🕊🕊🕊🕊🌹🌹🌹🌹🪞🪞🪞🪞
------------------------------------------------
-------------------------------------------Setelah Pak Nehan mengungkapkan perasaannya kepada Mbak Hasana, kehidupan mereka berlanjut dalam kesibukan masing-masing. Pak Nehan terlibat dalam berbagai proyek di Yayasan Bentala Renjana, mengelola berbagai kegiatan yang memerlukan perhatian penuh. Ia sering kali berada di lapangan, memastikan semua berjalan dengan baik dan membantu anak-anak yang membutuhkan. Setiap kali ia merenung, bayangan Mbak Hasana selalu hadir di pikirannya, tapi tanggung jawabnya menuntut fokus yang besar.
Sementara itu, Mbak Hasana juga tenggelam dalam aktivitasnya. Ia sibuk mengembangkan diri dan berkontribusi di tempat kerjanya. Kehidupan sehari-harinya dipenuhi dengan tantangan dan kesenangan, namun ada sebuah kekosongan yang tak bisa ia pungkiri. Di saat-saat tenang, pikirannya sering melayang kembali kepada Pak Nehan, merenungkan perasaannya yang belum sepenuhnya terungkap.
Tanpa mereka sadari, satu bulan telah berlalu tanpa komunikasi antara mereka. Meskipun hidup masing-masing terasa memuaskan, ada rasa rindu yang tumbuh perlahan di dalam hati mereka. Setiap kali melihat pesan yang tak terbalas di ponsel, keduanya merasakan kehadiran satu sama lain yang semakin samar.
Malam-malam menjadi terasa sepi dan sunyi, saat bintang-bintang berkelip di langit. Mereka berdua sering menatap langit malam, merindukan kehadiran satu sama lain dan bertanya-tanya apakah di luar sana, mereka masih saling berpikir. Waktu yang berlalu tanpa komunikasi membuat Mbak Hasana merasa seolah ada yang hilang, dan Pak Nehan, meski sibuk, tidak bisa mengabaikan kekosongan yang ditinggalkan Mbak Hasana dalam hidupnya.
Hingga pada suatu pagi, saat sinar mentari mulai menyapu lembut ufuk timur, mereka menyadari sudah waktunya untuk memulai kembali percakapan yang lama terabaikan. Sebuah langkah kecil yang kini terasa bermakna besar, menantikan saat mereka dapat berbagi cerita dan tawa, seperti dulu.
"Permisi."
Mbak Hasana, yang pagi itu tengah sibuk di dapur, segera melangkah keluar. Sekilas, ia terkejut, namun senyum segera mengembang di wajahnya. "Oh, Pak Nehan, silakan masuk. Silakan duduk." Ucapannya hangat, penuh keramahan.
"Maaf, aku datang tanpa pemberitahuan." Pak Nehan melangkah masuk, duduk bersila di lantai depan meja kayu panjang.
"Tak apa-apa, tunggu sebentar, ya. Aku matikan kompor dulu." Dengan cekatan, Mbak Hasana kembali ke dapur.
Tak lama berselang, ia datang membawa nampan. Secangkir kopi mengepul, ditemani potongan kue kecil yang tersusun rapi, ia letakkan perlahan di meja. Dengan hati-hati, ia merendahkan tubuh dan mendekat, lututnya menyentuh lantai. "Silakan dinikmati, seadanya."
"Terima kasih," ucap Pak Nehan sembari menyesap kopinya pelan. Pandangannya, tak luput, tertuju pada kaki Mbak Hasana yang terbalut perban putih. Diletakkannya cangkir itu kembali, lalu dengan suara lembut ia bertanya, "Hasana, apa yang terjadi dengan kakimu?"
Mbak Hasana refleks menutupi perban itu dengan lipatan celana panjangnya yang longgar. Ia tersenyum kecil, meski sedikit getir. "Aku jatuh dari eskalator dan sempat terpeleset di sumur Nenek. Tapi sekarang sudah jauh lebih baik."
Pak Nehan menghela napas panjang, matanya mengabarkan kekhawatiran. "Kapan itu terjadi?"
"Sebulan lalu." jawabnya Mbak Hasana
"Keseleo?" tanya Pak Nehan lagi
"Ya, hanya keseleo. Kalau saja aku lebih hati-hati waktu itu..." jawabnya, diiringi senyum kecil yang berusaha menenangkan suasana.
"Baiklah, aku mengerti." Pak Nehan mengalihkan pandangan, memperhatikan sudut-sudut rumah. Setelah beberapa saat, ia kembali berbicara. "Kamu sudah mendengar tanggal pernikahan Tirtania dan Fattih, bukan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Takdir dalam Keheningan: Cinta Abadi Jiwa Kembar
RomanceDi dalam labirin waktu yang tak terhingga, kisah cinta Hasana Iswari dan Nehan Laksana menggambarkan keindahan dan kedalaman dari hubungan twinflame dan old soul. Sebagai jiwa-jiwa yang telah lama hidup dan mengalami berbagai kehidupan, mereka menem...