊🕊🌹🌹🌹🪞🪞🪞
-----------------------

Matahari baru saja terbit di ufuk timur ketika Hasana mengayuh sepedanya dengan penuh semangat menuju sekolahnya di kota Mitrawangi. Kota ini memiliki salah satu SMP elit terbaik yang dikenal dengan reputasi akademisnya yang tinggi, dan Hasana telah diterima di sana melalui jalur beasiswa prestasi. Ini adalah kesempatan yang sangat diidamkan oleh banyak siswa, dan Hasana merasa bangga dan sedikit gugup di hari pertamanya.

Setelah menempuh perjalanan cukup jauh, Hasana akhirnya tiba di tepi jalan raya tempat penitipan sepeda dan motor. Tempat itu sudah mulai ramai dengan para pekerja dan pelajar yang menitipkan kendaraan mereka sebelum melanjutkan perjalanan ke tempat kerja atau sekolah masing-masing. Hasana menuntun sepedanya ke tempat penitipan dan memastikan semuanya aman sebelum berjalan kaki ke halte bus terdekat.

Tidak butuh waktu lama bagi Hasana untuk menunggu bus antar kota yang akan membawanya ke sekolah barunya. Bus itu datang tepat waktu, dan Hasana segera naik, mengambil tempat duduk di dekat jendela. Sepanjang perjalanan, ia tak henti-hentinya memikirkan bagaimana hari pertamanya di SMP Mitrawangi akan berlangsung. Bus melaju cepat di jalanan yang mulai dipenuhi kendaraan lain. Hasana terus memperhatikan pemandangan kota yang semakin padat, sembari merasa sedikit cemas tentang apa yang akan dia hadapi di sekolah barunya.

Setibanya di depan sekolah, Hasana turun dari bus dengan hati berdebar. Sekolah itu tampak megah, dengan bangunan modern dan halaman luas yang dipenuhi oleh siswa-siswi yang sudah lebih dulu datang.

Hasana segera menyadari bahwa SMP Mitrawangi tidak hanya terkenal karena prestasi akademisnya yang gemilang, tetapi juga sebagai tempat berkumpulnya anak-anak dari keluarga kaya dan berpengaruh. Dari penampilan hingga gaya bicara, banyak siswa di sana menunjukkan tanda-tanda kemewahan yang tak bisa diabaikan.

Hasana berjalan dengan langkah pasti menuju gerbang utama, tetapi tiba-tiba dia melihat seseorang yang sangat familiar.

Di sana, di antara kerumunan siswa, berdiri seorang gadis yang pernah sangat berarti dalam hidupnya, Tirtania. Mata mereka bertemu, dan seketika kenangan masa kecil mereka berdua kembali mengalir. Hasana teringat bagaimana mereka dulu selalu bermain bersama di desa kecil tempat mereka dibesarkan sebelum akhirnya berpisah karena keadaan.

"Tirtania!" seru Hasana, suaranya penuh dengan kehangatan dan kebahagiaan yang tidak bisa disembunyikan.

"Hasana?" Tirtania terkejut, namun segera tersenyum lebar dan memeluk Hasana dengan erat. "Aku tidak percaya kita bisa bertemu lagi di sini! Dunia ini benar-benar kecil, ya!"

Mereka berdua tertawa bersama, seolah tidak ada waktu yang pernah memisahkan mereka.

Saat Hasana dan Tirtania berjalan bersama ke aula utama di mana semua siswa baru akan berkumpul untuk kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), mereka melihat siswa-siswa lain dengan pakaian yang meski sederhana, terlihat jelas memiliki merek terkenal dan mahal. Banyak dari mereka yang membawa tas-tas branded dan aksesoris yang mencolok. Beberapa anak bahkan tiba di sekolah dengan diantar oleh supir pribadi atau mobil-mobil mewah yang terparkir di halaman sekolah.

"Wow, ini benar-benar berbeda dari yang kita bayangkan ya, Hasana," bisik Tirtania, matanya berbinar melihat penampilan teman-teman sekelas mereka yang tampak seperti model iklan di majalah.

"Benar," jawab Hasana dengan anggukan kecil. Meskipun merasa sedikit terintimidasi, Hasana tetap tenang, mengingat bahwa dia berhasil masuk ke sekolah ini bukan karena latar belakang keluarganya, tetapi karena kerja keras dan prestasinya sendiri.

Langkah mereka tiba-tiba terhenti ketika melihat seorang siswa yang tak asing bagi mereka, Fattih.

"Fattih?" Tirtania memanggil dengan nada penuh kejutan, sementara Hasana hanya bisa menatap tak percaya. Fattih, teman mereka dari SD, yang selalu bersikap cuek dan tak peduli dengan apa yang orang lain katakan, kini berdiri di depan mereka dengan seragam yang sama.

Jejak Takdir dalam Keheningan: Cinta Abadi Jiwa KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang