"Jadi gimana?" Tanya roney yang langsung to the point.
Beruntungnya saat sampai di cafe, pengunjung tidak terlalu ramai. Bara memilih tempat paling ujung, agar dia nyaman berceritanya.
"Menurut yayah, bara udah siap belom untuk menjalin hubungan yang lebih serius?" Tanya bara.
"Jangan tanya yayah ataupun orang lain. Pertanyaan itu yang bisa jawab cuma kamu. Kenapa bar? Ada masalah apa?" Tanya roney. Sambil berbincang mereka juga menikmati cemilan dan minuman yang tadi sudah dipesan.
"Yayah maunya bara nikah cepet atau nanti aja?" Tanya bara.
"Hmm.. kalo boleh jujur, yayah sebenernya pengen kamu cepet nikah bar. Ya yayah sama ibun udah tua, umur gak ada yang tau. Jadi yayah sama ibun pengen dampingin kamu sampe nikah, ngeliat kamu bahagia sama wanita pilihan kamu, dan pengen juga ngerasain gendong cucu. Tapi yayah sama ibun gak mau maksa kamu. Semuanya kamu yang akan jalanin, kamu yang akan ngerasain dan kamu yang tau baiknya gimana. Jadi yayah sama ibun cuma bisa suport kamu aja" jawab roney.
Mendengar hal itu bara tertegun, dia sangat takut untuk bercerita. Memang dia sudah siap dengan konsekuensinya, tapi dia tetap saja takut. Karena hal ini pasti sangat mengecewakan kedua orang tuanya.
"Yah" panggil bara.
"Hmm"
"Aku minta maaf" kata bara.
"Maaf untuk apa?" Tanya roney. Bara menghembuskan nafasnya berat.
"Bismillah. Ayo bar!"
"Bara boleh gak cerita dulu sama yayah?" Tanyanya.
"Ya boleh. Kan emang kesini buat denger cerita kamu" jawab roney.
"Iya. Yayah inget gak waktu risa baru pulang ke indo terus bara kerumah risa mau ambil oleh-olehnya, tapi bara malah gak pulang? Dan nginep ditempat edi?" Tanya bara.
"Inget. Kenapa? Kamu bohong ya?" Tebak roney.
"Iya. Maaf yah" katanya.
"Kamu kemana?" Tanya roney. Nadanya sudah mulai berubah menjadi kesal.
"Bara ke club, sama edi giska dan kiara. Bara mabok yah, gak kekontrol" katanya lagi. Roney hanya diam menatap bara dengan tatapan kesalnya.
"Terus bara ternyata dibawa ke hotel sama mereka. Bara gak tau apa yang bara lakuin, bara sama sekali gak inget yah. Dan saat bara bangun paginya, ada kiara disamping bara. Dan kiara bilang, bara udah ngelakuin hal itu sama kiara" kata bara sambil menunduk.
"Angkat kepala kamu" ucap roney dengan nada yang sangat tegas. Bahkan bara pun tak pernah mendengar sebelumnya.
PLAK!!
Tamparan keras yang diberikan roney tepat di pipi bara, saat dia menegakkan kepalanya. Bara hanya diam saja menahan sakit dipipinya."Gila kamu." Ucap roney dengan menahan amarahnya.
"Bara minta maaf yah" ucap bara.
"Kamu udah ngerusak anak orang bara! Kamu tau kan!? Apa saya pernah ajarin kamu kaya gitu?!" Tanya roney. Bara hanya menggeleng saja.
"Kalo ibun tau gimana bara??!!"
"Kamu sekarang bisa bahagia sama risa? Tapi kamu mikir gak gimana kiara yang udah kamu rusak? Gimana kalo gak ada laki-laki yang mau nerima kekurangan kiara?" Ucap roney lagi. Bara terdiam.
"JAWAB SAYA!" Roney berteriak. Hingga para pengunjung serta pegawai resto seketika menengok ke arah mereka.
Roney menghembuskan nafasnya guna meredakan sedikit emosinya. Lalu dia melihat kearah pengunjung lainnya guna meminta maaf dengan gesturenya. Saking emosinya, roney melupakan bahwa dia sedang di tempat umum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Barisa
Teen FictionJangan lupa baca Roney Salva karena ini adalah sequelnya. Thankyou!