16.

1K 103 7
                                    

3 bulan sudah bara dan aro menjadi mahasiswa. Dan kini aya pun sudah masuk kursus baking dan pastry. Salva menyarankan aya untuk bersekolah profesional saja, karena minat aya sangat besar dalam bidang ini. Akhirnya aya mencoba kursus terlebih dahulu.

"Kok bawa mobil?" Tanya aya.

Saat ini bara sedang menjemput aya ditempat kursusnya. Mereka sudah sepakat untuk menonton bioskop. Hal ini adalah pertama kalinya mereka berdua menonton bioskop. Saat sekolah dulu memang pernah, tapi mereka bertiga dengan aro. Sekarang, aro menolak ajakan mereka karena sedang ada kelas pengganti di kampusnya.

"Disuruh yayah. Takut kemaleman, kalo bawa motor nanti kena angin malem" kata bara.

"Yah padahal seru kalo night ride" ucap aya yang sedikit kecewa.

"Yaudah kita tuker motor yah. Kerumah gue dulu." Ucap bara

"Eh gak usah. Besok-besok aja lagi" kata aya menolak.

"Beneran? Gue gak apa-apa. Kalo gue kan emang sukanya motoran." Ucap bara.

"Iya udah gakpapa bar."

"Maaf ya ay, gue gak tau. Next time kita night ride yah?" Kata bara.

"Iya bara. Yaudah jalan"

"Seatbelt risa talita mandaya" kata bara penuh penekanan.

"Oh iya haha sorry, biasa sama supir duduk dibelakang."

"Dih sialan" kata bara. Aya hanya tertawa saja.

Setelah itu, mereka berangkat ke salah satu mall yang berada tak jauh dari wilayah mereka. Setelah sampai, mereka langsung turun dan berjalan menuju ke tempat bioskop.

Ya namanya wanita kalo sudah berada didalam mall pasti dia akan celingak celinguk melihat baju atau aksesoris yang terpajang di etalase toko, jadi aya berjalan pun tidak terlalu cepat. Berbeda dengan bara yang jalannya lurus saja tanpa melihat yang lainnya.

"Ay sumpah geregetan. Jalannya cepet ih" kata bara.

"Haha. Lo duluan aja lah. Gue mau liat-liat barang lucu." Kata aya.

Tanpa babibu, bara langsung memegang tangan aya dan menariknya agar jalannya bisa lebih cepat.

"Sekarang kita beli dulu tiketnya, biar gak kedapetan duduk paling depan. Abis itu baru lo belanja." Kata bara.

"Ish yaudah iya." Kata aya yang awalnya kesal tapi berfikir ada benarnya juga yang bara bilang. Akhirnya dia pasrah mengikuti bara.

Entah sadar atau tidak tapi kini mereka berjalan dengan saling bergandengan tangan. Setelah membeli tiketnya, sesuai janji, bara menemani aya untuk berbelanja. Toko pertama yang aya kunjungi adalah tempat kacamata.

"Bagus ga bar?" Tanya aya yang sedang mencoba frame kacamata.

"Bagus, eh tapi kurang deh. Hmm coba ini ay" kata bara yang memilihkan frame untuknya.

"Kegedean ga sih bar." ucap aya.

"Oh iya. Jangan ay, jelek. Bentar.. nah coba ini" kata bara. Dia jadi ikut sibuk memilihkan aya frame kacamata.

"Eh ini bagus bar. Tapi kayanya mending item gak sih?"

"Bentar gue tanya dulu." Bara langsung menghampiri pegawainya dan menanyakan perihal stock barang itu. Tapi ternyata, warna hitam yang aya mau tidak ada.

"Yah ay, gak ada katanya" ucap bara.

"Yaudah gapapa. Cari yang lain aja."

Mereka berdua akhirnya berpencar mencari, bara sudah mulai paham apa yang di cari aya tentang model dan warna. Jadi, dia pun ikut membantu aya.

BarisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang