seorang remaja yang saat itu sedang pulang dari pekerjaannya. pada pukul 11 malam tanpa ia sadari sebuah truk melaju kencang didepannya. badannya berhenti bergerak dan brak!
------
Kini sekarang bukannya mati dia malah bereinkarnasi menjadi putri an...
Helen membuka matanya, ia mengusap matanya di karenakan pandangan nya masih kabur. Dia menatap gelapnya istana di malam hari dan dia menyadari bahwa seseorang menunggunya dengan kepala bersandar di samping sisi kasurnya.
Ia tersenyum pelan menyadari bahwa itu kekasihnya. Kyran, tertidur lelap dengan luka perban di sekitar tubuhnya baik kepala sampai badan.
Helen mengangkat tangannya, mengelus rambut hitam milik suaminya.
Merasakan seseorang mengelus kepalanya, Kyran sontak mengangkat kepalanya, menatap Helen yang tersenyum lembut padanya. Ia sekuat tenaga menahan air mata yang mengumpul di pelupuk matanya.
"Helen..Syukurlah." Kyran segera bangun dan memeluk tubuh kecil Helen. Membuat Helen sedikit sesak karna betapa ketat Kyran memeluknya.
"Kau, sudah pingsan selama kurang lebih dua puluh tujuh hari." Ucap Kyran sambil tetap mempertahankan pelukannya.
Helen sedikit terkejut, ia sudah pingsan selama ini, dia menghela nafas dan menatap ke arah jendela. "Bagaimana dengan Aria?"
Kyran mendengus kesal begitu Helen mengucapkan nama Aria, ia mengangkat kepalanya dan menatap mata kuning Helen. "Dia masih ditahan dipenjara. Fellencia mau kau yang memberinya hukuman." Jelasnya.
"Hukuman.." Helen mengelus dagunya, pikiran nya tentang memberikan hukuman tenggelam pada Aria terus melayang layang di kepala nya.
"Apa aku boleh bertemu dengan—nya?" Pertanyaan Helen membuat Kyran segera menggelengkan kepala nya cepat.
"Kau belum sepenuhnya pulih, bagaimana jika melukaimu lagi? kau akan bertemu dengannya di gerbang keadilan." Jelas Kyran.
"Jadi, kapan aku bisa pergi kesana?" Tanya Helen.
"Setelah kau pulih sepenuhnya." Jawaban yang singkat itu membuat Helen menghela nafas pelan, dan kembali membaringkan tubuhnya yang masih lelah.
Ia bisa merasakan banyak perban di perutnya, dan pikirannya kembali mengalir pada orang orang yang sudah membantunya sebelumnya, raut wajahnya kembali berubah menjadi gelisah dan khawatir. "Kyran, apa kau melihat seorang kakek kakek pendek yang terluka suatu rumah di pantai?"
Kyran berpikir sejenak sebelum menjawab. "Ya, jika tak salah ingat, kakek itu masih hidup walau kedua tangan nya patah."
Kini perasaan Helen diliputi rasa bersalah, jika saja ia tidak tinggal disana lebih lama, mungkin Sylvanth masih bisa menggunakan kedua tangannya. "Kakek tua itu menyelamatkanku, aku tak tahu bagaimana nasibku jika tidak ada dia." Ucap Helen sembari menatap langit langit kamar.
Ia bisa merasakan tangan kekar Kyran mengelus lembut pipinya. "Aku akan menentukan hadiah untuknya, jangan khawatir dan tidurlah."
Dibalas senyuman oleh Helen, ia akhirnya menutup mata nya, esok ia ingin segera keluar dari kamar dan memeriksa keluarganya. Benar, ia sadar bahwa keluarga nya berada di Servasy Hazel, terlebih lagi ia juga melihat adik perempuannya yang hampir terluka karna Lucian.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi yang cerah dimana kupu kupu berterbangan di mana mana. Helen berada di taman istana dengan Kyran yang merangkul pinggang nya. "Kau keras kepala sekali.." Keluh Kyran.
Sedari pagi ia sudah melarang helen untuk keluar kamar, namun gadis itu tetap kekeuh dan memaksa.
"Maafkan aku, aku bukan tipe orang yang suka berdiam diri di satu ruangan." Ucapnya sambil mengelus bunga matahari di taman itu. Ini masih sekitar pukul enam dimana orang orang belum memulai aktivitas mereka, jadi Helen tak melihat orang orang ditamab itu, hanya dia dan kekasih nya.
Di ujung taman, ia bisa merasakan ada seseorang memperhatikannya, disanalah ia melihat sosok berambut putih dengan mata merahnya yang indah menatapnya, sesaat setelah menyadari Helen menatapnya, ia segera memalingkan wajahnya dan menjauh.
Helen sedikit kebingungan, apakah Fellencia masih membencinya atau dia masih merasa bersalah. tak memaksa gadis itu meminta maaf, tetapi ia berharap Fellencia meminta maaf karna telah meninggikan suaranya dan menuduhnya dulu.
"Kyran, apa kau boleh memanggil Fellencia? aku ingin berbicara dengannya." Pinta Helen dibalas anggukan oleh Kyran.
Pria itu segera menghampiri adiknya yang tengah di kelilingi oleh kupu kupu, dia bisa menyadari bahwa Fellencia menjaga jarak dari Helen, dia tidak tahu apa yang terjadi tetapi sepertinya Fellencia dulu telah bersikap kasar pada Helen saat dia menjalankan misi.
"Fellencia, Helen ingin berbicara denganmu." Singkatnya.
Fellencia yang menyadari suara dari kakak laki-laki tak menoleh. Bukan karna ia sombong, tetapi ia malu. "Aku tidak bisa."
"Mengapa?"
Fellencia menghela nafas dan akhirnya menatap Kyran. "Aku merasa bahwa aku tak pantas berada di dekat Helen, terlebih lagi dulu aku telah bersikap kasar pada nya, aku benar benar mera-"
"Kalau begitu minta maaf lah." Belum sempat Fellencia menyelesaikan kalimatnya, Kyran sudah lebih dahulu memotong nya.
Fellencia sadar bahwa memang seharusnya ia meminta maaf, tetapi ia benar benar tak punya nyali, ia juga tidak terlibat dalam penyelamatan Helen membuatnya benar benar merasa seperti beban yang tak berguna.
"Minta maaf padanya, Fellencia." Kyran kembali mengulang kata-katanya.
Dengan anggukan pelan, Fellencia menatap Helen yang sibuk memandangi bunga bunga disekelilingnya. Ia perlahan menghentakkan kakinya ke arah dimana kakak iparnya berada.
Dia kini berhadapan dengan Helen, hanya bunga dan daun yang menghalangi jarak mereka. Fellencia tak berani menatap mata milik Helen, tangannya gemetar.
"Aku.. benar-benar meminta maaf!" Fellencia meninggikan suaranya agar Helen bisa mendengarnya, tak lupa ia juga merendahkan bahu nya.
Helen sedikit kaget karna kemunculannya yang tiba tiba, tetapi ia tersenyum dan kemudian memperdekat jarak diantara mereka. "Aku senang kau meminta maaf Fellencia. Aku sudah memaafkan mu."
"Aku tahu aku tidak pantas, tapi.. Terimakasih." Kepalanya nasib tertunduk kebawah. "Jika saja aku mempercayaimu, jika saja aku membelamu, kau tak akan terluka. Aku benar benar minta maaf." Air mata kini menggenang di pipi Fellencia.
"Angkat kepalamu, ini semua bukan salahmu." Helen bisa melihat gadis dihadapannya bergetar, dia menghela nafas pelan dan menepuk kepalanya. Fellencia dua tahun lebih muda darinya, jadi sepertinya tak masalah menepuk kepala adik dari suaminya.
Masih bertahan dengan isakannya, Fellencia menyingkirkan tanaman yang menghalangi jarak diantara mereka, dan segera memeluk Helen erat.
Dari jauh, Kyran memperhatikan mereka dan tersenyum, perasaannya campur aduk, ia senang adiknya meminta maaf dan memutuskan untuk menjalin hubungan baik dengan Helen, tetapi di satu sisi yang lain ia juga kesal karna Fellencia memeluk istrinya begitu erat.
🌊🌊🌊
Tamat.
gak deng
Yelen kemana? lagi tidur lah kan masih pagi, walau dia putri dia kan juga bisa jadi kebo kaya kalian
Btw si Kyran ini kesel karna adiknya meluk istrinya atau karna istrinya dipeluk adik nya ya? 😏😏
Mohon maaf apabila ada kesalahan atau typo dalam teks dan mohon koreksinya
Aku butuh vote dan saran dari kalian Terimakasihh 💗💗