Seminggu setelah kejadian berlalu. Aya masih saja belum berani untuk keluar kamarnya. Aro, syerin dan nola setiap hari berganti-gantian menemani aya, supaya aya tau bahwa masih ada teman-teman yang selalu ada untuknya.
Roney sudah menjelaskan tentang kejadian yang dialami aya. Pak dony tentu kaget dan marah anaknya diperlakukan seperti itu. Bu gita pun shock. Mereka langsung mencari tau rumah laihan guna mencarinya. Tapi saat itu ternyata laihan sedang dirawat dirumah sakit karena lukanya yang cukup serius akibat ulah anak buah roney. Orang tua laihan sangat marah saat itu, bahkan dia sampai ingin melaporkan roney bara dan aro ke pihak kepolisian. Namun roney langsung menunjukan video skandal laihan dan lili, serta menjelaskan kenapa bisa laihan seperti ini. Tentunya orang tua laihan kaget, karena memang mereka tidak tau menau hal itu. Tadinya roney berupaya memasukan laihan kedalam penjara, tapi orang tua laihan memohon kepada pa dony sampai bersujud dikakinya untuk tidak membawa pihak kepolisian didalam masalah ini. Mereka meminta maaf. Akhirnya mereka berdamai dengan catatan ketika nanti laihan sembuh dia tidak boleh menampakan dirinya di hadapan aya. Jika itu terjadi, pihak aya gak akan segan-segan untuk menyebar video itu serta memasukan laihan kedalam penjara. Dan orang tua laihan pun menyanggupinya.
Kini pa dony, dan bu gita sedang fokus untuk kesehatan mental aya. Karena dia masih trauma. Bahkan aya sudah tidak mau lagi tidur didalam kamar miliknya. Akhirnya pa dony dan bu gita memindahkan aya ke kamar tamu. Dan untungnya aya mau pindah kesana.
Semenjak kejadian itu, aya sangat benci dengan boneka. Dia membuang semua boneka-boneka yang ada dikamarnya. Dia masih terbayang-bayang dengan boneka yang diberikan laihan itu.
"Morning ica" sapa mamanya yang masuk ke dalam kamar membawakan aya susu hangat. Dia hanya diam saja merespon dengan senyuman.
"Ca, ada aro. Mama suruh masuk ya?" Kata mamanya dan aya hanya mengangguk saja.
"Selamat pagi aya... Liat ay, gue bawa nasi uduk bu murni loh. Kangen gak lo sama nih nasi uduk" kata aro yang excited. Dia langsung duduk disamping kasur aya.
"Makasih ya ro." Kata aya dengan senyumannya.
"Sama-sama dong. Yuk makan, gue juga mau sarapan. Sengaja nih gue beli buat makan bareng lo" kata aro dan dia langsung menata makanan itu didalam piring.
"Nih ay. Makan yang banyak ya" kata aro. Ara hanya menggangguk saja. Lalu dia ambil piring yang di berikan aro.
"Selamat makan aya" katanya. Aro langsung menyantap makanannya. Aya masih menatap piringnya saja. Ya memang selera makan aya juga berkurang. Padahal nasi uduk ini adalah kesukaannya. Hampir tiap pagi dulu ketika sekolah dia membeli nasi uduk ini.
"Aaa ay" kata aro yang menyuapi aya. Dia mengambil nasi dari piring aya.
Awalnya aya menolak. Tapi akhirnya dia mau makan disuapi aro.
"Nanti lagi kalo mau disuapin bilang yah. Aaa lagi ay" kata aro. Dan aya menerima suapan kedua dari aro
"Lo makan ro. Gue bisa sendiri kok" kata aya dan langsung mengambil alih sendok dari tangan aro.
"Iya nih. Lo makan ya. Coba suap gue mau liat." Kata aro.
Aya tersenyum mengangguk lalu langsung menyuapkan nasi itu kedalam mulutnya.
"Good girl. Oiya, Ay gue mau kekampus dulu. Mau ambil hasil tes kemaren. Nanti gue sekalian ambilin punya lo ya. Yah gue tau sih kalo lo pasti lulus. Aya gituloh. Si cewek jenius." Kata aro mencoba menghibur aya.
"Gue malu ro. Gue gak mau kuliah" kata aya. Aro hanya tersenyum saja merespon aya.
"Gak ada yang maksa lo buat kuliah sekarang. Kita cuma minta lo bisa kaya dulu lagi. Jadi aya yang ceria, aya yang nyebelin." Kata aro. Aya hanya diam saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Barisa
Teen FictionJangan lupa baca Roney Salva karena ini adalah sequelnya. Thankyou!