Matahari tenggelam di ujung Cakrawala, pemandangan cerah dicampur oleh gelapnya malam membuat Helen terkesima.
"Hari sudah mau malam, bagaimana kalau kita istirahat?" Aria berkata mencairkan suasana.
"Tentu saja, kau kelelahan ya." Kyran berkata dengan lembut sebelum memberhentikan kuda mereka, Helen yang berada di belakangnya ikut berhenti, sebenarnya ia tidak lelah karna toh dia hanya duduk, tapi kuda pasti juga butuh istirahat jadi Helen menuruni kudanya dan mengikatnya disebuah akar pohon yang tebal dan besar.
"Kita harus mencari kayu bakar agar tidak kedinginan." Helen menatap kearah langit langit, salju turun ke wajahnya yang cantik.
"Benar, ayo kita mencarinya bersama!"
Aria bersemangat.Kyran berekpresi datar, ia menatap kedua gadis di depannya.
"Tetaplah berada di sisiku jika ingin aman" Kyran melanjutkan kata katanya dan membangun sebuah tenda. Tenda itu belum setengah jadi, ada beberapa bahan yang harus mereka siapkan.
"Kita tidak akan pergi jauh, benar kan Nyonya Helen?"
..Nyonya? walau canggung Helen tetap mengangguk pelan dan tersenyum, ia memperhatikan hutan yang berada dibelakangnya, ia memiliki ketakutan yang sama seperti Helen, kegelapan. Anehnya ia takut akan kegelapan tapi tak takut akan kesendirian, dirinya benar benar mirip dengan Helen.
Setelah membangun tenda yang setengah jadi, Kyran berjalan kedepan dan memasuki hutan, kedua gadis itu mengikutinya dari belakang. Ada beberapa hewan liar yang berlari menjauh dari mereka, dan ada yang hanya diam ditempatnya.
Dinovel nya saat itu, Aria tak sengaja tergigit oleh ular, ular itu sebenarnya menargetkan Helen tetapi Helen langsung membuang dan melemparkannya pada Aria, yang membuat Ular itu menggigit kaki Aria.
Helen tak bisa membiarkan mejadian itu, dia harus meningkatkan kewaspadaannya, walau kejadian itu akan tetap terjadi bagaimanapun juga, yang harus ia lakukan adalah tak melukai Aria agar tak memicu kemarahan sang putra mahkota, putra mahkota tidak akan peduli padanya jika ia terkena bisa ular pula.
"Pemandangan disini gelap sekali, aku hampir tak bisa melihat apapun." Ucap Aria.
Helen mengangguk dan memusatkan perhatiannya pada obor yang patah, ia mengambil obor itu. "Apakah kalian memiliki korek?"
Kyran dan Aria menatap Helen yang berjongkok dan memegang sebuah obor.
"Apa yang ingin kau lakukan?" Kyran menatap Helen dan mengeluarkan sebuah korek api yang hampir habis dari kantungnya, itu untuk merokok.
"Apa ini bisa digunakan?" Tanya Kyran.
"Ya apa aku boleh meminjamnya?" Helen tersenyum lembut.
"Ambilah aku tak membutuhkan itu lagi." Kyran melempar korek tersebut hingga itu mengenai kepala Helen, walau kesal Helen mengusap dadanya dan mengambil korek tersebut.
Tepat saat Helen ingin menyalakan korek tersebut, ia merasakan sesuatu mengelilingi kakinya. Matanya terbelalak kaget menyadari bahwa yang melilit kakinya adalah seekor ular.
"Nyonya Helen!" Aria melangkah menjauh, ia ingin menyelamatkan Helen tetapi ia tidak bisa.
Kyran menatap Helen, dirinya segera berlari menuju Helen dan menebas ular tersebut. Terlambat ular tersebut sudah menyebarkan bisa beracunnya, kaki Helen lemas ia tidak bisa berdiri.
Helen menahan dirinya agar tidak muntah, ia membelai pergelangan kakinya yang terkena oleh bisa ular tadi, Kyran menghampirinya dan memeriksa kakinya yang terluka.
"Tidak terlalu parah, bersyukurlah aku menyelamatkan mu." Kyran menatap Helen acuh tak acuh sedangkan Aria memandang mereka dengan ekspresi khawatir diwajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tragic Fate
Fantasíaseorang remaja yang saat itu sedang pulang dari pekerjaannya. pada pukul 11 malam tanpa ia sadari sebuah truk melaju kencang didepannya. badannya berhenti bergerak dan brak! ------ Kini sekarang bukannya mati dia malah bereinkarnasi menjadi putri an...