🕊🕊🕊🕊🪞🪞🪞🪞🌹🌹🌹🌹🌹
_________________________________Di gedung sederhana namun elegan yang menjadi pusat dari Aksara Veritas, suasana pagi itu begitu hidup dan penuh semangat. Tempat kerja Mbak Hasana, yang dikenal sebagai salah satu rumah penerbitan dan percetakan ternama, selalu dipenuhi hiruk-pikuk aktivitas para pekerjanya. Namun, hari itu terasa berbeda. Kesibukan luar biasa menyelimuti ruangan, seperti ada tenggat waktu besar yang harus dikejar bersama-sama.
Di area para editor buku, meja-meja kayu panjang dipenuhi oleh berkas-berkas naskah yang bertumpuk rapi, laptop yang terbuka, dan cangkir-cangkir kopi yang mulai kosong. Beberapa editor tampak serius meneliti naskah dengan pensil di tangan, mencatat revisi di margin halaman. Sebagian lagi sedang berbicara dengan penulis mereka melalui telepon, mendiskusikan ide, plot cerita, atau perubahan pada bab tertentu.
Seorang editor senior, Pak Raka, duduk di meja pojok dengan raut wajah serius, tetapi sesekali tersenyum mendengar penjelasan penulis yang sedang berdiskusi dengannya melalui panggilan video. Suaranya terdengar tenang dan profesional, memberikan masukan dengan bahasa yang halus namun tegas. "Kalimat ini sudah cukup kuat, tapi coba perkuat lagi emosi tokoh di bagian akhir bab ini, agar pembaca merasa lebih terhubung," katanya sambil mengetik sesuatu di laptopnya.
Di sisi lain ruangan, Mbak Hasana tengah berbicara dengan seorang penulis muda yang baru saja menyerahkan naskah pertamanya. Dengan senyum hangat yang menjadi ciri khasnya, ia memberikan arahan tentang bagaimana memperbaiki struktur cerita. "Bahasamu sudah sangat indah, tetapi ada beberapa adegan yang terasa kurang mengalir. Mungkin kita bisa tambahkan detail untuk memperkuat atmosfernya," ucapnya dengan lembut, membuat sang penulis tampak lebih percaya diri.
Di dekat pintu masuk, seorang pekerja percetakan mendorong troli penuh dengan tumpukan buku-buku yang baru selesai dicetak. Bau khas kertas baru memenuhi udara, memberikan sensasi segar di tengah suasana sibuk. Beberapa staf lainnya sedang memeriksa hasil cetakan, memastikan setiap halaman tercetak sempurna tanpa cacat.
Di ruang desain grafis yang terletak di sebelah kanan, para desainer tampak sibuk di depan komputer masing-masing. Layar mereka dipenuhi dengan sketsa sampul buku yang berwarna-warni. Seorang desainer bernama Dimas, dengan headphone terpasang di telinganya, tengah fokus menyesuaikan tipografi judul pada salah satu desain. Ia tampak berdiskusi dengan Mbak Rini, manajer kreatif, yang berdiri di sampingnya sambil menunjuk layar. "Font ini sudah bagus, tapi coba kita tambahkan sedikit efek bayangan agar judulnya lebih mencolok," ujar Mbak Rini.
Di ruang produksi yang lebih luas, suara mesin cetak bergema, menambah kesan bahwa tempat itu adalah pusat kreativitas yang tiada henti. Para pekerja bergerak cepat dan terorganisir, memeriksa kualitas cetakan sebelum buku-buku itu dikemas untuk dikirim ke toko-toko di seluruh negeri.
Meskipun suasana penuh tekanan karena tenggat waktu yang semakin dekat, ada semangat kerja sama yang terasa di antara para staf. Mereka saling melempar candaan kecil di sela-sela kesibukan, membawa senyuman meski wajah mereka tampak lelah. Di sudut ruangan, tersedia meja kecil dengan camilan ringan dan termos besar berisi kopi serta teh untuk mereka yang ingin rehat sejenak.
Jam istirahat di kantor Aksara Veritas selalu menjadi momen yang dinanti para staf untuk melepaskan penat dari pekerjaan yang menumpuk. Di ruang makan sederhana namun nyaman, Mbak Hasana duduk bersama tiga rekan editor buku lainnya: Mbak Dwiana, Mas Harsa, dan Pak Raka. Aroma nasi goreng yang baru saja dihangatkan memenuhi ruangan, bercampur dengan suara gelak tawa dan obrolan santai dari berbagai meja.
Sambil menyeruput teh hangat, Mbak Dwiana membuka pembicaraan dengan suara yang sedikit bersemangat, "Hei, kalian dengar kabar soal Mr. Nela? Katanya beliau akan menikah sebentar lagi!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Takdir dalam Keheningan: Cinta Abadi Jiwa Kembar
RomansaDi dalam labirin waktu yang tak terhingga, kisah cinta Hasana Iswari dan Nehan Laksana menggambarkan keindahan dan kedalaman dari hubungan twinflame dan old soul. Sebagai jiwa-jiwa yang telah lama hidup dan mengalami berbagai kehidupan, mereka menem...