🕊🕊🕊🕊🪞🪞🪞🪞🌹🌹🌹🌹
_______________________________
Tiga hari menjelang pernikahan Mbak Hasana dan Pak Nehan, rumah keluarga Iswari dipenuhi kehangatan dan rasa haru. Semua anggota keluarga hadir untuk menemani Mbak Hasana, mengingat pernikahan akan dilangsungkan di Desa Sekarjaya, tempat mempelai pria, Pak Nehan Laksana, tinggal. Pagi itu, suasana rumah terasa berbeda—penuh dengan kegembiraan yang bercampur dengan keharuan."Hasana, kami semua selalu menantikan kabarmu. Jadi, jangan pernah bosan untuk mengirim pesan kepada kami, ya," ujar Paman Aditya, mencoba menyembunyikan emosi di balik senyumnya.
Nenek Usmika, yang selalu bijaksana, menambahkan dengan nada lembut namun tegas, "Kamu akan menjadi istri orang paling sibuk. Jadi, bersiaplah untuk ikut sibuk. Tapi ingat, usahakan ke rumah nenek minimal sebulan sekali, ya."
"Dan aku tidak akan memaafkanmu jika sampai lupa nimbrung di grup chat keluarga Iswari," timpal Bibi Ratri dengan nada bercanda, meski matanya memancarkan kehangatan.
Mbak Hasana tersenyum kecil, mengangguk, dan menjawab dengan lembut, "Baiklah, Nenek, Paman, Bibi. Aku akan selalu mengingatnya."
Paman Aditya menghela napas panjang, seolah menahan kenangan yang bermunculan di benaknya. "Aku masih tidak percaya waktu berlalu begitu cepat. Rasanya baru kemarin aku melihat Hasana berangkat sekolah SMP."
Bibi Santi, istri Paman Aditya, mengangguk setuju. "Alam semesta memang mengatur segalanya dengan sangat baik," katanya penuh makna.
Tak lama kemudian, suara mobil terdengar memasuki halaman rumah, memecah keheningan. Bibi Ratri segera bangkit, diikuti oleh suaminya, Paman Nandana, untuk menyambut tamu. Dari balik jendela, terlihat Bu Analeah turun dari mobil, ditemani adik sepupunya Mbak Radinka yang merupakan teman dekatnya Mbak Hasana.
"Silakan masuk, Bu Analeah, Mbak Radinka," sapa Bibi Ratri dengan ramah, menggiring keduanya masuk ke dalam rumah. Mereka berdua dipersilakan duduk di ruang tamu yang hangat dan nyaman.
"Terima kasih banyak," jawab Bu Analeah, sopan, sambil duduk bersama Mbak Radinka. Namun, suasana yang awalnya hangat perlahan berubah menjadi sunyi, seolah semua orang tengah merenungkan momen yang akan segera terjadi.
Bu Analeah, yang terkenal lugas, akhirnya memecah keheningan. Ia menatap Mbak Hasana dengan penuh perhatian dan bertanya, "Jadi, Mbak Hasana, sudah siap?"
Mbak Hasana menunduk sejenak, lalu mengangkat wajahnya dengan senyum lembut. "Iya, aku siap," jawabnya, suaranya terdengar tenang namun penuh keyakinan.
Bibi Ratri melirik ke arah ibunya, Nenek Usmika, lalu bertanya dengan nada menggoda, "Ibu, tidak ada sedikit wejangan untuk Hasana sebelum dia meninggalkan rumah ini?"
Nenek Usmika tersenyum tipis, lalu menjawab dengan tenang, "Tidak ada yang perlu aku sampaikan. Hasana kita sudah memahami semuanya dengan sangat baik."
Bu Analeah kemudian berpaling kepada keluarga Iswari, membungkuk sedikit sebagai tanda hormat. "Kalau begitu, saya mohon izin untuk membawa Mbak Hasana ke Desa Sekarjaya. Saya berjanji akan menjaganya dengan baik," ucapnya tulus.
"Kami mengizinkanmu, Bu Analeah," balas Nenek Usmika. "Hati-hati di jalan, semoga kalian sampai dengan selamat," tambah Paman Nandana.
Sebelum pergi, Mbak Hasana memeluk setiap anggota keluarganya satu per satu. Pelukan itu penuh dengan kehangatan dan harapan, seolah menjadi salam perpisahan sebelum memulai babak baru dalam hidupnya.
Saat tiba giliran Paman Nandana, ia berkata sambil tersenyum, "Kalau bertemu keponakanku, Tirtania, cubit pipinya untukku, ya. Bilang padanya, sesibuk apa pun, usahakan membalas chat. Slow response lebih baik daripada tidak sama sekali!" Ucapannya disambut tawa kecil dari Hasana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Takdir dalam Keheningan: Cinta Abadi Jiwa Kembar
RomanceDi dalam labirin waktu yang tak terhingga, kisah cinta Hasana Iswari dan Nehan Laksana menggambarkan keindahan dan kedalaman dari hubungan twinflame dan old soul. Sebagai jiwa-jiwa yang telah lama hidup dan mengalami berbagai kehidupan, mereka menem...