39.

1K 94 8
                                    

Selama hampir 1 bulan ini pikiran bara tak tenang. Dia masih menimbang semuanya. Jika diingat lagi pun bara sama sekali tidak tau apa yang dia lakukan saat itu. Ditambah saat ini dia sedang mempersiapkan dirinya untuk kelulusan. Rencananya, pulang dari acara, dia akan memberikan aya surprise. Yaitu, melamarnya. Roney dan salva pun sudah siap karena memang rencana ini sudah ada sejak 2 bulan yang lalu.

"Bar. Bara kamu denger ibun gak sih?!" Kata salva yang sedikit berteriak karena ucapan salva tak dijawab oleh bara.

"Eh iya bun. Maaf. Kenapa?" Tanya bara.

"Ampun deh. Kamu kenapa sih?" Tanya ibun.

"Engga apa-apa. Bara cuma deg deg an aja nanti pas ngelamar aya" elak bara.

"Makanya ini kan lagi diomongin bara. Jadi gimana rencananya? Tadi ibun bilang, kalo saran ibun nanti ibun sama yayah duluan dateng ke rumah risa. Nah kamu kan pasti nanti anter risa ke rumahnya kan? Jadi surprise disitu." Kata salva.

"Hmm ide bagus. Tapi bun, ibun udah bilang belom sama bu gita pa dony kita mau kesana besok?" Tanya bara.

"Belum sih. Rencananya ya besok aja. Diomongin sekalian. Tapi pasti mereka udah tau kalo kedatangan kita rame-rame ya mau ngelamar risa" jelas salva.

"Bun. Kalo diundur aja gimana? Gak apa-apa kan ya?" Tanya bara.

Salva memicingkan matanya menatap bara dengan curiga. Karena 2 bulan yang lalu dia yang sangat excited untuk ini semua. Tapi tiba-tiba dia mau membatalkannya.

"Kamu kenapa bar? Apa yang kamu pikirin?" Tanya salva.

"Hmm engga ada apa-apa. Bara cuma mau nyiapin mental lagi aja" katanya mengelak.

"Bara, mau jujur gak sama ibun?" Katanya yang sudah tau seperti ada sesuatu yang bara sembunyikan darinya.

"Ehmm. Gini bun. Hmm oiya aya kan 2 bulan lagi ulang tahun. Nah makanya bara maunya ngelamar di tanggal itu aja." Ucap bara.

"Loh? Ya di ulang tahun risa kita buat acara tunangannya dong." Saran salva.

"Hmm engga deh bun. Gitu aja deh kayanya. Oiya bun, bara ada janji sama aro. Pokoknya besok kita undur aja ya." Kata bara dan dia langsung meninggalkan kamar salva.

"Aneh."

"Bun. Gimana jadinya?" Tanya roney yang baru masuk kamarnya dan membuyarkan lamunan salva yang sedang memikirkan bara.

"Eh yah. Kaget" kata salva.

"Kenapa sih?" Tanya roney.

"Besok gak jadi kata bara. " ucap salva.

"Hah!? Kenapa?" Tanya roney yang juga kaget.

"Tanya aja sama anak kamu. Aku pusing" katanya.

"Eh serius bun. Kenapa dia? Kamu juga kenapa pusing? Sakit?" Tanya roney.

"Engga ron. Aku kepikiran sama bara, firasatku bilang si bara lagi ada masalah. Tapi dia gak mau cerita sama kita." Katanya

"Hmm yaudah nanti coba deh aku ngomong sama dia. Siapa tau sama aku mau cerita" ucap roney.

"Iya, semoga aja dia mau terbuka sama kamu" ucap salva.

"Yaudah sekarang kamu mau apa? Sini aku pijitin." Tawar roney.

"Gak usah. Pengen rebahan aja dipaha kamu. Sini. elusin pala aku juga yaa" kata salva.

"Siap sayangku" roney langsung mengambil posisinya dan mengelus kepala salva dengan lembut.

"Gak nyangka ya bara udah gede, bentar lagi udah mau berumah tangga" ucap salva.

"Aku bangga sama bara sal. Dia tumbuh jadi anak yang baik. Makasih ya kamu udah bimbing dia" kata roney.

BarisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang