"Ayaaa jangan lari ih"
"Bara kamu belom tua ya! Cepet gak!"
Saat ini mereka berdua sedang berlarian di hamparan pasir, karena ingin cepat sampai di tempat duduk. Suasana pagi masih ramai di pantai itu. Tadinya mereka hanya duduk dihamparan pasir saja karena tidak mendapatkan bangku, setelah ada yang kosong, aya langsung berlari agar tempatnya tidak lebih dulu diambil orang lain. Ini hari terakhir mereka berada di bali karena besok mereka akan mengurus usahanya masing-masing yang sudah mereka tinggalkan beberapa hari ini.
"Huh capek" ucap bara yang akhirnya sampai ke tempat dimana aya duduk mengistirahatkan badannya.
"Payah kamu bar" kata aya.
"Beneran deh kayanya aku harus stop ngerokok. Masa dari sana ke sini aja aku ngos ngosan" kata bara.
"Makanya sering olahraga dong!" Kata aya.
"Iya deh. Aku mau lari pagi aja kaya kamu. Tapi kalo aku bangun pagi. Hehehe"
"Aku bangunin! Awas aja ya! Nanti aku bikinin jadwal pokoknya." Ucap aya.
"Ya oke siap baginda ratu. Aku ikut kamu aja" katanya yang sudah pasrah.
Suara deburan ombak dan cerahnya sinar matahari pagi ini menemani aktivitas mereka di hari terakhirnya di bali. Pagi tadi, sesuai rencana mereka menikmati sunrise di sanur. Nanti sore mereka akan pulang ke jakarta.
Semua permasalahan bara sudah selesai, kini dia bisa fokus dengan aya tentunya dan sekolahnya yang sudah dia tinggali hampir 2 minggu ini. Bara terlihat lebih ceria, bahkan dibanding kemarin saat masalah itu belum ada.
"Bar"
"Ay"
Panggilan dari mulut mereka masing-masing secara bersamaan.
"Kamu dulu" kata bara. Namun aya menggeleng.
"Kamu aja" katanya. Bara dengan sigap langsung mengubah posisinya menghadap ke aya.
"Aku mau bilang makasih. Makasih lagi sama kamu ay. Kamu masih mau nungguin aku. Kamu masih mau terima aku dengan segala kekuranganku, kamu masih mau maafin semua kesalahan aku. Dan kamu masih bertahan sama aku sampai sekarang, walaupun kamu tau masa lalu aku buruk. Aku gak tau lagi ay gimana jadinya kalo aku gak sama kamu. Kayanya mending aku mati aja deh. Beneran aku ga sanggup" kata bara.
"Bar, kamu udah bilang makasih berapa kali sama aku? Stop ya jangan ngomong makasih lagi. Aku bisa kok ngerasain sebesar apa rasa sayang kamu ke aku. Makanya aku percaya sama kamu." Jawab aya.
"Iya ay. Aku minta maaf ya buat sem-----"
"Stop bara, kalo kamu mau ngomongin ini lagi. Aku gak mau denger. Karena ini udah kita bahas berkali-kali kan? Jadi aku minta jangan diungkit lagi ya. Lupain. Bantu aku buat lupain ya bar." Ucap aya yang memotong omongan bara karena dia sudah tau arah omongan bara.
"Huft... yaudah iya sayang. Jadi kamu mau ngomong apa tadi?"
"Hmm... aku mau nanya aja. Kamu serius sama aku?" Tanya aya.
"Kenapa kamu nanya gitu? Aku kurang meyakinkan ya ay?" Jawab bara yang malah insecure.
"Bukan. Aku cuma nanya aja. Aku mau mempersiapkan diri aku. Tante salva bilang, menikah itu beda sama pacaran bar. Kita harus siap secara mental juga, dan mamaku juga bilang kalo menikah itu membuka lembaran baru hidup, bukan cuma ngelanjutin aja" kata salva.
"Ay, aku serius sama kamu. Beneran. Kasih aku waktu lagi ya. Aku mau beresin dulu urusan aku yang belom kelar. Maksudnya urusan managemen sekolah aku. Kamu mau kan nunggu aku sebentar lagi?" Tanya bara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Barisa
Teen FictionJangan lupa baca Roney Salva karena ini adalah sequelnya. Thankyou!