Cahaya Cinta di Bawah Langit Bentala

3 0 0
                                    

🕊🕊🕊🌹🌹🌹🪞🪞🪞
_______________________
_______________________

Mbak Hasana menatap takjub saat pertama kali menginjakkan kaki di rumah Pak Nehan. Rumah itu sangat besar dan megah, hampir seperti sebuah istana. Namun, bukan luas atau kemegahannya yang memenuhi pikirannya, melainkan sesuatu yang lebih sederhana: apakah selama ini Pak Nehan mengurus rumah sebesar ini sendirian? Pikiran itu berputar di kepalanya saat ia mengikuti langkah Pak Nehan, yang berjalan mendahuluinya menuju kamar mereka di lantai dua.

Ketika pintu kamar dibuka, Mbak Hasana nyaris kehilangan kata-kata. Ruangan itu luas, elegan, dan ditata dengan sempurna. Ia memperhatikan bahwa lemari besar di sudut kamar sudah dipenuhi berbagai jenis pakaian dan aksesoris, semuanya tampak baru dan berkelas.

"Pak Nehan, ini terlalu berlebihan," ucapnya dengan nada lembut, tetapi penuh ketulusan.

"Tidak, Hasana. Ini tidak seberapa. Kamu layak mendapatkan semua ini," jawab Pak Nehan sambil tersenyum tenang, tatapannya penuh perhatian. "Baiklah, sekarang aku ingin menunjukkan sesuatu yang lebih penting."

Pak Nehan melangkah keluar dari kamar lebih dulu, meninggalkan Mbak Hasana yang segera berlari kecil untuk mengikutinya. Ia penasaran ke mana suaminya akan membawanya.

Ternyata, tujuan mereka adalah sebuah ruangan kerja besar yang dipenuhi oleh layar-layar komputer dan berbagai perangkat teknologi canggih. Beberapa komputer terlihat terhubung ke CCTV, memberikan gambaran tentang tingkat keamanan rumah tersebut. Di sebelah ruangan itu, ada sebuah perpustakaan pribadi yang dipenuhi rak-rak buku yang menjulang tinggi, berisi berbagai koleksi dari fiksi hingga jurnal ilmiah.

"Kamu bebas melakukan apa pun di rumah ini. Mulai sekarang, rumah ini juga rumahmu," kata Pak Nehan, suaranya terdengar tulus dan hangat.

Mbak Hasana menatapnya dengan serius. "Kalau begitu, Pak Nehan, tolong izinkan aku membantumu. Apa pun itu-pekerjaan rumah, membantu urusan Bentala Renjana, atau bahkan meringankan bebanmu dalam membuat artikel dan jurnal. Aku ingin menjadi bagian dari kehidupanmu, sepenuhnya."

Pak Nehan terdiam sejenak, mencerna kata-kata istrinya. Ia tahu betul maksud Mbak Hasana. Ini bukan hanya tentang pekerjaan rumah, tetapi tentang kemitraan, tentang berbagi beban dan tanggung jawab dalam segala hal. Dengan senyum lembut, ia mengulurkan tangannya dan menyentuh kepala Mbak Hasana dengan penuh kasih sayang.

"Terima kasih banyak, Hasana. Aku sungguh beruntung memilikimu."

Mbak Hasana tersenyum kecil, lalu seolah mendapatkan ide mendadak. "Kalau begitu, biarkan aku mulai dengan membuat makan malam," katanya penuh semangat sebelum bergegas menuju dapur.

Pak Nehan hanya berdiri diam sejenak, memandang punggung istrinya yang menghilang di ujung koridor. Dalam hati, ia merasa bersyukur, karena kini hidupnya tidak lagi hanya tentang dirinya sendiri, tetapi juga tentang seseorang yang dengan tulus ingin mendampinginya dalam segala hal.

Sesampainya di dapur, Mbak Hasana segera mengecek isi kulkas. Ternyata kulkas itu penuh dengan berbagai bahan makanan yang segar dan tertata rapi. Di bofet atas, terlihat berbagai macam bumbu dan rempah-rempah yang tersusun rapi dalam toples kaca, menciptakan kesan dapur yang sangat lengkap dan siap digunakan. Peralatan memasak modern tertata dengan baik di sudut-sudut dapur, mencerminkan efisiensi dan keteraturan.

Dengan cekatan, Mbak Hasana mulai menyiapkan bahan-bahan untuk memasak. Tangannya yang terampil mengupas, memotong, dan meracik bahan makanan dengan penuh perhatian. Saat sibuk di meja dapur, pandangan matanya tak sengaja tertuju keluar jendela. Tirai jendela yang terbuka memperlihatkan pemandangan halaman kecil di mana ia melihat Pak Nehan sedang memberi makan seekor kucing liar. Awalnya hanya satu kucing yang datang, tetapi dalam hitungan menit, kucing-kucing liar lainnya mulai bermunculan dari segala arah, mendekati Pak Nehan yang sabar dan lembut memberikan makanan.

Jejak Takdir dalam Keheningan: Cinta Abadi Jiwa KembarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang