Kode Semesta dan Pergeseran Energi

5 1 0
                                    

🕊🌹🪞🕊🌹🪞🕊🌹🪞
---------------------

Malam itu, sekitar pukul 9, Pak Nehan tiba di rumahnya dengan lelah setelah seharian penuh beraktivitas di yayasan. Ia membuka pintu depan dengan perlahan, dan sejenak matanya tertuju pada bunga mawar di pot dekat pintu. Mawar itu mulai mekar, dengan kelopak yang terbuka sempurna, seakan menyambutnya pulang. Ia tersenyum kecil, menikmati keindahan itu sebelum akhirnya masuk ke dalam rumah.

Setelah merapikan diri dan beristirahat, Pak Nehan merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Kelelahan dengan cepat menariknya ke dalam tidur yang dalam. Namun, malam itu berbeda. Di dalam mimpinya, ia melihat sosok seorang perempuan. Wajah perempuan itu samar, seperti bayangan yang belum sepenuhnya terungkap. Meski tidak jelas, ada sesuatu yang terasa akrab dan menenangkan. Mereka berdiri berdampingan, tangan mereka bersatu, dan di dalam mimpi tersebut, Pak Nehan merasakan perasaan yang sangat mendalam, perasaan jatuh cinta dan kerinduan yang begitu kuat. Seakan-akan, ia telah menanti sosok ini sepanjang hidupnya.

Perasaan itu begitu nyata, hingga ketika Pak Nehan terbangun tiba-tiba pada pukul 03:03, jantungnya berdegup kencang. Keringat dingin membasahi keningnya, dan dadanya masih terasa berat karena debaran yang belum mereda. Ia duduk di tepi tempat tidurnya, menatap ke arah jam di ponsel yang sekali lagi menunjukkan angka kembar. Pikirannya berputar, mencerna pengalaman yang baru saja ia alami.

"Ini bukan sekadar mimpi," pikir Pak Nehan. Perasaan itu terlalu nyata untuk diabaikan. Semakin hari, ia merasakan kehadiran energi yang aneh namun kuat seperti ada jiwa lain yang dekat dengannya, jiwa yang terhubung erat dengannya. Ia mulai percaya bahwa apa yang ia rasakan adalah kehadiran jiwa kembar, seseorang yang ditakdirkan untuk bersamanya. Pikiran itu memenuhi benaknya, membuatnya semakin yakin bahwa sosok perempuan dalam mimpinya mungkin benar-benar ada di dunia nyata, berada di sekelilingnya, menunggu untuk ditemukan.

Dengan perasaan yang campur aduk, Pak Nehan terbaring lagi, memejamkan mata, berharap esok hari akan membawanya lebih dekat pada jawaban yang ia cari.

Pada pagi harinya, Pak Nehan terbangun tepat pukul lima. Seperti rutinitas biasanya, ia segera menuju kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya sebelum bersiap-siap pergi ke asrama putra Bentala Renjana. Namun, saat ia hendak meninggalkan rumah, matanya tidak sengaja tertuju pada bunga mawar putih di samping rumahnya. Bunga itu hampir mekar, kelopaknya perlahan terbuka, memberikan keindahan yang mendalam pada pagi yang dingin.

Pak Nehan berhenti sejenak, mengamati bunga itu dengan hati-hati. Rasanya ada sesuatu yang berbeda pagi ini, meski ia belum bisa menjelaskan apa. Setelah memastikan semuanya, ia melangkah keluar dari rumah dan berjalan menuju asrama seperti biasa.

Namun, sepanjang perjalanan, ada yang membuatnya merasa aneh. Setiap kali ia melintasi rumah-rumah warga, ia memperhatikan bunga mawar merah yang bermekaran di depan rumah mereka. Warna merah terang itu tampak mencolok di pagi yang masih berkabut.

"Sejak kapan mereka menanam bunga mawar?" gumam Pak Nehan pada dirinya sendiri. Ia tidak pernah memperhatikan adanya bunga mawar sebelumnya di sekitar lingkungan itu. Pandangannya terus tertuju pada bunga-bunga tersebut, membuatnya merasa seolah-olah ada sesuatu yang ingin disampaikan oleh alam. Ada energi yang tak biasa di pagi itu, dan meskipun ia tidak bisa menjelaskan sepenuhnya, hatinya dipenuhi perasaan ganjil yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

Dengan pikiran yang masih dipenuhi oleh tanda-tanda aneh ini, Pak Nehan melanjutkan langkahnya menuju asrama, bertanya-tanya apakah kejadian ini ada hubungannya dengan mimpinya semalam.

***

"Mas Nehan, hari ini katanya ada bazar buku besar-besaran loh di simpang tujuh alun-alun Kota Mitrawangi." kata Analeah yang berbicara dengan tenang.

Jejak Takdir dalam Keheningan: Cinta Abadi Jiwa KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang