50 end.

970 89 27
                                    

2hari setelah acara dilamarnya aya waktu itu, para keluarga langsung bertemu guna membicarakan tentang kelanjutan hubungan mereka. Apa mau di buatkan acara tunangan dulu? Atau mau langsung pernikahan?

Bara dan aya sepakat untuk melaksanakan tunangan terlebih dahulu. Tapi ternyata orang tua mereka tidak setuju. Melainkan, langsung dibuatkan acara pernikahan saja. Sempat ada sedikit perdebatan antara mereka. Namun, akhirnya bara dan aya mengalah.

"Yah bun, kalo langsung nikah tuh takut di judge sama orang yang engga-engga tau. Jadi mending kita tunangan dulu" ucap bara.

"Bener ma pa. Lagian kalo tunangannya gak dibesarin juga gapapa kok. Kecil-kecilan aja. Keluarga sama temen aja yang dateng" kata aya.

"Udah kalian diem deh. Mau tunangan kan? Yaudah sekarang aja gimana?" Tanya bu gita.

"Kok sekarang? Mana siap sih kita ma" ucap aya.

"Iya om tan, kita belum ada persiapan. Cincin aja gak ada. Seserahan juga gak ada" Ucap bara.

"Tenang. Udah ibun beli. Nih cincinnya. Kalo seserahan bisa pas nikah aja." ucap salva sambil mengeluarkan 1 kotak cincin dari tasnya.

"Hah!? Ibun kapan belinya?" Tanya bara yang bingung.

"Waktu kemaren kamu ngelamar aya. Ibun sama mba gita liat ada cincin yang cocok buat kalian. Jadi ibun beli deh. Ya kan mba" kata salva dan langsung diangguki bu gita.

"Astaga" ucap bara sambil menepuk kepalanya sendiri dan bersandar pada sofa. Dia tak menyangka ibunnya dan calon mama mertuanya akan sekompak ini.

"Pa. Jangan diem aja ih! Aya sama bara udah sepakat mau tunangan" ucap aya.

"Aya, tunangan itu hanya simbol untuk mengikat aja. Papa rasa disaat seperti ini pun kalo kalian mau tunangan itu gapapa kok. Ya gak ron" tanya pa dony melemparkan ke roney.

"Setuju yayah. Lagian kalian udah lama kan pacarannya. Udahlah langsung aja gas" kata roney.

Bara dan aya diam. Mereka hanya saling liat-liatan mengkode mereka harus apa sekarang. Bingung, karena mereka sama sekali tidak ada persiapan.

"Jadi gimana?" Tanya pa dony yang melihat pasangan ini malah diam saja.

"Aku ikut aya aja om" kata bara.

"Ih bara. Kamu lah yang nentuin. Jangan aku"

"Yaudah kita berempat yang nentuin ya. Jadi sekarang tunangan. Dah ayo sal pakein cincinnya ke risa, bu gita pakein cincin ke bara" kata roney final.

"Astaga yah. Ntar dulu kek. Aba-aba. Ampun deh" ucap bara.

"Kamu kelamaan bara. Itu keburu risa sadar, nanti malah gak mau sama kamu loh" ucap roney menggoda bara.

"Ih yayah apaansih" kata bara kesal. Yang lain hanya tertawa saja melihat perdebatan mereka.

"Heh udah. Ribut mulu kalian ya" kata salva melerai lelakinya itu.

Setelah 10 menit akhirnya bara dan aya pasrah dengan pilihan orang tuanya itu. Sungguh sangat kompak mereka. Entah kenapa jadi mereka yang semangat tentang hubungan para anaknya ini.

Untuk simbolis, salva menyematkan cincin ke jari aya dan bu gita memasangkan cincinnya ke jari bara. Setelah itu mereka duduk kembali. Sungguh kejadiannya begitu cepat. Lengah sedikit mereka sudah bertunangan.

"Nah udah kan" kata roney.

"Sekarang kalian gimana? Mau nikahnya kapan?" Tanya pa dony.

"Bulan depan gimana?" Ucap salva.

"Ya. Aku setuju sama mba salva. Bulan depan ya bar, ca?" Tanya mba gita.

Bara dan aya hanya saling lihat-lihatan saja. Pasalnya jika bulan depan ini terlalu cepat sedangkan mereka belum ada persiapan apa-apa. Gedung, WO, MUA, Seserahan, Mahar, dan lain-lainnya.

BarisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang