"Kamu seneng?" Tanya bara.
Saat ini mereka masih berada di puncak. Tepatnya kawasan warpat. Setelah tadi mereka memesan mie, sekarang mereka menikmati dessertnya. Ada poffertjes dan roti bakar.
"Aku seneng banget. Gak ekspek bakal di ajak kesini. Kenapa gak dari kemaren sih kamu ajak aku kesini" kata aya. Bara hanya tersenyum saja.
"Aku juga seneng ngeliat kamu seneng. Kamu harus selalu bahagia ya ay" ucap bara
"Aku bahagia kok. Kan ada kamu yang bahagiain aku." Kata aya sambil tersenyum.
"Aku akan selalu usahain itu ay. Tapi aku minta maaf kalo nanti kedepannya ada perilaku aku yang mengecewakan buat kamu." Ucap bara
"Maksudnya?" Tanya aya yang heran.
"Engga. Gak apa-apa." Kata bara. Aya hanya diam saja sibuk dengan poffertjesnya.
"Ay, tolong tetep sama aku ya apapun keadaannya. Aku sayang banget sama kamu." Ucap bara tiba-tiba sambil menggenggam tangan aya.
"Bar? Kamu kenapa?" Tanya aya yang bingung dengan sikap bara.
"Aku gak apa-apa. Cuma pengen ungkapin perasaanku aja. Aku pikir, hidup aku setelah sama kamu jadi lebih berwarna. Dan aku gak tau kalo nantinya kamu ninggalin aku, keadaanku akan gimana nantinya." Kata bara
"Kok tiba-tiba overthinking gini? Aku gak ada kepikiran mau ninggalin kamu kok. Kenapa sih? Hmm?" Tanya aya sambil mengelus tangan bara yang ada di genggamannnya.
"Engga. Oh iya, kamu mau jagung bakar gak?" Tanya bara mengalihkan. Aya tak menjawab, dia diam berfikir seperti ada yang aneh dengan bara.
"Aku pesen dulu deh jagung bakarnya. Nanti kita makan berdua ya" ucap bara lagi. Dia langsung melepas genggaman tangannya dan pergi meninggalkan aya kedepan.
Aya termenung dengan sikap bara. Kenapa bara tiba-tiba overthinking dengannya? Apa ada yang salah dari sikapnya selama ini? Makanya bara berpikir aya akan meninggalkannya.
Dalam lamunannya aya hanya memikirkan dirinya sendiri, padahal ada hal yang lebih penting yaitu fakta permasalahan bara yang masih dia pendam.
"Nih sayang jagungnya" kata bara yang datang membawa jagung bakar membuat aya sedikit kaget dari lamunannya.
"Eh iya. Aku abisin ini dulu. Nanti lanjut ke jagung bakarnya. Kamu makan duluan aja." Katanya.
Tanpa berbicara bara malah meninggalkan aya, lalu dia kembali dengan membawa piring dan pisau. Karena jagungnya terlalu besar, bara berinisiatif mengiris jagung itu agar mudah dimakan oleh aya.
"Kok digituin?" Tanya aya.
"Biar kamu gak susah makannya. Lagian nanti belepotan kalo makan dari jagung langsung" ucap bara. Aya hanya tersenyum.
Sebenernya sudah sering dia mendapat princess treatment seperti ini dari bara, tapi entahlah dia masih selalu salting dengan sikap bara. Mungkin bara pun gak menyadari kesaltingan aya. Karena dia nampak biasa saja melakukannya.
"Aku cobain dulu ya" ucap bara. Aya menggangguk.
"Lumayan rasanya. Aku mesen gak begitu pedes. Soalnya kan udah malem. Nanti sakit perut" kata bara.
"Suapin" kata aya. Bara tersenyum lalu menyuapkan jagung kedalam mulut aya.
"Suka gak?" Tanya bara
"Suka. Enak banget" ucap aya. Bara langsung menyuapkan lagi jagung ke dalam mulutnya sendiri.
"Perasaan biasa aja rasanya." Ucap bara setelah merasakan jagungnya kembali.
"Pokoknya kalo disuapin kamu, makanan apa aja jadi enak banget" kata aya. Bara tersenyum
KAMU SEDANG MEMBACA
Barisa
Teen FictionJangan lupa baca Roney Salva karena ini adalah sequelnya. Thankyou!