Karena memang dirinya benar-benar lelah, bara pun kesiangan untuk datang ke tempat lab. Saat dia bangun, aro ternyata sudah pergi lebih dulu mendatangi lab itu. Tak menunggu lama, bara langsung menyusul. Tapi sayang, saat dia datang ke lab itu, tidak ada aro. Mungkin aro sudah pergi lagi ke rumah sakit tempat dia melakukan praktek dari kampusnya. Aro memang sudah memberi tau bara, bahwa hari ini dia tak bisa menemani sampai siang karena ada urusan kampus yang tak bisa di tinggalkan.
Bara berjalan menuju tempat pengambilan hasil test. Namun ternyata, aro sudah membawa hasil test itu. Bodohnya, bara tidak mengisi batre ponselnya, jadi saat ini dia pun tak bisa menghubungi aro, untuk hafal nomornya saja tidak.
Tak mau ambil pusing, bara mencoba meminta copy-an hasil test dna-nya lagi. Awalnya, petugas menolak. Tapi setelah bara memberikan alasannya, akhirnya merekapun mau memberikannya lagi. Saat sudah menerima hasil itu, dengan cepat bara langsung membacanya. Baru membuka sedikit kertas, sudah banyak hasil dengan keterangan possible yang tidak bara ketahui maksudnya.
"Mba kalo possible tuh apa ya?" Tanya bara kepada petugas itu.
"Oh kalo keterangan possible berarti hasil test dna-nya cocok mas" jawab petugas itu.
Deg!
Jantung bara serasa ingin lepas. Dia kaget, sangat kaget. Dia melemas dan langsung duduk di bangku yang ada. Dia memegang kepalanya yang seketika sakit. Dia menangis, meratapi kesedihan dan kebodohannya."YA ALLAH. AMPUNI AKU TUHAN"
Dengan cepat bara langsung pulang menuju rumahnya, tapi saat sampai dirumah nihil. Roney dan salva tidak ada dirumah. Setelah bara bertanya ke asisten rumah tangganya, dia mengatakan. Bahwa roney dan salva pergi ke bandara. Bara berfikir orang tuanya pasti akan pergi menuju bali karena mereka sudah melihat hasil test DNA tersebut yang tadi diberikan aro kepada mereka.
Dia mengisi batrenya sebentar, setelah hapenya menyala dia langsung menghubungi aya melalui pesan singkat, bara tak berani untuk berbicara dengan aya secara langsung. Tanpa menunggu balasan, bara langsung bergegas menuju bandara, menyusul orang tuanya. Ya roney memang sudah tau alamat kiara, bara yang memberitaukannya.
Setelah dia menuju bandara dan mencari keberangkatan ke bali tercepat, nyatanya dia tertinggal, karena sudah berangkat sejak setengah jam yang lalu. Pasti kedua orang tuanya menggunakan pesawat itu. Pikir bara. Dia pun langsung memesan tiket untuk pemberangkatan selanjutnya.
1jam lamanya dia menunggu untuk boarding di bandara. Dirinya masih tak menyangka, ini akan terjadi. Sesekali dia meneteskan air matanya. Lagi-lagi dia bikin wanitanya kecewa, dan sakit. Bahkan kali ini dia sudah tidak tau lagi, ungkapan apa yang pantas diucapkan untuk perasaan aya sekarang. Dan kata apa yang harus aya ungkapkan kepadanya selain brengsek.
Selama perjalanan dia gelisah. Bara memikirkan masa depannya dan masa depan aya. Hancur sudah angan-angan dia untuk bersama aya. Janji yang dia ucapkan pada aya, harus diingkari. Bara hanya bisa meratapinya.
Dalam hatinya, bara masih tak yakin dengan hasil test itu. Dia masih tak percaya bahwa anak itu, adalah anaknya. Tapi memang saat dia kemarin mengambil rambutnya, mata anak itu mirip dengan matanya saat dia kecil. Dia mengingat hal itu karena dikamar orang tuanya terdapat foto saat dia masih kecil sampai dia dewasa seperti sekarang.
Bara menarik nafasnya panjang. Sebelumnya, dia mengeluarkan ponsel guna menghubungi aya. Namun bodoh, ponselnya mati. Akhirnya dengan langkah yang berat, dia masuk ke dalam rumah kiara.
Iya, sekarang dia sudah sampai dirumah kiara. Nampak sepi, sama seperti kemarin, hanya ada 1 mobil yang biasa kiara gunakan saja, pertanda bahwa kiara ada didalam. Dia mengetuk pintu rumah kiara dengan berat hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Barisa
Teen FictionJangan lupa baca Roney Salva karena ini adalah sequelnya. Thankyou!