9.

1.1K 119 12
                                    

"Yayah. Om. Gimana aya?" Tanya bara saat sampai pada lokasi kecelakaan aya. Disana sudah ada beberapa polisi dan juga pa dony dan om mark.

"Bara, aro. Kita lagi cari aya" kata roney.

"Maksudnya gimana om, pah?" Tanya aro.

"Ini mobil aya tadi ditemuin sama polisi keadaannya udah begini, tapi aya gak ada didalem mobilnya. Kayanya aya udah pergi entah kemana. Makanya sekarang kita lagi cari aya." Kata roney menjelaskan.

Mobil yang aya gunakan memang menabrak sebuah pohon besar, tapi polisi memperkirakan tabrakan ini tidak parah karena dilihat dari bekas tabrakannya tidak terlalu kencang. Makanya polisi yakin bahwa pengemudinya, aya. Bisa keluar meninggalkan mobilnya ini.

"Bara, aro. Om minta tolong, cari ica ya." Kata pa dony memohon.

"Om. Tenang aja, aku sama bara pasti akan nemuin aya" kata aro menenangkan.

"Ro, kamu mencar aja sama bara. Kamu kesana bara kesini aja. Polisi biar fokus ke situ sama kesana. Papah, om roney sama om dony tadi udah cari, tapi jangkauannya belum jauh. Kalian tolong lanjutin ya. Kita cari sekitaran sini" kata om mark.

"Oke pah. Ayo bar"

"Iya ro, info ya ro kalo nemuin apapun. Yah om, bara cari dulu ya" kata bara.

Aro dan bara langsung berpencar mencari keberadaan aya. Entah kenapa aya bisa sampai disini. Ini adalah jalan alternatif yang sepi orang berlalu lalang. Bahkan rumah wargapun jarang ada disekitar sini. Lampu penerangan yang minim juga membuat mereka kesulitan untuk mencarinya.

Salva dan bu nova sekarang berada di rumah bu gita untuk menenangkannya. Tadi saat  polisi menemukan ponsel aya yang tergeletak di mobilnya, dia langsung menelfon emergency call yang tertera di ponsel aya. Dan itu adalah nomor pa dony. Betapa kagetnya pa dony saat mendengar kabar itu. Dia langsung menelfon pa roney, dan pa mark untuk segera menuju lokasi karena polisi sudah bilang bahwa aya tidak berada ditempatnya.

"Hiks.. hiks.. ica mba. Kemana dia hiks.." kata bu gita.

"Mba sabar.. kita sama-sama berdoa ya supaya ica ditemuin" ucap salva.

"Mba gita yang tenang ya, ica pasti ketemu." Kata nova.

"Kenapa ica kaya gini ya mba. Tadi dia masih baik-baik aja berangkat tes. Ya ampun ica. Semoga kamu baik-baik aja nak. Hiks.."

"Udah. mba gita. Sabar dulu ya. Kita disini bareng-bareng tunggu kepulangan ica ya." Kata nova.

"Mba gita diminum dulu airnya, biar lebih tenang." Ucap salva sambil menyodorkan air minum untuk bu gita.

Salva sudah tau masalah kamera pengintai serta semua rencana bara aro. Roney sudah cerita semuanya. Dia juga bercerita dengan nova karena khawatir dengan aya. Dan benar saja apa yang dikhawatirkan terjadi. Aya pasti sudah mendapatkan ancaman dari laihan menggunakan video itu, mungkin karena malu aya berniat untuk pergi entah kemana. Mereka hanya takut aya melakukan hal-hal yang tidak diinginkan, seperti bunuh diri.

 Mereka hanya takut aya melakukan hal-hal yang tidak diinginkan, seperti bunuh diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aya lo dimana. Please lo harus baik-baik aja" aro

"Ya allah jaga aya" bara

"AYAAAAA!! AY!!" panggil bara berteriak.

"AYAA. RISAAAA!"

"Kemana sih lo ay."

Langkah bara terhenti saat dia melihat orang yang sedang terduduk. Bara segera menghampirinya. Dengan langkah pelan dia meneliti orang tersebut, apakah itu aya atau bukan. Setelah yakin itu aya, dia langsung menemuinya.

"Aya! Alhamdulilah. Ay??" Kondisi aya sangat berantakan. Dengan hijabnya yang sudah lepas, rambut berantakan, baju yang lusuh. Tatapan aya kosong melihat kedepan. Sorot mata kesedihan yang teramat sangat terlihat.

"Ay" sapa bara sambil menepuk pundak aya.

"JANGAN SENTUH GUE! JAUHIN GUE!" kata aya yang histeris.

"Aya. Ini gue bara ay." Kata bara.

"Please jauhin gue bar. Gue mohon. Jangan sentuh gue" kata aya sambil menangis pilu.

"Ay." Kata bara yang berusaha memegang aya.

"Gak bar. Stop. Gue udah hina bar" kata aya lagi.

"Aya. Please. Tenang dulu ya" kata bara yang sedih melihat aya frustasi

"STOP BARA! LO PERGI! JANGAN DEKETIN GUE" kata aya. Dia semakin mundur menjauh.

Bara yang tak sabar langsung mengejar aya dan menarik aya masuk kedalam dekapannya. Aya langsung memberontak memukul-mukul bara. Tapi bara tetap diam menahan aya dalam pelukannya.

"LEPASIN BARA! JANGAN SENTUH CEWEK HINA KAYA GUE!"

"BARA LEPASIN! GUE GAK PANTES HIDUP LAGI! GUE MALU!"

"bara tolong lepasin gue. Please. Lepasin. Gue hina bar. Gue ngecewain orang tua gue. Mereka pasti malu bar. Please bara lepasin. Gue mau pergi bar" kata aya yang mulai tenang, dia sekarang menangis pilu. Sungguh bara tak tega. Baru kali ini dia mendengar tangisan pilu aya.

"Bara. Gue hina bar. Gue mau mati aja. Lepasin gue bar. Biarin gue pergi" kata aya sambil sesegukan menahan sesak.

"Aya. Dengerin gue ya. Lo sama sekali gak hina. Orang tua lo bangga sama lo. Dan lo gak pernah ngecewain mereka. Gue, aro, dan papa lo disini semua nyari lo ay. Pulang ya ay."

"Gue hina bara. Tu--"

"Ay keluarin semua kesedihan lo. Tangisin apa yang harus lo tangisin. Gue disini buat meluk lo ay. Tapi janji sama gue kalo semua udah selesai, kita pulang ya ay" kata bara yang masih mencoba menenangkan.

"Bar, kenapa dia jahat sama gue bar? Gue salah apa? Gue selama ini tulus bar. Tapi kenapa dia sejahat itu. Gue malu bara. Gue malu, dia udah liat tubuh gue bara. Gue sehina itu ya bar?" Kata aya yang mulai tenang.

"Dia emang jahat. Lupain dia ya ay. Gue sama aro udah urus dia. Sekarang lo tenangin diri lo ay. Kita pulang ya. Mama papa nunggu lo ay" kata bara.

"Mama papa pasti kecewa bar sama gue. Gue ngecewain mereka bar. Gue malu" kata aya yang masih berada di dalam dekapan bara.

"Ay, mereka gak pernah kecewa sama lo. Mereka bangga punya anak cerdas, anak penurut, anak baik kaya lo. Gue juga bangga ay sama lo. Tenang ya ay." Kata bara sambil mengusap pelan punggung aya.

"Gue disini buat lo. Dan akan selalu begitu seterusnya. Lo jangan kaya gini  ya ay. Gue gak bisa liat lo gini. Gue sayang ay sama lo" kata bara, aya yang mendengar kata terakhir dari bara merasakan ketenangan. Entah kenapa, tapi hati aya merasa nyaman dengan kata itu.

"AYA!" Teriak aro yang menghampiri mereka.

Aya langsung melepas pelukan bara, dan aro pun menghampiri aya. Dia langsung memeluk aya.

"Aya. Lo gapapa kan? Gue khawatir banget sama lo. Jangan pergi lagi ay" kata aro dan aya hanya diam menangis saja.

"Gue sayang sama lo ay. Jangan kemana-mana ya ay" kata aro.

++++++++++++++++++++++++++++++++

BarisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang