2.

1.2K 124 9
                                    

"Jadi mau ngomong apa li?" Tanya bara.

Sekarang mereka berada dimarkas tempat Bara, Aro dan kawan-kawannya berkumpul. Awalnya lili ingin mengajak bara bicara di taman belakang sekolah. Tapi bara menolak, karena dia sudah janji untuk berkumpul dengan kawan-kawannya disini.

"Kita tuh apa sih bar?" Tanya lili tanpa basa basi.

Tidak akan ada yang mendengar pembicaraan mereka, karena saat ini posisinya Bara dan Lili berada di dalam, sedangkan yang lainnya berada diluar dan dihalangi dengan pintu kaca.

"Maksudnya gimana?" Tanya bara.

"Bar, lo bukan cowok polos kan? Masa gue harus jelasin maksud dan tujuannya?"

"Gue beneran gak ngerti Li"

"Oke gini. Lo anggep gue apa?" Tanya lili lagi.

"Temen." Jawabnya singkat.

"Just friend???"

"Ya iya Sama halnya kaya gue ke pinky, erika, hani, liya." Ucap bara.

"Tapi gue anggep lo spesial bar. Bahkan, Lo satu-satunya cowok yang ada di hidup gue sekarang" Katanya dengan menahan tangis.

"Li jangan nangis. Gue harus apa?"

"Jadiin gue satu-satunya cewek buat lo bar!" Katanya to the point.

"Lah anjir. Gue ditembak"

"Kok diem? Kenapa bar?" Tanya lili saat melihat bara malah melamun.

"Eh hmm.. gimana ya li. Gu----"

"Lo keberatan ya bar? Gue emang gak cantik dan pinter sih. Bahkan disekolah pun gue terkenal karena kecentilan gue. Hehe. Sorry bar, harusnya tadi gue gak minta itu sama lo" kata lili yang membuat bara semakin tidak enak hati.

"Bangsat. Ibun yayah tolongin baraa"

"Yaudah lah gue cabut ya bar. Makasih banyak ya. Seengganya lo pernah ngisi kekosongan di hidup gue." Ucap lili dan langsung berdiri ingin meninggalkan bara.

"Tunggu" kata bara yang langsung menahan tangan lili.
"Gue belum selesai ngomong li. Duduk dulu ya gue jelasin" katanya dengan lembut. Lili pun langsung kembali duduk.

"Gue minta maaf banget sama lo, kalo selama ini perlakuan baik gue ke lo bikin lo salah paham. Jujur, gue perhatian emang sama semuanya li. Bahkan gue juga suka ngajak yang lain jalan. Ya kaya gue elo. Tapi gue beneran anggep itu sebatas temen aja. Sekali lagi sorry li."

"Gapapa bar. Emang kayanya hati gue aja yang murah, baru diperlakuin gitu aja udah anggep spesial. Hehe, sorry ya bar."

"Gue yang sorry li. Tapi untuk pertanyaan lo tadi gu---"

"Lupain aja. Anggep gue gak pernah ngomong itu sama lo" kata lili yang sudah tau arah omongan bara.

"Engga li. Maksud gue, hmm gue boleh minta waktu sama lo untuk mikirin lagi?"

"Bar, percuma gak sih kalo nanti ujungnya bakal sama aja? Jadi, udah stop ya. Kita sampe sini aja. Gue anggep lo temen, dan sebaliknya. Seperti yang lo mau. Ngerti kan bar maksud gue?"

"Gue bener-bener minta maaf sama lo li. Sekarang kasih tau gue gimana caranya gue dapet maaf dari lo?" Tanya bara serius.

"Anterin gue balik aja yuk" katanya.

"Itu gampang banget. Sekalian makan yuk? Lo mau makan apa? Gue teraktir deh."

"Emang gue pernah bayar ya bar kalo jalan sama lo? Haha basa basi aja lo" ucap lili.

"Yah ketauan deh. Hehehe" kata bara mencairkan suasana.
"Yaudah yuk letsgoo" ucap bara berdiri sambil menggenggam tangan lili.

"Bar, stop bikin gue baper. Lepasin tangan lo" ucap lili.

BarisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang