12.

1.2K 118 12
                                    

Tepat sebulan sudah aya menyembuhkan traumanya. Namun tanda-tanda sembuh itu belum muncul. Tak separah kemaren memang, tapi aya masih belum mau keluar dari kamarnya. Bahkan untuk sekedar berenang di halaman belakangnya dia menolak. Dia hanya duduk di balkon kamarnya saja, tapi itu tak berlangsung lama. Paling lama dia duduk disitu ya 5 menit saja. Dan langsung masuk ke kamar kembali.

Dokter yang merawat aya juga mengupayakan terapi mental untuk membantu penyembuhan aya. Tapi, karena memang dari dalam diri aya belum mau untuk sembuh jadi agak rumit kata dokter itu. Harus ada orang lain yang mungkin bisa mendorong aya untuk mau berubah dan sembuh.

Ponsel aya yang dulu sudah diganti oleh pa dony dan bu gita. Padahal ponsel lama aya masih tergolong baru, tapi karena aya selalu histeris melihat ponselnya jadi mereka menggantinya. Bahkan ponsel yang lama sudah aro, syerin dan nola seting ulang semuanya. Agar kenangan aya dan laihan tidak muncul lagi. Tapi aya masih terus takut untuk melihat ponselnya. Sampai saat ini dia pun tak kunjung memegang ponsel barunya.

Kini yang sedang menemani aya adalah syerin dan nola. Dia membawakan aya seblak, telor gulung, cilor, dan jajanan SD lainnya. Karena dulu mereka sering hunting jajanan seperti ini. Mereka berharap aya bisa happy dengan jajanan yang mereka bawakan ini.

"Enak kan ris?" Tanya nola.

"Iya enak." Jawab aya.

"Kalo enak abisin ya. Kalo ga abis kasih nola aja. Dia kan tong sampah haha" kata syerin.

"Sialan kau ya. Makanan emang harus diabisin tau. Mubazir. Liat deh masih banyak orang-orang diluar sana yang susah buat makan. Masa kita udah ada makanan malah dibuang." Sabda nola.

"Iya ustazah nola. Takbir!" Kata syerin.

"Aku kristen. Ku baptis kau ya" kata nola sewot.

Candaan mereka berdua tak luput dari penglihatan aya, yang membuat dia tersenyum.

"Risa, gak usah ya kau senyum-senyum gitu. Langsung ketawa aja cepat!" Kata nola.

"Hahaha. Lo cocok jadi badut. Ris, besok kalo gue kesini si nola gue suruh pake baju badut ya." Kata syerin.

"Iya boleh nol" kata aya.

"Aku gapapa ris. Tapi kau harus ketawa ya!" Kata nola.

"Hehehe." Aya hanya terkekeh saja.

"Tuh kan nol. Besok pake baju badut lo ya!" Kata syerin.

"Apapun gue lakuin kalo buat risa!" Ucap nola.

"Makasih ya guys. Sorry kalo gue ngerepotin kalian." Ucap aya.

"Gak ada yang repot. Orang kita disini cuma tiduran, makan, gibah aja kok kaya biasa" kata syerin.

"Nah bener, kalo kau suruh kita nguras kolam renang baru repot ris" kata nola.

"Hahaha bener ris" kata syerin.
"Hmm eh ris, kita berdua mau nonton. Lo masih gak mau keluar rumah?" Tanya syerin.

"Gue masih malu syer." Kata aya.

"Yaudah gapapa, ris. Jangan lama-lama ya ris malunya, nanti jadi putri malu loh!" Kata nola mencairkan suasana.

"Nola!" Kata syerin yang khawatir aya akan tersinggung.

"Eh maaf-maaf ris. Gue cuma bercanda doang. Maaf-maaf. Emang mulutku ini sampah" kata nola sambil memukul bibirnya sendiri.

"Gue gak apa-apa kok." Kata aya.

"Ris, Ini hape lo udah baru loh. Nomornya juga udah diganti. Gak mau lo pake? Buat foto-foto gitu." Tanya syerin.

"Iya ris. Kameranya bagus ini." Kata nola.

"Engga deh" kata aya.
"Oiya, gue kok gak liat bara?" Tanya aya tiba-tiba.

BarisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang