prolog.

3.9K 176 6
                                    

"Aw aw bun ih sakit aduh iya iya maaf bun"

"Bener-bener kamu ya! Masa ibun harus ngadep guru bk kamu seminggu sekali! Kemaren ketauan ngerokok di toilet, sekarang ikut tawuran, besok apa lagi? Hah!?"

"Aduh iya- iya maaf ibun cantik. Ini lepas dulu ih malu diliat yang lain tuh" sedangkan yang lainnya hanya menahan tawa melihat kelakuan sang jagoan sekolah anak mami ini.

"Lama-lama ibun pesantrenin kamu ya! Bikin ulah aja kerjaannya!" Ucap ibun yang sudah hampir habis kesabarannya menghadapi anak tunggalnya ini.

"Yayah, ibun tuh" katanya mengadu, saat yayahnya keluar dari ruang BK.

"Kamu juga sih berulah aja. Udah tau punya ibun galak kaya herder. Masih aja bandel" katanya.

"Apa kamu bilang??!!" Ucap ibun dengan pelototan gemasnya. Sedangkan yayahnya hanya tersenyum saja tanpa rasa bersalah.

"Hehehe engga sayang. Yuk pulang!" Ajak yayah, mengalihkan perhatian.

"Hukuman apa yang dia dapet ron?" Tanya ibun.

"Heh! Ran ron ran ron!" Katanya kesal.

"Hukuman apa yang dia dapet yayah??" Ucap ibun dengan penuh penekanan disetiap katanya.

"Skors sehari."

"Bara Aulian Kusumajaya. Denger ya. Sampe ibun dapet panggilan lagi dari sekolah kamu bulan ini, fasilitas semua ibun cabut!" Katanya dan langsung meninggalkan sepasang anak dan bapak itu.

"Yah, hehe yayah pasti dipihak bara dong?"

"Ih engga ya. Makasih. Yayah masih mau tidur pelukan sama ibun. Bye!"

"aelah yayah sama ibun sama aja!"

"Pulang kamu! Awas ya 1 jam lagi belom sampe rumah, yayah pastiin fasilitas kamu dicabut semua" kata yayah sambil berjalan meninggalkan bara bersama teman-temannya yang sedari tadi menonton drama keluarganya.

"Ishh, iya iya." Katanya kesal.
"Ngapain lo pada senyum-senyum? Kaya gak pernah liat drama keluarga gue aja!" Ucap bara melihat muka teman-temannya yang sedari tadi tersenyum menahan tawanya.

"Hahahahaha" pecah juga tawa teman-temannya itu.

"Bar udah sana lu balik. Daripada di tarik tuh ATM lu" ucap Aro, sahabat bara sedari kecil.

"Bokap lu belum keluar?" Tanya bara.

"Bentar lagi. Udah sana lu duluan aja."

"Yaudah deh. Gue cabut, salam buat om mark ya ro"

"Aman. Ati-ati lo!" Kata aro yang diangguki bara.

"Guys gue duluan ya. Sampai ketemu lusa! Hahaha" kata bara kepada teman-temannya yang sudah pasti sama dengannya mendapat hukuman skors.

Bara, adalah anak cerdas dalam pelajaran tapi sangat bandel untuk menaati peraturan sekolah. Kalo saja dia waktu itu tidak memenangkan lomba cerdas cermat se indonesia, mungkin dapat dipastikan dia akan di keluarkan dari sekolah.

......

"Morning ibunku yang paling cantik dirumah ini" kata bara sambil mencium pipi ibunnya yang sedang mengoleskan selai pada roti.

"Bar! Ilangin gak kebiasaan kamu nyium-nyium ibun?!" Protes yayah.

"Nanti kalo bara punya cewek yah. Kalo sekarang kan belom punya, jadi gak ada yang dicium."

"Belom punya cewek?! Emang ibun gak tau kamu tiap malem telfonan sama cewek? Siapa tuh kalo bukan pacar kamu?!"

"Dih ibun nguping ya?!"

"Gak sengaja denger. Siapa suruh malem-malem bukan tidur, malah sleepcall-an sambil main gitar. Sok romantis." Katanya ketus.

"Oh hehe. Bukan bun. Iseng aja itu mah buat peneman sepi."

"Awas ya bar, kalo kamu berani macem-macem sama cewek! Yayah penggal burung kamu!" Kata yayahnya.

"Aman. yayah Tenang aja kalo itu" ucap bara sambil menyuapkan rotinya kedalam mulut.

"Heran, persis banget bapaknya. Ibun kebagian hikmahnya aja"

Iya, Bara Aulian, anak tunggal dari Roney dan Salva. Disekolah, bara memang terkenal sangat pintar ya walaupun nakal tapi ranking dia tak pernah turun selalu menjadi yang pertama, namun jika keluar sekolah dia dikenal sebagai jagoan oleh lawannya. Tapi, sampai dirumah dia akan berubah menjadi anak yang sangat manja, terutama dengan ibunnya. Lain halnya dengan cewek-cewek disekolah bara, siapa sih yang gak suka dengan bara? Dia adalah sosok cowok idaman. Ganteng, pinter, soleh, sayang keluarga. Ya kekurangannya cuma 1, yaitu friendly. Terlalu friendly, sampe cewek-cewek yang dekat dengan dia gak bisa bedain apakah bara membalas perasaannya atau hanya dianggap teman saja? Karena dari perhatiannya, dan perlakuannya itu membuat para kaum hawa jadi punya harapan. Padahal bara begitu memang ke semuanya. Bukan hanya ke satu orang saja. Entahlah nurun dari siapa kelakuannya dia. Tapi dapat dipastikan, ayah ibunya dulu tidak begitu.

"Yah? Ini bara beneran gak boleh keluar?" Kata bara menghampiri roney yang sedang treadmill di halaman belakang.

"Boleh. Tapi, Ke teras aja."

"Ih maksudnya nongkrong sama temen-temen"

"Ya kamu tau kan konsekuensinya. Jadi silahkan aja." Kata roney santai.

"Ngapain kamu?! Pasti mau nego kan sama yayah? Mau nongkrong kan? Gak ada ya! Masuk kamar sana! Kalo gak, kuras tuh kolam renang" kata salva yang datang dengan membawa sebotol air putih yang tadi diminta roney.

"Ya ampun yayah istrinya cantik-cantik galak banget. Bener kata yayah, kaya herder. Cup.. love you sekebon ibun" kata bara yang mengecup pipi salva dan langsung lari.

"Tuh anak kamu ron!"

"Hahaha anak kita sayang"

"Engga. Kalo lagi kaya gitu anak kamu! Persis yayahnya. Ibunnya gak dapet apa-apa, ya pinternya boleh lah nurun dari aku"

"Iya ya sal. Padahal dulu pas bikin yang banyak explore gaya kan kamu ya? Kok mirip aku semua ya?"

Plak..!!
"Diem kamu!"

"Aduh. Udah hampir 20 tahun gak berubah juga rasa pukulannya" kata roney sembari mengelus punggungnya yang pedas terkena pukulan maut salva.

"Udah ah. Mau mandi!" Kata salva dan langsung meninggalkan roney sendiri.

"BUN, YAYAH IKUTTT!" kata roney dan langsung berlari mengikuti salva.




BarisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang