46.

923 136 10
                                    

"Bara!"

"Aaa ibun maafin bara"

Kedatangan bara ke hotel tempat salva menunggu, disambut salva dengan excited. Bagaimana tidak? Dia sangat merindukan dan mengkhawatirkan anak lakinya itu yang sudah seminggu ini tidak ada kabarnya.

"Ibun maafin bara ya. Maaf kalo bara bikin kecewa ibun. Maaf kalo bara bikin ibun khawatir." Katanya sambil terus memeluk salva dan menangis, dan salvapun tentu membalas pelukan itu.

"Bara kangen sama ibun" katanya.

Lalu salva melepas pelukannya. Dia tatap anak lakinya, dia hapus air matanya bara yang membasahi pipinya itu, dan dia cium kedua pipi bara.

"Bara sehat kan?" Tanya salva. Bara hanya mengangguk.

"Alhamdulilah." Kata salva sambil mengelus kepala bara.

"Maafin bara bun." Katanya lagi.

"Ibun maafin bara kok. Dan bara juga gak ngecewain ibun. Lain kali kalo ada apa-apa ceritainnya jangan cuma ke yayah ya. Tapi ke ibun juga." Kata salva dengan senyumnya.

"Bara takut cerita sama ibun. Takut ibun sedih, dan marah sama bara" katanya sambil menunduk

"Ibun emang pasti marah sama bara, dan ibun juga sedih. Tapi kalo kamu gak cerita sama ibun itu bisa bikin ibun makin sedih, karena ibun ngerasa ibun bukan tempat ternyaman bara buat keluh kesah. Dan kalo bara cerita, ibun gak akan biarin bara pergi dari rumah. Sebesar apapun salah kamu, kamu tetep anak ibun" kata salva.

"Iya maafin bara ya bun"

"Iya ibun maafin"

"Yayah tuh bun yang ngusir bara" kata bara sambil menunjuk roney yang sedang makan singkong gorengnya.

"Lah? Jadi yayah yang salah. Orang kamu yang bikin emosi" kata roney.

"Ya tetep aja kamu yang ngusir anak aku!" Kata salva ikut membela bara. Sedangkan bara sekarang sedang menjulurkan lidahnya meledek roney di belakang salva.

"Awas ya kamu bar! Bun liat tuh anaknya ngeledekin yayahnya. Ga sopan" seketika bara langsung terdiam dan pura-pura menduduk saat salva melihat ke arah bara.

"Ayo makan dulu. Kamu belum makan kan bar?" Tanya salva.

"Belum bun."

"Yaudah kamu mandi dulu beres-beres sana. Tuh kamar kamu" kata salva menunjuk connecting door yang terdapat dikamarnya. Memang roney sengaja memesan kamar ini, ya tujuannya, agar bara tak mengganggu waktu kelonannya dengan salva, jadi dia pisahkan kamar bara.

"Bun tapi bara mau langsung ke jakarta, bara mau ketemu aya. Mau minta maaf mau jelasin semuanya sama aya"

"Yaudah gih sana pergi." Ucap salva yang malah membuat bara keheranan dengan responnya.

"Ih kok ibun gitu? Ibun marah sama bara ya?" Tanya bara.

"Engga" kata salva.

"Ih singkat gini kalo cewek berarti marah. Iya kan yah?" Tanya bara ke yayahnya yang masih sibuk dengan makanannya, sedangkan roney hanya mengangkat kedua bahunya saja.

"Yaudah bara mandi sama makan dulu deh baru pulang ya" kata bara.

"Hmm" hanya itu respon salva.

Saat bara membuka pintu itu, dia terkejut dengan seseorang yang sedang berdiri sambil tersenyum sambil melihat dirinya. Ya siapa lagi, dia adalah Risa Mandaya.

"Aya!"

"Hai bara" sapa aya.

Tanpa bicara lagi bara langsung berlari menghampiri dan memeluk aya.

BarisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang