Hukuman bara sudah usai, pagi ini dia mengawali hari sekolahnya seperti biasa. Dengan motor kesayangannya dia berkendara menuju sekolah.
"Bara!!" Panggil seorang perempuan yang sangat bara kenali saat dia sampai pada parkiran sekolahnya.
"Morning er, seger banget pagi-pagi. Cuci muka pake es teh manis ya?" Katanya.
"Ih apaan sih! Lo kemana? Kemaren seharian gak ada kabar?!" Tanyanya.
"Gue dirumah lah dihukum ibun. Kaya gak paham aja"
"Ya lo bisa ngabarin gue kan! Gue nyariin lo tau."
"Ya sorry. Gak kepikiran hehe. Gue cabut dulu ya. Udah bel. Bye er" kata bara sambil mengacak pucuk kepala erika yang membuat dia salah tingkah.
Bara berjalan menuju kelas. Sepanjang dia berjalan, mata para kaum hawa tak luput menatapnya. Bara bukan tipikal cowok yang cool. Jadi sepanjang jalan ya dia tersenyum dengan orang yang menyapanya.
"Lah ro, yang lain mana?" Tanya bara saat memasuki kelasnya namun hanya nampak aro, kawan nakalnya belum terlihat.
"Bar! Gak taunya kita doang yang di skors sehari, yang lain 3 hari."
"Lah anjir? Seriusan? Udah bestie si roney sm mark kayanya tuh sama sikumis?"
"Gue juga mikirnya gitu. Tapi bokap gak bilang apa-apa sih. Om ron ada bilang gak sama lo kalo anak yang lain beda hukuman?" Tanya aro
"Engga si. Yayah gak bahas apa-apa. Yaudah lah. Nanti ke markas aja. Pada disana pasti"
"Aman. Eh bar mintain catetan bar ke Aya." Kata aro.
"Oh iya, mana dia kok gak keliatan?"
"Telat kali.."
"Nah... tuh dia" kata aroBara, Aya, dan Aro adalah 3 murid dengan peringkat teratas di kelas sekaligus angkatannya. Jika Aro selalu juara 3, tapi tidak dengan Bara dan Aya, mereka berdua benar-benar mempunyai nilai yang hampir sama. Dan mereka berdua pernah ada diposisi kesatu dan kedua. Kalo dibilang mereka adalah rival tentu tidak. Malah mereka bertiga ini selalu berdiskusi bersama dalam hal pelajaran. Menurut mereka, masing-masing dari mereka itu punya kekurangan dan kelebihan, sehingga jika di satukan menjadi sempurna. Kata Aro sih gitu.
"Ay, sstt" panggil bara.
"Berisik. Tuh si konde udah masuk" kata aya.
"Galak banget ay" kata aro.
"Pms gue. Diem lo berdua!"
Seketika dua cowok itu langsung diam. Dan mengikuti pelajaran yang ada.
Yaaa begitulah mereka, mempunyai panggilan untuk guru-guru yang menurut mereka menyebalkan. Seperti halnya si kumis, guru BK yang galak dan berwibawa. Kelemahannya cuma satu. Dengan guru matematika yang mereka sebut si soleha. Guru terkalem dan cantik yang ada disekolahnya. Dan yang sekarang mengajar adalah si konde. Guru bahasa indonesia, yang selalu tampil dengan kondenya. Entahlah, tapi cepolan rambutnya sangat besar dari ukuran rambut biasa. Makanya dipanggil konde.
"Nah. Ay. Kiw" panggil bara saat bel istirahat berbunyi.
"Bar, lu bacot anjir. Si konde aja belum keluar, bel baru bunyi udah kiw kaw kiw aja!" Katanya sebal.
"Marah-marah gini belum diapelin si Lai pasti" kata Aro.
"Anjir! Lai lai. Dikata cowok gue kang tambel ban apa!"
"Ay lagian ya, normalnya nama tuh Raihan bukan Laihan. Ini kesannya sok imut jadinya." Ucap bara.
"Suka-suka orang tuanya lah. Kenapa lu pada yang repot sih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Barisa
Teen FictionJangan lupa baca Roney Salva karena ini adalah sequelnya. Thankyou!